Selasa, 21 Juni 2016

Mesir oh Mesir




Satu minggu ini lagi tergila-gila baca webtoon kyaaaaa, susah untuk move on dari cerita-cerita yang masih bersambung. Karena perjanjian line dengan creator hanya dapat menerbitkan cerita satu kali dalam satu minggu wuaaahhhhh jadi sedih harus menunggu karena satu minggu bagi gw bukan 168 jam tapi berasa 8760 jam bukan 7 hari tapi 365 hari.
Sambil mengisi waktu luang di bulan ramadhan tahun ini ngabisin waktu dengan berburu cerita-cerita seru di webtton, kalau ramadhan tahun lalu diisi dengan mentuntaskan cerpen yang udah berkarat di laptop sambil berselancar mencari bahan untuk cerpen yang sedang digarap (yaelah berasa novelis sejati aje) kebetulan setingan untuk cerpen tersebut Mesir jadi ramadhan tahun lalu melekat banget dengan Mesir. Tiba-tiba ngiler banget pengen baca novel atau cerita yang berseting Mesir atau tempat-tempat di Timur Tengah, atau jadi kepikiran untuk buat cerpen lagi dengan latar Mesir atau negara yang sekawan.
Woyyyyy mimpi lw tuh banyak tapi ga action-action (hixhixhix bingung sama diri sendiri) setiap tahunnya bertambah mulu mimpi yang gw pengen raih tapi ga ada satu pun mimpi tersebut yang jadi kenyataan. Mungkin karena ga focus sama satu titik jadi semua mimpi gw buyar (huffffttt amfunnn).  Lagu lama lagi-lagi fatamorgana, bangun jangan tidur mulu nanti keburu tua waktu jalan terus focus mana yang mau diraih, jangan sampe bahasa komik atau bloger melekat juga sama diri lw hiatsu fakum selama beberapa saat mending kalau cuma fakum dong tapi kalau sampai hilang arah dan stak di satu tempat naaahhh looohhhh ini yang ribet. Udah jangan kebanyak delusi menghayal ga jelas mikir umur udah semakin tua mana kemampuan lw.
Udah ah ribet makin lama ga jelas gw ngomong, intinya mau ke Mesir... Mesir oh Mesir. Nikah sama orang Mesir aja ahhhh..

Tangerang, 7 Juni 2016
Melukis hari dengan kata














BAGAIMANA AKU BERTAHAN



         Bismillah, akhirnya selesai juga tuntas habis novel Pipiet Senja dengan judul Bagaimana Aku Bertahan catatan hati penyintas thalasemia, ketika melihat novel tersebut di rentetan novel yang terpajang di toko buku langsung tertarik untuk membawa pulang eittsss tapi engga lupa bayar dulu di kasir baru bisa di bawa pulang. Kenapa tertarik untuk membeli karena di cover novelnya ada tulisan thalasemia dan kebetulan pernah buat cerpen dengan latar penyakit yang serupa.
            Kesan pertama ketika membaca sinopsis di balik cover sempat tebak-tebakan di dalam otak siapa si penderita thalasemianya ternyata pertanyaan di dalam otak gw terjawab sudah ketika membaca endorsman tenyata Pipiet Senja lah penderita penyakit kanker darah tersebut, penyakit seumur hidup yang tidak bisa disembuhkan hanya bisa di minimalisir dengan cuci darah sepanjang masa.
            Settingan pertama di buka dengan masa kecil Pipet Senja yang harus keluar masuk RS dari usianya empat tahun, awalnya mereka tidak tahu sakit apa yang diderita Pipiet sampai suatu hari salah satu dokter yang menanganinya memberitahukan tentang penyakit mengerikan yang sebenarnya di derita oleh pasiennya tersebut. Ayah yang seorang tentara dan berpangkat kopral dan bermental baja sampai pasrah dengan keadaan ketika pertama kali mengetahui penyakit anaknya. Tetapi kesedihan tidak selamanya menaungi mereka, Pipiet beserta keluarga berusaha untuk tergar dan ikhlas dengan cobaan yang menimpa mereka.
            Kemiskinan menjadi momok menyedihkan bagi Pipiet dan keluarga, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sulit sekali bagai mereka belum lagi biaya yang setiap pekan harus mereka keluarkan untuk Pipiet orang tua Pipiet harus meminjang uang kepada bank keliling karena kalau tidak nyawa yang menjadi gantinya. Sampai kepada hutang yang sudah semakin menggunung ibunya Pipet stress dan kalap beberapa bulan dirinya harus di opname didalam RS kejiwaan. Demi mengurangi pengeluaran gadis pucat yang bersalah dari Cimahi itu sempat beberapakali menunda jadwal transfusinya. Masa kecil yang menyedihkan dan kemiskinan yang melilit hari-hari mereka tidak ada berhentinya, sampai pada suatu hari Pipiet menemukan bakatnya dibidang kepenulisan dirinya berusaha keras untuk mendapatkan uang dari karya-karya yang dilahirkan olehnya walaupun pernah diomeli habis-habisan karena meminjan mesin ketik kelurahan di kampungnya. Tapi memang Tuhan tidak pernah tidur ketika dirinya ulang tahun sang ayah menghadiahkannya mesin ketik jadul yang diberinama Denok olehnya. Dari mesin ketik tersebutlah ia menghasilkan karya-karya luar biasa demi pembiayaan penyakitnya.
            Setiap kali dirinya sedang kesulitan ia akan memaksakan diri untuk menulis menulis dan menulis karena dengan menulis ia akan mendapatkan honor dan dapat digunakan untuk berobat mungkin kalau dihitung-hitung semasa hidupnya uang Pipiet hanya habis untuk biaya pengobatannya. Ditengah-tengah masa remajanya ia bertemu dengan seorang lelaki bertubuh besar berdarah Batak yang mengajaknya menikah, mereka bertemu tanpa sengaja di tempat yang biasa dijadikan tempat berkumpulnnya para penulis muda di Teater Besar Taman Ismail Marzuki. Akhirnya karena intensitas kedekatan mereka melalui surat menyurat lelaki tersebut memberanikan diri untuk melamarnya di hadapan keluarga Pipie bertepatan dengan acara keluarga di rumah Pipiet. Gegerlah kelurga tersebut, dengan kebijakan sang ayah ia meminta calon menantunya tersebut untuk datang kembali minggu depan dengan membawa saudaranya karena bagaimana pun dalam melamar anak gadis seseorang harus ada etikanya.
            Dengan tragedi penodongan pistol di kepala pemuda batak tersebut ijab qobul pun terlantang juga, awalnya calon pengantin pria ingin mengurungkan niat melamar Pipiet dengan alasan sang ibu tidak setuju kalau dirinya menikah dengan gadis Sunda tetapi karena nasi sudah menjadi bubur penghulu sudah hadir sanak keluarga sudah memadati ruang rumah Pipiet ayah enam orang anak tersebut terpaksa melakukan hal itu, malam pertama mereka dilewati dengan air mata pemuda Batak tersebut tidak ingin berlama-lama dirumah pengantin wanitanya, ia mengajak pergih Pipiet selesai prosesi ijab qobul karena dirinya harus masuk kerja dan sudah tidak dapat jatah cuti, dengan berat hati Pipiet mengiyakan ajakan suaminya tersebut walapun air mata ibunya terus-terusan menganak sungai tetapi dirinya tidak dapat berbuat apa-apa.
            Mustahil mereka langsung dapat kontrakan pada malam itu juga, si batak tidak ingin mengajak istrinya tinggal di kosannya karena ia berbagi tempat tinggal dengan temannya, dengan uang yang pas-pasan mereka menyewa hotal murahan di kawasan Tanah Abang yang biasa dijadikan transaksi narkoba, tempat prostitusi dan segala macam maksiat lainnya karena kalau sampai mereka menyewa kamar di hotel lain uang mareka akan habis dalam sekejap. Hari-hari pernikahannya tidak berjalan mulus dan lancar belakangan Pipiet baru mengetahu bahwa suaminya yang bermarga Siregar tersebut memiliki penyakit kejiwaan, tak jarang diriny akan dituduh melakukan hal yang tidak-tidak dan hal tersebut akan berujung pada pemaksaan sumpah di saksikan oleh Al-Qur’an dan ikrar yang sudah suminya tulis. Ya Allah sedih banget pas baca bagian ini suami yang seharusnya bisa dijadikan tiang sebagai penyanggah dari beban hidup malam menambah beban dalam hidup Pipiet.
            Tidak sampai disana saja kepongahan si Batak ai sempat beberapa kali membawa pulang perempuan jalanan untuk menemani tidurnya disaat Pipiet sedang pulang kampung ke Cimahi ia mendengar dari laporan beberapa tentangganya dan Pipiet pun menemukan bukti kalau laporan tersebut menjadi fakta karena di kolong tempat tidurnya ada beberapa potong CD seorang perempuan. Tak tahan dengan semua keburukan yang terjadi Pipiet menyerahkan semua keputusan kepada ayahnya ia pun bercerai dengan si Batak dan Pipiet kembali ke kampung halamannya dengan membawa buah hatinya yang sampai saat ini tidak diakui oleh suaminya.
            Masa-masa sulit terus menyapanya himpitan ekonomi, kasak-kusuk keluarga dan para tetangga, penyakit yang menjadi teman setia membuat Pipiet semakin pusing belum lagi anaknya butuh susu untuk tetap bertahan hidup, akhirnya ia hanya berusaha bekerja lebih keras lagi menulis menulis dan menulis dan menjajakan hasil tulisannya tersebut kepada para penerbit. Mungkin Tuhan masih menginginkan Pipiet untuk berjodoh dengan si Batak, ia kembali bertemu dengannya tapi kali ini si Batak lebih baik dan memberikan perhatian lebih pada anaknya, awalnya ia menolak ajakan rujuk dari mantan suaminya tersebut, tetapi keadaan yang memaksanya dan kemiskinan yang membuatnya bernyali besar untuk kembali kepelukan si Batak, akhirnya ia memantabkan diri untuk kembali rujuk dengan suaminya belum juga satu bulan masa pernikahan keduanya hal-hal menyakitkan yang dahulu ia dapatkan dari suaminya terulang lagi padalah suaminya sudah berjanji akan berubah dan tidak akan memperlakukan Pipiet dengan kasar tetapi namanya janji ya cuma janji.
            Kesedihan bertambah dua kali lipat perlakukan tidak mengenakan tidak hanya datang dari suaminya saja tetapi ibu mertua yang memang tidak menyukainya seakan-akan ikut berlaku tak adil pada dirinya. Sampai saat itu Pipiet sering sekali bolak-balik seorang diri ke RSCM dan mengantri ke PMII untuk mendapatkan beberapa kantong darah demi menaikan HB darahnya, suami yang berhati iblis tersebut tidak ingin meluangkan waktu untuk mengurusi keperluan isterinya tersebut ia akan berubah menjadi monster kalau Pipiet meminta bantuannya bahkan ketika Pipiet melahirkan buah cinta mereka ia dibiarkannya sendiri di rumah sakit tanpa dampingan dan kata-kata motivasi untuk dirinya, pernah suatu hari karena jadwal transfusinya sudah lewat batas dan HB darahnya hanya 4 gram Pipiet tidak di izinkan dokter untuk pulang karena hal buruk yang akan terjadi dan mereka tidak mau menanggung resiko, dengan berat hati Pipiet menyanggupi permintaan dokter walaupun ia tahu suaminya pasti tidak akan perduli padanya. Dengan persiapan yang tidak ada sama sekali Pipiet terpaksa tidak memakai baju pada malam hari karena ia hanya memiliki satu stel baju ketika dirinya dirawat bahkan untuk mandi saja ia tidak memiliki sabun akhirnya dengan memasang muka badak ia menelepon salah satu penerbit bukunya dan meminta honornya untuk di transfer, setelah honornya di transfer ia membeli dua potong daster ala kadarnya, beberapa makanan dan alat kebersihan, ketika sumianya tahu Pipiet bisa membeli semua itu ia kembali menuduhnya dengan dalil yang tidak-tidak Pipiet hanya bisa menelan pil pahit itu dan menyembunyikan sedihnya.
            Ya Allah sempat beberapa kali menitikan air mata ketika membaca novel Bagaiman Aku Bertahan semoga surga yang di dapat oleh Pipiet Senja dengan keikhlasan dirinya menerima semua takdir Tuhan. Penyakit seumur hidupnya, suami berhati iblis cobaan yang tak kunjung berhenting semoga bisa di tebus dengan indahnya istana Allah untuk dirinya.
            Sebenarnya masih banyak yang mau ditulis tapi karena mata sudah mengantuk dan besok harus kerja mau tidak mau harus menyudahi tulisan kali ini.






Tangerang, 22 Mei 2016
Indahnya Melukis hari


Spesial

             

            Tujuh hari dalam minggu ini menjadi waktu yang menyenangkan buat gw mulai dari senin yang di isi dengan menemani babah dirumah sakit, selasa kontol dan fishioterapy, rabu sibuk nonton, kamis dan jum’at bertemu Jafar dan Fatir yang imoet-imoet, sabtu berenang dan sibuk menguras otak untuk lomba dan minggu di tutup dengan me time ke SAT menghadirkan bedah buku dan workshop kepenulisan bersama bang Tere Liye. Hufft kalau di runut lagi sudah hampir dua minggu ga bisa bocan sampai matahari teriak-teriak tapi semuanya terbayar lunas dengan duduk manis mendengarkan orang-orang keren yang diciptakan oleh Allah untuk singgah sesaat dalam hidup gw.
            Benar yah bunyi salah satu pepatah jangan jadi katak dalam tempurung kalau kita hanya berputar-putar saja di tempat atau lingkungan yang itu-itu mana bisa kita melihat kalau di luar sana ada yang lebih baik dan lebih luar biasa dari lingkungan atau prinsip yang selama ini kita pegang. Hari ini untuk kesekiaan kalinya gw menyaksikan itu. Waktu menyadari kalau menulis itu mengasyikan pengen banget bisa menciptakan buku hasil tulisan dan inspirasi gw sendiri terutama masalah pendidikan dan sampai sekarang harapan itu belum bisa terelisasikan. Kenapa harus menulis karena menurut gw keren aja kalau sampai setiap tenaga pendidik bisa membukukan rekam jejak dari setiap peserta didiknya atau ilmu-ilmu yang sudah kita dapat dari seminar, workshop, pelatihan atau sejenisnya. Pasti bisa dijadikan pelajaran berharga buat para calon ibu atau yang sudah menjadi ibu agar mendidik anaknya ga pake asal-asalan harus pake ilmu.
            Tapi jarang banget ada guru yang mau melakukan hal tersebut pasti mereka akan mentok di waktu lah, sibuk lah, males lah, ribet lah, bingung lah, ga punya kemampuan nulis lah arrrrggghhh atau masalah-masalah lainnya. Pernah waktu lagi asik ngobrol sama salah satu teman setelah dia mendengarkan semua curhatan gw tentang anak-anak murid yang gw pegang dia hanya bilang “kenapa ga dijadiin buku aja Nay” subhanallah dia orang pertama yang kasih gw inspirasi tentang mencoba untuk mengabadikan keberhasilan dalam mendidik peserta didik. Mulai dari situ gw tertarik banget untuk bisa menulis cerita tentang teman-teman kecil yang gw didik itu.
            Kenapa tiba-tiba gw pengen banget nulis lagi tentang anak-anak murid gw? Karena hari ini gw kagum dengan keberhasilan guru-guru SAT yang mampu menuliskan dan menceritakan keseharian mereka bersama anak-anak muridnya tanpa mengenal penyakit yang tadi gw sebutin di atas. Bukannya mereka ibu rumah tangga yang harus ngepel, nyapu, cuci baju, ngegosok, ngurusin anak dan suaminya tapi mereka bisa karena mereka mau belum lagi para bapak guru yang sibuk cari uang atau mungkin mereka juga double job tapi semua itu ga jadi masalah rumit yang membuat kita menyerah pada keadaan tapi bisa melakukan itu semua ga pake nunggu tua atau ide hanya ada di kepala aja sebaliknya mereka langsung bergerak tanpa pikir panjang.
            Buku yang berhasil guru-guru SAT terbitkan sejenis buku sekolah dan rumah tuh harus menjadi mitra dalam mendidik anak-anaknya bukan para orang tua menyerahkan secara utuh anak-anak mereka untuk di didik oleh sekolah tapi peranan penting dalam proses pendidikan untuk seorang anak yahhh rumah yang harus menjadi tempat utama bagi anak-anak untuk melakukan proses belajar dan menjadikan setiap anak mengerti akan perannya masing-masing. Orang tua sebagai tempat sandaran utama bagi setiap anak, tempat bertanya tentang apa yang mereka tidak ketahui, tempat merangkul mereka ketika sedih, tempat utama yang mengulurkan tangan di saat mereka terjatuh. Karena kita ga mau kan di saat tubuh ini sudah renta tak berdaya bahkan mengurus diri saja sulit tapi anak-anak kita malah sibuk di kantornya dengan pekerjaan mereka yang ga ada abis-abisnya. Celakalah kita karena salah mendidik buah hati. Selain itu banyak banget kegiatan sepele yang sebenarnya bisa menjadi hal yang menyenangkan jika kita lalui bersama-sama, contohnya setiap anak akan diberikan tugas oleh gurunya untuk mengenal bau-bauan yang ada disekeliling mereka agar anak dapat belajar tentang kedasyatan indera penciuman yang diciptakan oleh Allah, tetapi tugas itu bukan hanya anaknya saja yang menyelsaikannya tetapi keterlibatan orang tua menjadi hal yang cukup penting. Akhirnya orang tua itu memiliki ide untuk mengajak anaknya pergi jalan-jalan ke pasar untuk mengenalkan tentang bau-bauan yang ada di sekitarnya. Atau proses kimia yang di dapat dari pencucian piring, kalau anaknya tidak pernah di libatkan untuk mencuci piring atau baju mereka tidak akan pernah tau kalai sebenarnya dari mencuci saja akan ada proses kimia dan perubahan wujud.
            Kalau cerita di atas adalah sesi pertama dan sesi keduanya workshop kepenulisan yang diisi oleh penulis terkenal yang hampir semua bukunya menjadi best seller di mana-mana. Awal bang Tere memasuki tempat workshop dengan santai tuh abang berjalan seorang diri tanpa asisten atau ajudan (hehehehehe emang para penulis punya ajudan yaakkk) memakai kaos hijau berlengan panjang, di lengkapi dengan celana jeans berwarna krem dan sepatu tali yang membuat penampilannya pada hari ini sederhana sekali menggendong sebuah tas penuh berisikan perlengkapannya. Yang bikin gw terkesan pertama melihat beliau pada saat MC mau membacakan profilnya dengan gelengan kepala dan langkah kaki menuruni panggung beliau menolak, biasanya kan orang bakalan seneng tuh kalau dibacakan profil dan keberhasilan-keberhasilan dirinya tapi kalau bang Tere dia ga mau bahkan di semua novelnya ga ada satupun catatan tentang dirinya di lembar terakhir hanya di novel Hafalan Sholat Delisa kita bisa melihat sekilas tentang dirinya, subhanallah merendah banget yaa dia tuh ga mau sombong dengan keberhasilannya malah dia berusaha untuk menyembunyikan keberhasilannya kepada semua orang padahal novelnya tuh lari manis udah kaya kacang rebus. Itulah manusia yang jarang kita temui. Manusia zaman sekarang tuh bisanya cuma pamer apa yang mereka punya termasuk gw hehehehehe.
            Masuk deh ke sesi materi, awalnya bang Tere cerita sedikit tentang menulis itu apa setelah dirasa cukup cuap-cuap sebagai kalimat pembuka, semua peserta diminta untuk membuat satu paragraph yang di dalamnya ada kata hitam. Langsung semua peserta sibuk menuliskan ide yang terlintas dalam fikiran mereka karena emang udah lama ga nulis dan langsung ditembak di tempat gw bingung mau nulis apa hahhhahaha ngeles mulu kaya bajaj, setelah membaca satu persatu karya dadakan peserta yang pecaya diri mulai beliau ngasih tau kunci menulis. Katanya setiap penulis harus memiliki sudut pandang yang spesial, jadi inget kata-katanya mas Taufan waktu masih aktif belajar menulis “di bawah langit ini ga ada cerita yang baru” semua cerita yang sudah ada atau yang baru mau ada akan terlihat sama secara garis besar tapi cara pengambilan sudut pandangnya saja yang berbeda contohnya beliau menyinggung novel romantis AAC nya kang Abik sebenarnya sama seperti novel-novel yang sudah ada hanya kisah cinta romantis dan bikin melting yang membawa si pembaca jauh menembus tempat dan waktu, ga harus jauh-jauh nikmatin keindahan Mesir tapi cukup membaca novel tersebut kita bisa hanyut dalam indahnya Mesih kota pyramid plus kisah cinta islami yang masih minim pada saat itu, ga heran kalau sampai novelnya bisa menembus angka yang bombastis karena sudut pandangan yang kang Abik miliki itu spesial. Jadi kata bang Tere TOPIK TULISAN BISA APA SAJA, TAPI PENULIS YANG BAIK SELALU BISA MENEMUKAN SUDUT PANDANG YANG SPESIAL.
            Setelah kita sudah tau rumusnya peserta di ajak lagi untuk membuat satu paragraph, tapi untuk kali ini berbeda karena kita sudah dapat ilmunya, masih sama menggunakan kata hitam. Yang bikin takut tulisan kita akan dibacakan oleh beliau di hadapan semua peserta hahaha gw si malu banget ga percaya diri huffftt gimana orang-orang mau percaya baca cerita gw kalau gw sendiri aja ga percaya diri. Intinya sudut pandangan yang spesial kita harus berusaha untuk menyajikan cerita yang walaupun terlihat sama tetapi kata yang akan kita tulis harus berbeda dari yan lain.
            Nah setelah itu masuk ke rumus kedua yaitu PENULIS YANG BAIK MEMBUTUHKAN AMUNISI, TIDAK PUNYA AMUNISI TIDAK BISA MENULIS amunis yang dimaksud adalah
-          Harus banyak membaca
-          Kaki dan raga ga boleh capek dalam Melakukan perjalanan
-          Mendengarkan orang-orang bijak di sekitar
Mungkin yang sempat terlupa atau tidak disadari oleh semua orang ada di point no 3, kadang kita jarang untuk mau bertanya  tentang orang-orang hebat di sekitar kita, ga usah jauh-jauh misalnya ada tukang baso yang sudah menggeluti pekerjaannya selama 30 tahun berjualan pasti banyak sekali rintangan yang sudah di lewati kan ceritanya bisa menjadi isnpirasi. Tetapi hal tersebut tak pernah sekalipun terlintas di fikiran gw, apa mungkin bijak di mata gw itu orang-orang sukses berduit dan berdasi. Misalnya nih yaaa kalau kita mau menulis tentang cinta ga usah jauh-jauh kita bisa wawancara nenek atau kakek kita yang sudah lama berumah tangga bahkan sampai puluhan tahun mereka mampu mempertahankan rumah tangganya pasti ngena banget dan real hasil dari tulisan kita. Pernah bang Tere menghadiri takziah seorang kakek yang ditinggal isterinya. Yang menyedihkan disini bukan kesedihan kakek disebelah jasad isterinya yang sudah terbujur kaku tetapi yang bikin sedih adalah seberapa banyak pun air mata yang dikeluarkan sang kakek nenek tersebut tidak bisa membasuh air mata suaminya. Ternyata kenapa beliau bisa tahu tentang alasan si kakek menangis ternyata sebelumnya mereka sudah pernah bercerita bersama.
Rumus selanjutnya adalah KALIMAT PERTAMA ADALAH MUDAH, GAYA BAHASA ADALAH KEBIASAAN, MENYELESAIKA LEBIH GAMPANG LAGI intinya kita kalau baru jadi penulis pemula jangan pernah memaksakan diri untuk bisa melampaui apa yang belum bisa kita lampaui kalau kita mampu menulis hanya lima puluh lembar yasudah lakukan itu tanpa banyak mikir dan membuat otak pusing karena dengan berjalannya waktu pasti kemampuan kita akan terasah. Pernah waktu itu beliau mengisi seminar di salah satu tempat ada seorang peserta dari Yogyakarta jauh-jauh kesana memakan waktu empat jam dari rumahnya belum lagi biaya-biaya yang lainnya, peserta tersebut jauh-jauh datang hanya mau bertanya tentang ending dari novel yang di buatnya karena ia bingung sudah tiga bulan ia tidak menemukan ending yang pas untuk mengakhiri novelnya . Dengan mudah bang Tere bicara setelah kamu pulang dari sini kamu buka laptop kamu dan tulis di akhir cerita kamu kata tamat, dengan mimik wajah sedih si peserta mengeluh kepada bang Tere harapan ia datang kesini adalah untuk mencari solusi dari masalahnya kenapa dengan sadis bang Tere bicara seperti itu. sebelum peserta tersbeut larut dalam kesedihannya ia menceritakan tentang kegamannya juga pada waktu menulis kisah Hafalan Sholat Delisa kalau sebenarnya ia juga bingung mau mengakhiri seperti apa tulisannya itu tetapi dari pada ia bingung dan membuat kepalanya sakit lebih baik dirinya menuliskan kata tamat di bukunya tersebut dan ternyata buku dan filmnya menjadi kegemaran orang-orang Indonesia. Di pertengahan workshop gw sempat sedih waktu beliau bicara kalau tidak semua penulis bisa menerbitkan bukunya huaaaahhhhhh.
            Dan yang terakhir adalah LATIHAN, LATIHAN, LATIHAN karena dengan itu dapat mengasah semua kemampuan kita dan dapat menciptakan sudut pandang yang spesial dan tentunya melahirkan karya yang asik untuk dinikmati karena INSPIRASI DATANG DARI MANA SAJA IA TIDAK AKAN PERMISI ATAU MENCARI PINTU MANA YANG HARUS DI MASUKINYA TETAPI IA AKAN MENGHUNI JIWA-JIWA YANG SIAP DENGAN PERTARUNGAN.
            Waktu sesi tanya jawab ada peserta yang bertanya kenapa om Tere mau menjadi penulis, beliau jawab dengan kisah tiga sahabat burung pipi, penyu dan sebatang pohon kelapa. Setelah tiga tahun mereka berpisah ketiganya bertemu di tempat yang sama, sebatang pohon kelapa bertanya kepada keduanya kemana saja mereka selama tiga tahun ini? burung pipit bercerita terlebih dahulu ia menceritakan tentang perjalananya melihat keindahan negeri seberang yang lebih indah dari tempat mereka lalu penyupun tak mau kalah ia menceritakan tentang perjalannya menembus benua dan berenang melewati berbagai macam keindahan dunia yang sangat jauh dari tempat tinggal mereka. Burung pipit pun merasa takjub dengan yang di sampaikan  oleh penyu ia memiliki perjalanan yang lebih seru dari dirinya. Tetapi pohon kelapa sedih karena selama tiga tahun ini dirinya hanya disini ia hanya menempati tempat yang sama, ketika ia melihat kapal laut ingin dirinya melompat kedalamnya karena ia ingin melihat dunia juga dan ketika kapal terpang melintas di atasnya ia juga ingin sekali bisa terbang dengan kapal tersebut tetapi apa daya ia di ciptakan oleh Tuhan seperti ini. Burung pipit dan penyupun menghibur sahabatnya itu, dengan buahmu yang terjatuh di atas pasir dan terbawa ombak buah mu bisa menjelajahi semua tempat di muka bumi ini mungkin semua pohon kelapa yang ku lihat di negeri-negeri yang kusinggahi itu semua bersalah dari dirimu.

Tangerang, 15 Mei 2016

Melukis Hari Dengan Kata 

Perilah Menggapai Mimpi





Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib mimpi ku?
Aku dungu, ya dungu
Bermimpi pun tak berani
Aku jahil, ya jahil
Menyesal tak memiliki kompas hidup

Si dungu yang tidak mengerti cara mengemis yang baik kepada Tuhannya
Si jahil yang tak berani bermain dengan takdir
Pantaslah aku disebut si miskin yang tak berguna
Berkumpul bersama kaum yang terbuang

Aku ingin menari
Beralaskan permadani emas
Aku ingin terbang
Menembus langit ke tujuh, mengetuk Arsy Illahi

Merobek hari dengan secercah impian
Mewarnai jiwa dengan semangat bermimpi
Walau terseok, walau terkeok
Aku akan berlari menggapai mimpi

Berteriak dengan lantang
Menantang cakrawala
Berbisik kepada angin

Aku sudah siap bermimpi





Melukis hari dengan kata

Tangerang, 21 Januari 2015 

Selasa, 05 April 2016

Dongeng Di Hari Minggu


            Akhirinya bisa menghirup udara dengan tenang. Karena dua angenda besar gw dalam minggu ini bisa di lewati dengan baik dan menyenangkan. Kemarin setelah cape-cape melewati progress report dan hari ini tuntas sudah mendongeng di salah satu komunitas yang ada di Tangerang, awalnya ketika dapat kontak dari teman sempat bingung mau di terima atau ga tapi karena ini pasti menjadi pengalaman yang paling berharga dan belum tentu akan ada kesempatan yang sama di lain hari. Akhirnya dengan percaya diri gw bilang yaaakkkkk mau banget. Huaaahhhhh akhirnya impian yang selama ini gw tunggu-tunggu datang juga dan yang paling penting bisa mendapatkan penghasilan dari mendongen yaa walaupun ga seberapa tapi kerja keras gw sedikit di hargailah sama orang lain. Dan hal yang membuat hari ini lebih bewarna adalah dapat pengalaman banyak selain dapat wadah untuk menyalurkan hobby ternyata dapat teman baru yang pengalamannya lebih super dan keren abis dari pada gw, awalnya udah besar kepala tenryata ada yang lebih keren lagi makhluk ciptaan Allah, makanya jangan sombong dulu karena di atas langit masih ada langit.
            Lanjut ke dongeng yaaakkkkk. Sempat kaget waktu lihat jumlah peserta yang mau gw dongengin karena cukup banyak sempat nervous, karena gw pikir anak-anak yang akan gw dongengin itu udah gede-gede mana mau dia dengerin cerita gw yang ekspresif dan pake suara-suara aneh. Subhanallah di luar ekspetasi berkat doa dari teman-teman dan yang paling dahsyat doa dari mama semua rasa khawatir itu bisa terbayar lunas. Akhirnya dongeng pun di mulai dengan mengajak anak-anak untuk tepuk semangat dan bernyanyi lagu kebangsaan gw setiap kali ketemu sama anak-anak TK. Sebenernya tujuannya mengajak mereka untuk fokus dan ga kemana-mana fikiran dan matanya, dan benar waktu masuk ke inti dongeng semua pasang mata yang ada di ruangan itu fokus mendengarkan dan melihat gw bahkan sampai ke para orang dewasa yang ada di sana. Wuaaahhhh senangnya bukan main. Apalagi pas gw ngeluari suara-suara aneh dari beberapa karakter yang gw mainkan dengan kompak dan tanpa aba-aba mereka tertawa ngeliat gw. Asiiikkk ternyata mereka masih fokus sama gw.
            Karena ini pengalaman pertama gw sedikit keteteran si waktu mendongeng karena belum bisa mengontrol tempo bercerita jadi terlalu cepet ngomongnya dan belibet hahahahh bahkan sampe gw aja kesedek sama air liuar dan lidah gw sendiri, nasib-nasib.
Lokasi dongeng hari ini di Cikupa kalau mengar nama itu yang terlintas di otak gw adalah jaaaauuuuhhhh dan benar banget ternyata jauuuhhhh pantat gw aja sampe pegel saking jauhnya tuh lokasi. Jalananya rusak dan waktu naik motor harus beberapa kali membenarkan posisi duduk yang bentar-bentar merosot. Mungkin hal tersebut hanya sebagian kecil dari tertatihnya gw. Kalau seandainya berkaca dari pendongen-pendongen caliber pasti medan yang mereka lewati lebih ekstrim dan menyerakan bikin orang kapok dan  ga mau datang lagi.
Berharap semoga ini menjadi gerbang awal untuk menuju ke job-job yang lainnya semoga juga akan banyak orang yang minta gw untuk mendongeng lagi karena dengan begini gw akan sedikit lebih tenang membebaskan mimpi dalam menjalankan kehidupan.
Tangerang, 3 april 2016
Indahnya melukis hari


Reply 1988


          Dua hari ini lagi keranjingan sama drakor, lagi-lagi balik ke tabiat awal bergadang sama menjelang dini hari cuma buat menjawab rasa penasaran. Karena menurut gw paling asik untuk menikmati segala hal lebih baik langsung tancap gas ga pake lama apa lagi di tunda-tunda langsung aja gas poooollllll kalau sampai kenal siaran tunggu sama aja lw nikmatin makanan yang udah basi, udah pasti rasanya ga enak.
            Drakor apa si yang membuat gw menunda jam tidur? Di adalah REPLY 1988, sebenarnya udah lama kakak gw nyingung tuh drakor tapi karena gw ga tertarik dan hawa REPLY 1997 masih menghantui gw males buat nontonnya takut kecewa sama jalan ceritanya. Akhirnya karena udah di bagi gw nikmatin juga dah.

            Drakor di buka dengan seorang wanita yang sedang bercerita mengenai masa remajanya, akhirnya penonton di bawa ke settingan tahun 1988. Dan kalian tahun ternyata REPLY 1988 lebih kental nuansa jadulismenya di bandingkan dengan REPLY 1997 and ceritanya lebih complicated dan bikin penasaran untuk cepat-cepat tahu ending dari ceritanya. Makanya itu yang membuat gw bergadang dua malem mantenging laptop cuma untuk tahu jalan cerita yang dibuat penulis.
            Duk Sun adalah remaja yang tumbuh besar di antara keempat teman kecil yang berjenis kelamin cowo. Dia memiliki sifat yang sama dengan Si Won, gadis yang nilai akademiknya di bawah rata-rata, bawel, polos, kasar, ga tau malu, malu-maluin tapi semua sisi negatifnya itu akan terdispensasi dengan satu sifatnya yang amat luar biasa yaitu jiwa empatinya yang jarang dimiliki gadis-gadis seusianya. Duk Sun tidak hanya mementingkan teman-teman masa kecilnya saja tapi semua temannya akan di perlakukan dengan sama olehnya jika ada yang membutuhkan bantuan darinya. Pernah suatu hari dia di panggil oleh salah satu orang tua dari temannya, kedua teman dekatnya sudah berfikir negatif kalau pasti sang ketua kelas mereka sudah mengadukan hal-hal yang macam-macam sama orang tuanya makanya orang tua anak tersebut datang untuk menunjukkan kekuasaannya agar Duk Sun takut. Eitzzzzz tapi tuduhan mereka salah besar ternyata Duk Sun hanya di mintai tolong oleh orang tua teman sekelasnya untuk membantu anaknya jika suatu saat penyakit anaknya itu kambuh Duk Sun harus membantu agar anak tersebut terselamatkan, hmmmmmm kenapa ibu dari temanya bisa tahu? Usut punya usut wali kelas merekalah yang merekomendasikan nama Duk Sun sebagai anak yang memiliki jiwa empati yang sangat besar dan dapat di andalkan walaupun nilai akademiknya tidak menjamin.

            Di sini juga Duk Sun memiliki dua sahabat perempuan yang memiliki hobby sepertinya yaitu curhat-curhatan di warung ddukbokki. Informasi sedikit ddukbokki atau tteokbokki adalah makanan khas Korea berupa tteok dari tepung beras yang dimasak dalam bumbu gochujang yang pedas dan manis. Tteok yang dipakai berbentuk batang atau silinder. Mereka akan sibuk membicarakan mengenai hal-hal yang sedang booming pada saat itu, dan di warung tteokbokki jugalah kedua sahabatnya itu mengatakan kalau Sun Woo memiliki perasaan lebih padanya, hanya karena Sun Woo membelikan Duk Sun mie rebus yang ternyata arti dari cinta itu kesalah pahaman saja. lagi-lagi kedua temannya bicara kalau sahabat Sun Won yang bernama Jung Hwan suka padanya. Karena tidak mau terjebak dalam kesalah pahaman lagi Sun Won berusaha untuk tidak langsung percaya dengan apa yang dikatakan temannya. Di drakor ini juga ada satu sin yang berlatar di Mcdonald’s, ternyata itu adalah Mcdonald’s pertama di Korea hahahah lucu yeeee, berarti Mcdonald’s pertama di Korea ada pada tahun 1988.

            Tapi kalau di REPLY 1988 Duk Sun tuh ga diceritakan seperti Si Won yang selalu membuat masalah dengan teman-teman sekelasnya hanya karena hal spele, walaupun sebenarnya sifat dari keduanya tidak jauh berbeda. Dan yang selalu membuat gw iri sama Duk Sun adalah ia memiliki empat teman cowo yang selalu menjaganya dan memiliki berjuta-juta kejutan yang out of the box. Dari salanah penonton akan di buat menebak-nebak tentang cowo yang akan menjadi pangeran masa depan Duk Sun, karena gendre drakor ini komedi romantis jadi pasti kedua sisi itu yang akan mendominasi alur dari drakor tersebut. Nah akhirnya penonton di bawa ke kisah cinta-cintaan dari setiap pemain.
Dimulai dari Sun Woo awalnya kirain dia yang akan menjadi pangeran masa depannya Duk Sun karena dari episode tiga mereka sudah di ceritakan cukup dekat diantara teman-teman yang lain. Sun Woo selalu memberikan perhatian lebih kepada Duk Sun dan selalu memiliki alasan untuk dekat dengannya. Mulai dari misi terselubungnya yang suka minjam ini itu sama Duk Sun padahal apa yang di pinjamnya Sun Woo sudah memilikinya di rumah seperti kamus, penghapus, tip-x, jarum jahit. Jung Hwan yang memang sudah memiliki perasaan lebih kepada Duk Sun menjadi gerah di buatnya olehnya, pada saat Jung Hwan sadar kalau selama ini Sun Woo bolak balik kerumah Duk Sun karena Sun Woo ingin menarik perhatian Duk Sun, ia marah besar dan yakin kalau keduanya saling suka. Tapi ternyata yang di sukai bukan Duk Sun melainkan Bo Raa selama ini Sun Woo hanya memanfaatkan Duk Sun sebagai alasan agar dapat curi-curi pandangan dengan Bo Raa, kalau Duk Sun si udah ke GR-AN banget dengan sikap Sun Woo yang memberikan perhatian lebih untuknya tetapi ketika dia tahu kalau Sun Woo memiliki perasaan untuk Bo Raa membuatnya hancur dan marah besar padanya, dan selalu mengatai Sun Woo brengsek. Sun Woo yang memang laki-laki tidak mengerti apa yang terjadi dengan Duk Sun akhir-akhir ini padanya. Tetapi karena persahabatan mampu mengalakhan segalanya Duk Sun bisa segera move on dari cinta bertepuk sebelah tangannya. Di REPLY 1988 Sun Woo diceritakan anak yang sayang banget sama ibu dan adik perempuannya, ia selalu berusaha untuk menjaga keduanya, memberikan perhatian lebih dan selalu tanya ini itu sekedar meyakinkan kalau keduanya baik-baik saja, Sun Woo juga anak yang cerdas dan selalu menggunakan waktunya untuk belajar. Alhasil dirinya bisa menjadi dokter di usia mudanya untuk menopang kehidupan masa depannya bersama Bo Raa.

            Jung Hwan yang ternyata memiliki perasaan tersembunyi untuk Duk Sun, kalau tidak salah pertama kali ia menyukai teman masa kecilnya itu ketika ia dan ketiga temannya di kejar-kejar oleh guru killer di sekolahnya yang melihat mereka keluar di jam malam pada saat karyawisata, ketika sedang di kejar-kejar oleh sang guru Jung Hwan menarik Duk Sun untuk bersembunyi di perbatasan tembok yang sangat sempit. Tubuh mereka saling bertemu dan membuat Jung Hwan salting dan berdegup kencang, kalau Duk Sun biasa aja dan tidak menyadari ke gugupan temannya itu. Mulai dari saat itu Jung Hwan selalu memberikan perhatian lebih pada sahabatnya itu, bahkan ia rela menahan sakit ketika harus berdesak-desakan di dalam bis Jung Hwan yang biasanya cuek bebek berusaha untuk melindungi Duk Sun agar tidak terhimpit-himpit oleh penumpang yang lain, Jung Hwan sangat kerja keras menjaga Duk Sun agar tetap aman dalam perjalanannya menuju sekolah sampai urat-urat tangannya terlihat jelas saat harus susah payah menahan dorongan dari penumpang lain setiap kali bis yang mereka tumpangi sedang oleng. Sebelum Jung Hwan memiliki perasaan kepada Duk Sun ia selalu memarahi Duk Sun setiap kali bertemu degannya, sampai kalau sehari saja Jung Hwan tidak membarahi Duk Sun berarti ada yang salah dengannya. Sama seperti Young Jae Jung Hwang diceritakan cowo yang sangat cerdas walau kepribadiannya bertolak belakang dengan otaknya, ia selalu menyibukkan waktunya dengan belajar belajar dan belajar, sayangnya karena sifatnya yang jaim akhirnya Duk Sun tidak dapat jatuh kedalam pelukannya. Padahal Duk Sun sudah memberikan sinyal kepada Jung Hwan agar dirinya berani untuk menyatakan cintanya. Dan akhirnya gw yakin yang bakal menjadi suami Duk Sun adalah Jung Hwan karena cinta yang teramat besar yang Jung Hwan miliki untuk Duk Sun ternyata cintanya Jung Hwan ga bertepuk sebelah tangan Duk Sun juga memiliki perasaan yang sama dengan Jung Hwan, apa lagi rumah mereka saling berdekatan dan tinggal di atap yang sama membuat intensitas keduanya untuk bertemu lebih besar ketimbang dengan ketiga sahabatnya yang lain.

            Persahabatan mereka tidak lengkap kalau tidak ada Dong Ryong, cowo lucu super amit yang mampu membuat suasan persahabatan mereka sangat indah untuk dilewatkan, dari awal episode sampai akhir selalu di buat kewata olehnya, gayanya yang lucu dan banyolannya yang selalu membuat ketawa. Cuma dia doang diantara sahabatnya yang ga sama sekali diceritakan kisah percintaannya, naksir sama siapa? siapa yang naksir? Semuanya masih menjadi misteri. Walaupun ia sagat lucu dan selalu membuat teman-temannya ketawa tetapi ia memiliki kesedihan yang tidak di tunjukkan salam sekali, yang membuatnya sedih adalah kedua orang tuanya yang super sibuk saking sibuknya mereka ga bisa menghabiskan waktu bersama walaupun hanya sekedar sarapan di pagi hari, ayahnya seorang guru di sekolah Dong Ryong ibunya kalau tidak salah seorang ratu asuransi dan keduanya kompak kalau sudah memarahi Dong Ryong. Karena alasan itu Dong Ryong selalu kesepian dan kurangnya perhatian dari keduang orang tuanya, tapi walaupun dia kurang perhatian ga membuat dirinya besar dalam dunia yang gelap, untung ada keempat sahabatnya serta orang tua dari sahabat-sahabatnya itu yang selalu membuat hari-harinya menjadi indah. Karena sikapnya yang asik setiap kali di ajak bicara dan pandai menyimpan rahasia membuat sahabatnya berani untuk curhat dengannya. Seperti Taek yang bicara padanya kalau ia memiliki perasaan cinta untuk Duk Sun, dan pada saat Duk Sun curhat dengan sedih kalau tidak ada satu pun cowo yang suka padanya tidak membuat Dong Ryong membuka kartu Taek yang suka sekali pada Duk Sun, sepertinya ia juga sedikit tahu kalau Jung Hwan juga suka pada Duk Sun tetapi ia tidak sama sekali memberi tahu kepada Duk Sun kalau anggapannya itu salah.
            Taek nah dialah sang raja baduk, saking hebatnya memainkan baduk ia sampai-sampai tidak sekolah karena harinya hanya disibukkan dengan berlatih dan bertanding. Sekedar informasi baduk adalah permainan papan srategis antara dua pemain, mainan tradisional ini berasal dari Tiongkok sekitar 2000 SM sampai 200 SM, papan igo ini terbuat dari kayu dengan garis-garis yang digambar di atasnya, batu-batunya berbentuk bola gepeng, kalau yang gw liat si seperti catur tapi kayanya beda dehhhhh ahhhh ga tau apalah itu gw bingung. Taek yang paling tertutup kepribadiannya diantara sahabat-sahabatnya yang lain. Pemalu, tidak suka keramaian, asik sama dirinya sendiri, selalu ngerem di dalam kamar, jarang bicara, saking pemalunya ketika teman-temannya sedang berkumpul di kamarnya (kebetulan kamarnya Taek di jadikan base came oleh mereka) Duk Sun yang sedang keluar sifat gilanya menari-nari tidak jelas di depan para sahabat cowonya Taek yang terkejut ketika membuka pintu kamar langsung mengurungkan niatnya untuk bergabung dengan mereka. Langka banget tuh cowo di zaman sekarang. Usut punya usut Taek tuh udah cinta mateeee sama Duk Sun dari waktu mereka masih sama-sama kecil karena sifat Duk Sun yang selalu menolong dirinya ketika sedang kesusahan. Ia selalu ingin dekat dengan Duk Sun dan selalu berusaha menyempatkan waktu untuk Duk Sun, tapi karena nyalinya yang sedikit ia tidak berani untuk menyatakan cintanya itu apa lagi pada saat ia tahu kalau Jung Hwan juga memiliki perasaan pada Duk Sun membuat dirinya takut untuk menyatakan perasaannya. Dan akhirnya Taek berusaha menyimpan cinta itu seorang diri ia tidak akan mengungkapkan perasaannya itu. semakin berjalannya waktu ternyata Duk Sun juga memiliki perasaan kepada Taek karena sikap Taek yang  baik kepadanya membuat dirinya membiarkan perasaan cinta menyelimuti hatinya. Tapi Duk Sun pun tidak ingin menyatakan perasaannya juga karena ia takut kalau sampai terjadi maka persahabatan mereka yang akan menjadi taruhannya pasti mereka akan canggung kalau bertemu. Kayanya Duk Sun sedikit bingung mau memilih Taek atau Jung Hwan makanya ia berusa untuk mengalihkan semua perasaan cintanya itu. Tetapi karena langkah Taek yang selalu lebihh cepat dibandingkan Jung Hwan membuat Duk Sun yakin kalau cintanya untuk Taek. Dan akhirnya mereka lope-lope deh…
            Bo Raa kakak super galak yang dimiliki Duk Sun selain galak ia juga sangat cerdas hari-harinya hanya disibukkan dengan belajar, Bo Raa tuh mimpi buruk untuk Duk Sun karena ia memiliki kekuasaan yang sangat besar di rumah. Bo Raa juga kasar dan tidak segan-segan memukuli Duk Sun kalau sampai adiknya menyingung perasaannya itu. Ternyata Bo Raa tuh kaum yang membelot, pernah suatu hari wajahnya tampil di layar kaca karena pada saat itu ia sedang asik berdemo dengan beberapa teman kampusnya yang tidak setuju dengan langkah yang di ambil oleh pemerintah, dirinya  babak belur di pukuli oleh polisi ayah dan ibu yang tahu tentang kejadian itu tidak tinggal diam ia geram dengan sikap anak pertamanya itu dan berusaha untuk menyadarkannya kalau jalan yang dipilihnya itu salah dan ia harus cepat-cepat sadar dan kembali menjadi Bo Raanya yang dulu. Akhirnya Bo Raa sadar dan tidak bergabung dengan teman-temannya yang suka berdemo lagi. Di sini Bo Raa selalu diceritakan kisah cintanya bersama Sun Woo, curi-curi waktu untuk bertemu ketika malam hari. Tapi gw ga begitu tertarik dengan cinta-cintaan mereka kalau adegan sedang beralih kepada mereka pasti gw akan skip ke adegan selanjutnya karena bagi gw kisah cinta mereka ga penting dan males untuk di lihat.
            Di REPLY 1988 tidak hanya diceritakan kisah anak mudanya saja, para orang tua mereka pun menjadi topik yang asik untuk di lihat. Karena mereka tinggal di komplek yang sama akhirnya kehidupan mereka pun di angat untuk menjadi sebuah perbincangan, kalau di REPLY 1997 kan paling orang tua Si Won aja yang di ceritakan dan sedikit orang tua Young Jae juga. Tapi lagi-lagi gw males ngeliat kalau saat penonton sedang di bawa ke konflik para orang tua dan gw akan skip ke adegan yang lain soalnya kan gw nonton marathon selama dua hari kalau ga di skip gw bakalan ga tidur, dan niat awal gw nonton cuma mau liat apa misteri cinta di tahun 2016 yang belum terungkap dan jawabannya ada di tahun 1988.
            Kisah kelima sahabat ini sangat asik untuk di lihat mungkin karena orang-orang yang berdiri di balik layar sangat professional dan mencintai perkerjaan mereka dan kedua drakor yang bergendre sama sudah suskses duluan jadi REPLY 1988 sudah memiliki pesona yang memikat dan menjadi drakor yang di tunggu-tunggu untuk sebagian orang. Lokasi, settingan, cerita, nuansa tahun 1988 disuguhkan dengan sangat baik, membuat setiap orang yang melihatnya seperti sedang melewati lorong waktu padahal drakor tersebut di produksi tahun 2016. Drakor ini juga di perkuat dengan penyanyi dan artis-artis yang sedang naik daun pada masa itu, jadi kita bisa lihat kebiasaan para pemain kalau sedang menghabiskan waktu bersama. Kelima sahabat itu selalu lupa waktu kalau sudah nongkrong di base came mereka, dengan menonton CD penyanyi yang sedang di gilai oleh seluruh rakyat korea pada tahun 1988, senang ya kalau bersahabat dengan memliki hobby yang sama. Kalau ga sedang nontong pasti Duk Sun akan memperlihatkan gerakan dancenya yang sangat ancur di hadapan keempat sahabatnya itu, dan keempat sahabatnya akan melihat tingkah konyolnya dengan tertawa bersama.
            Selama ini gw pengen banget punya kisah cinta dengan teman masa kecil, karena dengan itu gw ga usah menutupi semua sikap yang ada di dalam diri dan ga pake jaim-jaiman, pasti dia akan siap nerima gw apa adanya dan cinta yang timbul murni karena kebiasaan bersama dan saling menerima apa adanya. Selain cinta yang timbul karena kodrat seorang wanita dan laki-laki cinta yang timbul juga karena persahabatan yang sudah terjalin lama. Pengen banget punya sahabat cowo yang bisa ngejagain setiap waktu, pastinya kalau sedang berantem ga akan sakit banget dan dia ga akan bisa selingkung karena dunianya pasti tidak akan terkalahkan dengan rayuan maut dari orang ketiga.
Karena Sahabat adalah Segalanya







Tangerang, 25 Maret 2016

Melukis hari dengan kata 

Ceritanya Ke Bioskop


      Hari ini hidangan pelepas penat dengan mampir ke bioskop nonton film yang kata orang-orang ajib banget, film yang berorientasi about da’wah. Untuk sebagain orang film ini udah ditunggu banget karena sudah dibuat kelepek-kelepek duluan. Kalau nonton tanpa baca terlebih dahulu jatohnya ga laziez, kebetulan cerpennya sudah booming duluan jauh sebelum filmnya jadi kesempatan untuk menghayal sosok dibalik film sudah menari-nari didalam kepala alias bikin penasaran.
Ketika Mas Gagah Pergi huuuaaaahhhhhh bikin berdegup jantung didada, waktu baca cerpennya dibuat penasaran one day siapa ya seseorang yang pantas untuk memerankan sosok mas Gagah. Karena dalam cerpennya mas Gagah itu digambarkan seperti manusia setengah malaikat heheheheh itu kata gw, kenapa gw bisa beranggapan seperti itu? Karena mas Gagah tuh pinter ngaji, keren, da’wahnya unik, jago bela diri, sabar, baiiiikkkk, ganteng, supel, hafalan Qur’annya buanyak, bisa masuk kesemua elemen, wawasannya luas, sayang banget sama mama dan Gita, wajahnya teduh, aura solehnya keluar banget dan bisa menjadi malaikat penolong dalam setiap kesulitan orang-orang disekitarnya.
Hampir punah bahkan jarang sosok ikhwan seperti mas Gagah untuk saat ini, sosok yang bermental baja, berhati malaikat dan berjiwa patriot. Mungkin akhwat-akhwat mendambakan banget untuk punya satu mas Gagah di rumahnya hehhehe paling tidak untuk menjadi alasan mencintai Allah tanpa negoisasi. Terus belinya dimana dong? Lahh ko beli, belinya bukan pake uang atau mampir ke pasar tapi pake hafalan qur’an yang berjibun dan kesalihaan yang dijadikan landasan dan pondasi pertama untuk menuju jannahNya. Bahkan pesona mas Gagah tuh membuat sebagian akhwat tersihir sampe-sampe waktu lagi nonton akhwat-akhwat yang satu bioskop sama gw rame banget serasa lagi nonton home teater bacotnya ga bisa di rem. Mungkin karena mereka lagi membayangkan kalau mas Gagah bisa jadi imam dalam rumah mereka. Itu mah gw juga mau….
Awal film diceritakan tentang Gagah sang super hero yang berani membela Gita adiknya saat sedang di bully beberapa temannya, Gagah datang dengan jiwa pahlawannya membasmi semua rintangan dengan mudah. Gagah yang menang dalam kejuaraan taekwondo, Gagah yang lihai berjalan di atas catwalk, Gagah yang pandai bergaul, Gagah yang memiliki teman barisan anak-anak keren di Jakarta, Gagah yang menjadi kesayangan adik dan mamanya, Gagah yang menjadi idola teman-teman adiknya sampai Gagah yang juga disukai oleh remaja islam di kampusnya. Sampai Gita sang adik bangga banget bisa memiliki kakak seperti mas Gagah, pokoknya hidupnya jadi bewarna karna ada mas Gagah. Dan mas Gagah itu lebih berharga dari apapun yang Gita miliki.
Tapi mas Gagah berubah setelah kepulangannya dari Ternate disanalah Gagah menjadi sosok baru, hal yang paling terciri dari perubahannya adalah munculnya jenggot sebagai hiasa ikhwan soleh. Dari sana Gita bingung dengan sikap masnya itu, jadi ga asik, dikit-dikit murojaah hafalan, setel nasyid, berbeda sudut pandang, topik yang dibicarakan selalu hot issue tetang islam pokoknya ngebosenin banget deh jauh dari anak gaul zaman sekarang. Akhirnya gadis berambut bondol itu merasa kecewa, kesal, muak, bad mood dengan perubahan masnya, dan pasti ia selalu emosian kalau berhadapan dengan mas Gagahnya itu.
Gita kecewa pokoknya kecewa dengan sikap masnya itu, ga asik di ajak ngobrol, ga mau dengerin musik metal hip hop rok atau sejenisnya. Belum lagi ada hal yang membuat Gita ilfeel hati Gagah yang semakin lembut dan peka membuat Gita bingung, biasanya Gagah akan memanggil Gito, tapi setelah proses hijrahnya ia memiliki panggilan khusus untuk Gita yaitu menjadi dik manis, Gita yang memang tomboy dan menyukai hal-hal berbau kelaki-lakian jijik  dengan panggilan norak masnya itu. Tapi walaupun begitu Gagah tetap membiasakan panggilan dik manis dalam telinga Gita agar sisi kemuslimahannya keluar mungkin hehehe.
Puncak kekecewaan Gita memuncak saat dirinya harus melihat kebiasaan Gagah disela-sela waktu luangnya, dengan mantab dan emosi tingkat dewa ia mengatakan kalau mas Gagah tidak usah mengantarkan dirinya ke sekolah, sebagai gantainya Gita harus berlapang dada berdesakan dengan beberapa penumpang didalam mikrolet butut di ibu kota. Ada hal unik dalam setiap kali perjalananya menuju sekolah ia selalu bertemu dengan sosok laki-laki yang mirip sekali dengan masnya, mirip bukan secara fisik tetapi lewat sikap dan da’wah yang menggebu-gebu, namanya adalah Yudistira. Mungkin bagi Gita sial karena setiap kali Yudistira sedang melakoni perannya sebagai pendakwah tanpa disengaja Gita selalu tersinggung dengan ucapannya. Awalnya Gita memilih untuk turun dari metromini dan ga mau ambil pusing dengan tingkah Yudistira, tapi pada hari berikutnya dengan berani ia menegur si pria berkemeja kotak-kotak itu dikeramaian mikrolet, karena setiap yang keluar dari mulutnya selalu menyinggung perasaannya dan ia merasa kalau pria tersebut orang yang dikirim masnya untuk memata-matai atau merubah sudut pandangnya, hahahah boro-boro Yudistira kenal sama Gagah juga engga ketemu aja belom pernah.
Semakin berjalannya waktu Gagah mulai berani untuk mengajak teman-teman liqonya datang berkunjung kerumahnya melingkar bersama, kebetulan pada hari itu sedang ada perempuan yang dahulunya cukup dekat dengan Gagah, nah dibuat bingung tuh cewe sama Gagah. Perubahan Gagah juga membuat mamanya sedikit emosi dengannya karena secara bungkam Gagah keluar dari dunia modeling yang membantunya membiayai kehidupannya, belum lagi mama juga termakan oleh sikap Gita yang ga jelas kecewa berat dengan Gagah. Mama juga sempat marah sama Gagah karena dengan perubahan sikapnya membuat suasana rumah tak seadem dahulu malah menjadi sarana kemarahan Gita dan mama. Sepertinya baru pertama kali ia merasakan hal paling sedih dalam hidupnya tertolak oleh Gita dan mama. Namun Gagah tetap berusaha untuk bersama dan mengencangkan hubungannya sama Allah, ia tahu ini hanyalah proses dari perjalanan da’wahnya.
Alhamdulillah mama mulai melunak karena mengetahui perubahan Gagah kearah yang sangat positif, Gagah mengajak mama untuk mengunjungi rumah cinta tempat yang disulap Gagah dan teman-temannya seperti rumah baca atau rumah singgah didaerah pesisir. mulai dari sana mama memiliki pandangan yang berbeda dari perubahan Gagah, dan menganggap jalan baru yang dipilih Gagah adalah jalan terbaik. Ditambah tiga pereman kocak dan baik hati yang menceritakan semua kebaikan Gagah bersama teman-temannya mengeluarkan kocek yang cukup banyak untuk kepentingan orang-orang miskin di daerah itu. Kata-kata itu murni keluar dari mulut ketiga preman bukan dari Gagah yang berusaha untuk memamerkan citra terbaik dalam dirinya
      Gagah selalu mencari ide untuk kembali dekat dengan Gita, karena dirinya juga sedih dengan semua yang terjadi akhir-akhir ini. awalnya Gagah mengajak Gita pergi kesuatu tempat, ia tidak memberi tahu tempat apa yang akan mereka kunjungi, Gita si percaya aja dengan masnya ia masih beranggapan kalau mereka berdua akan pergi ke suatu tempat yang pastinya asik, ternyata Gagah mengajak Gita untuk pergi ke walimahan temannya, tentu Gita bingung karena semua perempuan yang dilihatanya menutup aurat mereka dengan rapat, belum sampai disitu saja kebingungan Gita tamu undangan laki-laki dan perempuan memiliki tempat yang berbeda, karena penganti laki-laki dan perempuannya duduk dipelaminan yang terpisah, dan untuk meminimalisir virus-virus mengerikan dikalangan ikhwan-akhwat ditengah-tengah ruangan diberikan hijab jadi tamu undangan tidak akan atau apa yang sedang terjadi dibalik tirai tersebut. Gita yang cuek dan ga tau apa-apa membuka tirai dengan santai dan memanggil-manggil mas Gagah, karena dihalangi oleh salah satu panitia yang melarang Gita untuk masuk kedalam tempat laki-laki tanpa sengaja Gita menyenggol salah satu pelayan yang sedang membawa nampan berisikan makanan, jadilah makanan dan nampan tersebut jatuh menyentuh lantai kaena kepo semua pasang matang memandang Gita dengan keheranan, Gagah yang memang mengenali kalau pembuat onar itu adalah adiknya langsung mengajak Gita untuk segera keluar dari dalam gedung. Setelah kepulangan mereka dari acara walimahan yang tersisa hanyalah kemarahan Gita yang semakin menggunung kepada Gagah.    
      Ada hal yang sangat mengejutkan Gita, kalau teman baiknya sudah merubah penampilannya dengan menutupi auratnya, dan penyebabnya adalah karena temannya memiliki kakak sepupu yang sangat menginspirasi baginya, ditengah-tengah kafirnya orang-orang Amerika kakak sepupunya malah memutuskan dirinya untuk menjadi seorang akhwat. Satu demi satu Gita mulai memahami perubahan kakaknya.
      Tapi sayang banget karena jumlah durasi tuh film yang terlalu lama akhirnya di bagi menjadi dua part karena bioskop ga mau menerimanya.. sempet kecewa juga karena film ini kan lahirnya dari cerpen ko bisa sampe panjang banget keluar jalur lagi, walapun gitu gw si yang harus berlapang dada karena penulis dan produser ketika mas Gagah pergi tuh orang yang sama Helvy Tiana Rossa jadi ya harus mendispensasi. Di dalam cerpennya Yudistira di ceritkan di ketika mas Gagah kembali setelah satu tahun berlalunya kematian mas Gagah tapi di filmnya Yudistira tuh keluar di awal dan sempat ketemu sama Gagah padahal Yudistira dan Gagah tuh ga kenal satu sama lain, ini yang keciri banget antra film dan cerpennya.
      Tapi yasudah mau gimana lagi masa gw mau ngamuk-ngamuk sendirian, salut juga sama aktingnya Hamas di KMGP beliau tuh beda banget sama ketika di TC.

Tangerang, 3 Februari 2015

Di Kamar Tercinta
 

Melukis Hari dengan Kata Template by Ipietoon Cute Blog Design