“Memang apa susahnya si
tinggal jawab ya terus menikah? kan sudah kelihatan kalau dia cowo baik-baik,
pekerjaannya jelas, tampang ok, body
bagus kurang apa coba!.” Diseruputnya es capucino
yang baru diantar pelayan satu menit yang lalu.
“Benar dari segi fisik
dan penampilan memang dia cowo yang tidak ada cacatnya.” Sambil melahap mie
ayam makanan favorit anak muda zaman sekarang.
“Nah itu sadar. Kenapa
masih mikir. Zaman sekarang ini banyak anak muda yang gak jelas pekerjaannya,
perlu dicatat jarang diusia yang masih cukup muda tapi karir sudah mumpuni.
Kadang gw masih suka bingung sama jalan fikiran lw Kar. Kalau aja gw belom
menikah sama Adit udah gw sikat si Rommy.”
Karina tersenyum menanggapi
tingkah kesal sahabatnya. Dini sahabat yang tak pernah bisa diam walau hanya
satu menit, ada saja yang dikomentarinya entah mas-mas yang sedang lewat, make up pelayan yang terlalu menor,
pesanan yang lama datang dan masih banyak lagi topik hangat yang membuat
bibirnya gatal untuk berucap. Karena bakatnya itu Dini menjadi salah satu
penyiar radio terkemuka di Jawa Timur. Ketika masih SMA Dini salah satu penyiar
yang ditunggu-tungu suaranya, bahkan ia memiliki julukan ratunya para cempreng.
Hal tersebut yang selalu membuat Karina kangen dengan sahabatnya walaupun Dini
orang yang berisik dan ramai Karina tidak pernah malu ketika sedang jalan
bersamanya.
Siang ini yang menjadi
topik panas Dini adalah Rommy cowo yang dahulu sama-sama sekolah dengan mereka
sedang gencar mendekati Karina, gadis kaku yang sulit mengekspresikan dirinya.
Dari semasa sekolah Rommy sudah terang-terangan menampakkan rasa sukanya pada
Karina, kadang ia juga sering mengajak Karina untuk pulang bersama menggunakan
sepedah motornya. Namun tak sedikitpun Karina menanggapi rasa cinta Rommy. Semasa
sekolah sampai saat ini bisa dihitung jari berapa banyak laki-laki yang menjadi
temannya. Semasa Karina kecil ia sudah ditanamkan agar menjaga jarak dengan
para lelaki. Orang tuanya akan berubah menjadi galak ketika mendapati Karina jalan
bersama makhluk yang bernama laki-laki. Ibunya selalu berpesan jangan pernah
salah untuk menaruh suka pada lelaki yang kurang baik dalam pergaulan, karena
sekali terjerat dengan gombalan mereka maka akan sulit untuk melepaskan jeratan
tersebut.
“Semua anak diangkatan
kita sudah menikah. Bahkan banyak yang sudah memiliki anak. contohnya Ika teman
sekelas kita itu sudah memiliki 4 orang anak. memang kamu tidak iri sama dia?”
Dini melahap suapan terakhir nasi ramesnya.
“Mas minta air
mineralnya satu botol.” Karina memotong pembicaraan mereka.
“Mulai deh kalau gw
sudah menjurus kemasalah anak pura-pura gak dengar.”
Kini gilian Karina yang
menatap tajam perempuan yang ada di depannya. Dini asik mengaduk-aduk es capucino mencari kesibukan menghindar
dari tatapan sahabatnya, ia sadar Karina mulai bosan dengan topik siang ini.
Keduanya sama-sama diam, suara pengunjung kantin sehat tempat kerja mereka
menjadi saksi ketegangan keduanya. Kenapa harus menyinggung tentang anak apa
salahnya dengan jalan hidup yang dipilihnya toh selama ini orang tuanya tak
pernah memaksanya untuk segera menikah.
“Gw memang bodoh kalau
sampai melewatkan kesempatan emas ini. Laki-laki impian para wanita datang
secara cuma-cuma menawarkan kehidupan rumah tangga yang bergelimang harta.” Ia
menggeleng-gelengkan kepalanya seperti sedang mengasihani diri sendiri menarik
nafas lalu menghembuskannya dengan berat.
Dini merubah posisi
duduknya. Ia sadar kini saatnya Karina akan berbicara dengan serius.
“Apalagi dizaman serba
sulit ini. Gw gak usah harus capek berangkat sebelum matahari terbit demi
mengejar kereta dan berdesakan di dalamnya.” Sambil meneguk air mineral.
“Terus alasannya apa?”
“Itu lw sudah hafal betul.” Dini tambah penasaran dengan Karina.
Ternyata selama ini
Dini dan Rommy sering bertukar informasi tentang Karina. Rommy masih menyimpan
suka, walaupun sudah berlalu selama lima tahun. Tetapi api cinta untuk Karina
tetap menyalah dihatinya. Bagi Rommy cara mudah untuk mengetahui perempuan
berjilbab yang disukainya itu dengan menggali banyak informasi dari sahabatnya.
Karina memulai percakapannya kembali. Wanita berkaca
mata di hadapannya masih setia menunggu kalimat yang akan keluar dari mulut
gadis berkulit sawo matang itu.
“Lw mau tahu satu hal
yang Rommy gak punya? Benteng terkuat bagi seorang laki-laki, yaitu keimanan.”
Dini mulai bingung
mendengar alasan Karina.
“Zaman sekarang kita
gak butuh laki-laki soleh tapi laki-laki berduit. Emang lw mau menikah sama
cowo soleh tapi kantongnya tipis?” Tanyanya meremehkan.
“Kenapa gak. Gw yakin
dengan sifat solehnya itu dia mampu menjaga kehormatan isterinya. Laki-laki
soleh itu lebih mahal dari langit, bumi dan seisinya.” Karina mulai
mengebu-gebu ia semangat untuk menghentikan sikap jahil Dini.
Dini tak mampu
berkata-kata lagi, ia menarik nafas pasrah. Ia kalah telak dengan Karina.
“Dari mana lw tahu
tentang keimanan Rommy? Selama ini kan lw yang selalu menghindar.” Kini giliran
Dini yang sewot.
“Kalau memang sayang
dan mau sama gw. Ngapain susah payah mencari informasi dari lw. Laki-laki baik
dan gentel pasti langsung datang ke
rumah calon mertua.” Karina tersenyum seperti sedang meremehkan Rommy.
“Ya mungkin bel.”
Belum sempat Dini
melanjutkan kalimatnya Karina terlebih dahulu memotong ucapannya.
“Ingat Din ketika kita
memutuskan untuk menikah, pertama yang harus menjadi bahan pertimbangan kita
adalah keimananya. Kalau ia memiliki keimanan berarti kita bisa memberi nilai
baginya 1, jika ia tampan kita menambahkan angka 0. Jadi 10. Kalau ia juga
punya harta akan bertambah 0 lagi. Jadi 100. Kalau dia cerdas tambahkan 0 lagi.
Menjadi 1000 tetapi jika ia tidak memiliki yang pertama maka ia hanya bernilai
000. Sama saja tidak bernilai sama sekali.”
“Rommy memang lelaki
baik-baik. Yang memiliki segalanya tetapi gw gak mencari itu. Dari dahulu gw
gak pernah mau berurusan dengan cinta monyet karena gw punya standar harus
bagaimana cowo yang akan menjadi pendamping hidup gw.”
Karina berharap dengan
jawabannya Dini akan mengerti tentang dirinya. Selama ini Karina selalu menghindar
membicarakan lawan jenis. Baginya masih banyak hal penting dan menarik untuk
didiskusikan. Setelah mendengar panjang lebar jawaban Karina sepertinya Dini
semakin mengerti tentang sahabatnya.
“Ok sekarang gw tahu
apa yang selama ini menjadi bahan pertimbangan lw. Sebagai sahabat tugas gw
hanya mendukung apa yang menjadi keputusan lw.” Dini tersenyum menanggapi
keputusan Karina.
Keduanya sama-sama
tersenyum.
“Yuk balik. Jam
istirahat sudah mau habis.” Ajak Karina sambil berdiri.
“Bayar dulu bu baru
pergi.”
Apa salahnya memutuskan
menjadi wanita kuper dalam percintaan. Nabi dan Rasul tak pernah sekalipun
mengajarkan pacaran. Jika kita memang suka dengan lawan jenis mengapa tidak
lansung merayu sang pemiliki cinta untuk ditakdirnya bersama dengan laki-laki
yang kita cintai. Kodrat wanita memang menunggu lamaran yang datang tetapi ia
berhak memilih siapa yang pantas memberikan pelukan cinta baginya. Alpa diri dari
malam minggu bukan berarti kosongnya hati. Tuhan pasti sudah menyiapkan
laki-laki yang selalu berdoa setiap waktu untuk kita. Karena laki-laki yang
baik hanya untu wanita yang baik pula. Point utama dalam hidup ini adalah menjadi
baik untuk medapatkan yang terbaik.
Tangerang, 19
Agustus 2017
Indahnya Melukis
Hari
Kece Day 3
KINI DEWALOTTO MENYEDIAKAN DEPOSIT VIA PULSA TELKOMSEL / XL
BalasHapusUNTUK KEMUDAHAN TRANSAKSI , ONLINE 24 JAM BOSKU ^-^
WWW.DEWA-LOTTO.NAME
WA : +855 88 876 5575