Senin, 21 Agustus 2017

Cinta Untuk Nathan


            Sedan silver terjebak kemacetan panjang. Pemiliknya berusaha merayap mencari celah dari kemacetan yang tak dapat ditoleril. Belum lagi panasnya matahari seperti sedang memainakan emosi penduduk bumi. Mereka yang tidak bisa bersabar sudah mencapai puncak kemaraham. Dengan ganas sahut menyahut membunyikan klakson membuat suasana siang menjadi semakin galau . Dua jam kemacetan baru teratasi, pengemudi menghentikan mobil pada sebuah gedung pencakar langit melaju memasuki baseman hotel bintang lima.

Seorang wanita menggunakan pakaian safari dan celana jeans panjang dilengkapi dengan sepatu kets bewarna coklat membuka pintu mobil diikuti satu orang pria yang berpakaian sama, dengan santai mereka berjalan memasuki  hotel.

            “Mba Pak Nathan sudah ada di tempat.”

            “Maaf dengan siapa saya bicara?”

            “Saya Bintang.”

“Kalau saya Adit. Kami dari pusat perlindungan hewan.”

            “Sudah buat janji dengan Pak Nathan?”

“Bilang saja kami dari pusat perlindungan hewan Taman Nasional Gunung Lauser. Pak Nathan sudah mengetahui kedatangan kami.”

“Oh ya Bu kebetulan Pak Nathan baru dua harinya yang lalu kembali ke tanah air. Mohon ditunggu saya hubungin Pak Nathannya dahulu.”

            Resepsionis hotel menyambar telephon yang berada di sampingnya, berbicara dengan seorang diseberang sana mengabarkan kedatangan Bintang dan Adit.

            “Ibu dan Bapak silahkan naik kelantai 20 Pak Nathan sudah menunggu”

            “Ok terima kasih ya mba.”

Bintang dan Adit berjalan memasuki lift. Tidak tanggung-tanggu mereka harus naik kelantai 20, namun tidak tampak rona keluhan yang terpancar dari keduanya.

            “Maaf mba kami ingin bertemu dengan Pak Nathan.”

Adit berbicara dengan seorang perempuan yang berada didepan ruangan CEO Luxury Hotel. Dengan tersenyum manis perempuan cantik itu langsung menghubungi bosnya dan mempersilahkan Bintang dan Adit memasuki ruangan. Akhirnya setelah kedatangan mereka untuk ketiga kalinya membuahkan hasil. Setelah menunggu cukup lama mereka baru  bisa bertemu dengan pak CEO.

“Naura tolong buatkan tiga cangkir teh” Sang bos meminta tolong kepada sekretarisnya.

Pemandangan yang mengejutka.  Tidak seperti bayangan Bintang dan Adit ternyata CEO Luxury Hotel masih sangat muda tampan pula. Jauh dari rambut professor, wajah menakutkan, dan keruta-kerutan bukti dari perjuangannya. Beruntung sekali hidupnya di usia mudanya saja ia sudah mampu mengepalai hotel bintang lima yang terkenal kemewahannya. Bintang menyadarkan dirinya agar tidak berlama-lama terkena sihir CEO muda tersebut.

Dua puluh menit berlalu sulit bagi Bintang dan Adit mencuci otak CEO bahkan mereka sampai bersi tengang.

Ailurops melanotis, Catopuma badia, Dendrolagus mayri, Dugong dugon, dan Haylobates agilis yang Bapak miliki tergolong hamir punah spesiesnya.”

“Saya tahu! Dan saya sudah memberikan perawatan istimewa bagi mereka. Tidak tanggung-tanggung dokter hewan terbaik di kota ini saya khususkan untuk merawat mereka.”

Nathan membela diri, perawakannya yang sombong di tambah dengan gayanya yang selangit membuat Bintang muak menghadapinya. Bintang dan Adit berusaha mengontrol emosi. Ujian kali ini memang tidak main-main karena  mereka langsung berhadapan dengan orang penting di negeri ini.

“Kami tahu pasti Bapak sudah melakukan hal terbaik untuk mereka, fasilitas selangit, makanan sehat, tempat yang menurut Bapak kondusif. Tetapi itu semua tidak dibutuhkan untuk keselamatan mereka”

Nathan melempar tatapan sinis menganggap tamunya mendikte hal yang tidak masuk akal. Bintang dan Adit mulai merasakan aura ruangan berubah menyeramkan.  Dengan pelan dan sedikit momohon Bintang memberanikan diri untuk mencairkan suasana.

“Tolong bantu kami untuk dapat melestarikan hewan-hewan yang terancam punah.”

“Apa untungnya bagi saya melakukan itu?”

“Bapak bisa ikut berperan dalam menjaga ekosistem bumi.” Bintang sudang mulai frustasi menghadapi tingkah Nathan yang belagu.

            Adit dengan tenang menjelaskan kemungkinan baik kepada Nathan, tetap saja hal tersebut tidak dapat melunakan fikiran Nathan. Nathan diam seribu bahasa membenarkan dirinya, sifat angkuh membuatnya menang hari ini.

***

8 tahun yang lalu

“Laper nih kekantin yuk.”

“Ahhh pikiran lw makan mulu.”

“Tau nih gedut loh.”
“Lah kan kita sedang dalam masa pertumbuhan wajar dong.”

“Masa pertumbuhan dari mana? Yang ada kita tuh bayi raksasa.

“Udah ayo kekantin gw juga laper, ga usah belaga diet. Kalau ketemu makanan juga seperti orang yang belum makan satu bulan.”

Timpal Roro teman satu geng Bintang tanpa basa-basi. Setiap bicara ia terkenal ceplas-ceplos. Bintang, Roro, Ganny dan Jasmin berjalan menyusuri koridor menuju kantin satu dua kali Bintang mengeluarkan jurus jahilnya menggoda ketiga temannya sambil tertawa puas. Dan akan berhenti saat Ganny Mrs. Fashionable berteriak mengeluarkan suara cemprengnya.

Suasana kantin siang itu sangat riuh dipadati anak-anak perempuan yang bergosip ria, sudah pasti tentang cowo. Cinta topik yang tak pernah lekang oleh waktu pokok bahasan yang tidak ada habisnya untuk remaja-remaja yang sedang puber siapun mereka pasti senang kalau sudah membicarakannya.

“Bintang gw nitip puterin lagu Sheila On Seven penjantan tangguh, salamnya buat Sella. Salam cinta dari Anto.”

Bintang, Roro, Ganny dan Jasmin kontan bertukar senyum, siapa yang tak kenal Anto semua warga SMA Pertiwi pasti mengenalnya. Ia dijuluki penjatan tangguh karena sifat gigihnya yang awet mengemis cinta Sella. Hal unik yang selalu Anto lakukan adalah menitipkan salam cinta dan lagu untuk Sella.

“Salut gw sama Anto coba kalian bayangkan satu tahun di cuekin sama Sella.”

“Males gw ngebayanginya, mendingan gw makan ni bakso.” Ledek Jasmin, Bintang memonyongkan bibirnya.

“Anto tuh Oon udah tau Sella ga suka, masih aja dikejar-kejar.” Timpal Roro yang gayanya tomboy abis sambil melahap ketoprak.

“Tapi Anto tuh keren jarang loh ada cowo setangguh Anto.” Bintang masih membanggakan Anto didepan sahabat-sahabatnya.

“Ngebayanginya aja udah merinding, satu tahun nitipin salam cinta. Gw dukung Sella ngacangin Anto.”

“Itu artinya cowok setia, dan satu lagi pasti Anto romantis gila.” Bintang senyum-senyum sendiri dan menyuruput coke pesanan Ganny.

“Loooh kenapa kalian pada sibuk ngomongin Anto dan Sella”. Bintang, Roro dan Ganny saling berpandangan dan salting. Hanya Jasmin yang dapat menghentikan mereka bertiga ketika sudah beradu mulut untuk hal yang tidak penting.

Tangerang, 21 Agustus 2017
Indahnya Melukis Hari 
KECE Day 5

0 komentar:

Posting Komentar

 

Melukis Hari dengan Kata Template by Ipietoon Cute Blog Design