Aku hanya bermain-main
dengan perasaan ku sendiri. Menyeret diri mu dalam angan-angan,
membayangan kita menjadi satu dalam ruang dan waktu. Angan ku selalu
menangih untuk terus-terus mengunci mu dalam hati. Aku sering bertanya pada
Tuhan kapan ia menjawab doa ku tentang mu. Sepertinya Ia hanya mengizinkan mu
singgah dalam mimpi-mimpi ku saja.
Ada perasanaan gembira
tiap kali melihat status facebook mu muncul di beranda ku, jangankan
melihat status mu, setiap orang yang menyebut nama mu wajahku akan tersipu malu
memerah seperti terbakar. Menggila karena memikirkan mu yang tak sama sekali
mengenal ku.
Kau selalu
bermain-main dalam hati ku tidak meminta izin untuk masuk sebelumnya.
Padahal sebelum kehadiran mu, aku mengharamkan makhluk yang bernama laki-laki
untuk menguasai jalan pikiran ku. Tetapi kamu masuk tanpa permisi. Mulai dari
situ benteng pertahananku di hujani busur cinta palsu.
Hati ku bukan taman
kanak-kanak tempat untuk kau bermain-main. Kobaran api selalu memunuhi hati
saat melihat diri mu dengan wanita lain. Aku kesal menemukan mu acuh pada diri
ku.
Seringkali aku
berusaha membuang hadir mu dalam hati ku menepis pikiran tentang mu, namun
tanpa permisi kau masuk kembali dan menghuninya lagi. Aku lelah sampai kapan
ini harus terjadi, aku hanya berputar dalam rotasi yang sama.
Satu jalan yang dapat
ku tempuh yaitu membakar diri mu dengan api pengorbanan, sebab aku
yakin akan banyak api pengorbanan yang harus di persiapkan. Tuhan jika
mendengar pinta ku ini bakarlah pikiran ini bersama dengan cinta ku
padanya.
Sesungguhnya kau
ciptakan api bukan hanya untuk menghabiskan nyawa si kayu, namun kau ciptakan
api untuk diri ku membakar angan tentang dirinya.
Tangerang, 2
Agustus 2017
Indahnya Melukis
Hari
#30DaysWritingChallenge
#30DWC #Days28
0 komentar:
Posting Komentar