Rabu, 02 Agustus 2017

Ketika Api Harus Berkorban



Aku hanya bermain-main dengan perasaan ku sendiri. Menyeret diri mu dalam angan-angan,  membayangan kita menjadi satu dalam ruang dan waktu. Angan ku selalu menangih untuk terus-terus mengunci mu dalam hati. Aku sering bertanya pada Tuhan kapan ia menjawab doa ku tentang mu. Sepertinya Ia hanya mengizinkan mu singgah dalam mimpi-mimpi ku saja.

Ada perasanaan gembira tiap kali melihat status facebook mu  muncul di beranda ku, jangankan melihat status mu, setiap orang yang menyebut nama mu wajahku akan tersipu malu memerah seperti terbakar. Menggila karena memikirkan mu yang tak sama sekali mengenal ku.

Kau selalu bermain-main dalam hati ku tidak meminta izin untuk masuk sebelumnya.  Padahal sebelum kehadiran mu, aku mengharamkan makhluk yang bernama laki-laki untuk menguasai jalan pikiran ku. Tetapi kamu masuk tanpa permisi. Mulai dari situ benteng pertahananku di hujani busur cinta palsu.

Hati ku bukan taman kanak-kanak tempat untuk kau bermain-main. Kobaran api selalu memunuhi hati saat melihat diri mu dengan wanita lain. Aku kesal menemukan mu acuh pada diri ku. 

Seringkali aku berusaha membuang hadir mu dalam hati ku menepis pikiran tentang mu, namun tanpa permisi kau masuk kembali dan menghuninya lagi. Aku lelah sampai kapan ini harus terjadi,  aku hanya berputar dalam rotasi yang sama. 

Satu jalan yang dapat ku tempuh  yaitu membakar diri mu dengan api pengorbanan,  sebab aku yakin akan banyak api pengorbanan yang harus di persiapkan. Tuhan jika  mendengar pinta ku ini bakarlah pikiran ini bersama dengan cinta ku padanya.

Sesungguhnya kau ciptakan api bukan hanya untuk menghabiskan nyawa si kayu, namun kau ciptakan api untuk diri ku membakar angan tentang dirinya.

Tangerang, 2 Agustus 2017
Indahnya Melukis Hari
#30DaysWritingChallenge #30DWC #Days28


0 komentar:

Posting Komentar

 

Melukis Hari dengan Kata Template by Ipietoon Cute Blog Design