Sedan silver terjebak kemacetan
panjang. Pemiliknya berusaha merayap mencari celah dari kemacetan yang tak
dapat ditoleril. Belum lagi panasnya matahari seperti sedang memainakan emosi
penduduk bumi. Mereka yang tidak bisa bersabar sudah mencapai puncak kemaraham.
Dengan ganas sahut menyahut membunyikan klakson membuat suasana siang menjadi
semakin galau . Dua jam kemacetan baru teratasi, pengemudi menghentikan mobil
pada sebuah gedung pencakar langit melaju memasuki baseman hotel bintang lima.
Seorang
wanita menggunakan pakaian safari dan celana jeans panjang dilengkapi dengan
sepatu kets bewarna coklat membuka pintu mobil diikuti satu orang pria yang
berpakaian sama, dengan santai mereka berjalan memasuki hotel.
“Mba Pak Nathan sudah ada di tempat.”
“Maaf dengan siapa saya bicara?”
“Saya Bintang.”
“Kalau
saya Adit. Kami dari pusat perlindungan hewan.”
“Sudah buat janji dengan Pak
Nathan?”
“Bilang
saja kami dari pusat perlindungan hewan Taman Nasional Gunung Lauser. Pak
Nathan sudah mengetahui kedatangan kami.”
“Oh
ya Bu kebetulan Pak Nathan baru dua harinya yang lalu kembali ke tanah air. Mohon
ditunggu saya hubungin Pak Nathannya dahulu.”
Resepsionis hotel menyambar telephon
yang berada di sampingnya, berbicara dengan seorang diseberang sana mengabarkan
kedatangan Bintang dan Adit.
“Ibu dan Bapak silahkan naik
kelantai 20 Pak Nathan sudah menunggu”
“Ok terima kasih ya mba.”
Bintang
dan Adit berjalan memasuki lift. Tidak tanggung-tanggu mereka harus naik kelantai
20, namun tidak tampak rona keluhan yang terpancar dari keduanya.
“Maaf mba kami ingin bertemu dengan
Pak Nathan.”
Adit
berbicara dengan seorang perempuan yang berada didepan ruangan CEO Luxury Hotel. Dengan tersenyum manis
perempuan cantik itu langsung menghubungi bosnya dan mempersilahkan Bintang dan
Adit memasuki ruangan. Akhirnya setelah kedatangan mereka untuk ketiga kalinya
membuahkan hasil. Setelah menunggu cukup lama mereka baru bisa bertemu dengan pak CEO.
“Naura
tolong buatkan tiga cangkir teh” Sang bos meminta tolong kepada sekretarisnya.
Pemandangan
yang mengejutka. Tidak seperti bayangan
Bintang dan Adit ternyata CEO Luxury
Hotel masih sangat muda tampan pula. Jauh dari rambut professor, wajah
menakutkan, dan keruta-kerutan bukti dari perjuangannya. Beruntung sekali
hidupnya di usia mudanya saja ia sudah mampu mengepalai hotel bintang lima yang
terkenal kemewahannya. Bintang menyadarkan dirinya agar tidak berlama-lama
terkena sihir CEO muda tersebut.
Dua
puluh menit berlalu sulit bagi Bintang dan Adit mencuci otak CEO bahkan mereka sampai bersi tengang.
“Ailurops melanotis, Catopuma badia,
Dendrolagus mayri, Dugong dugon,
dan Haylobates agilis yang Bapak
miliki tergolong hamir punah spesiesnya.”
“Saya
tahu! Dan saya sudah memberikan perawatan istimewa bagi mereka. Tidak
tanggung-tanggung dokter hewan terbaik di kota ini saya khususkan untuk merawat
mereka.”
Nathan
membela diri, perawakannya yang sombong di tambah dengan gayanya yang selangit
membuat Bintang muak menghadapinya. Bintang dan Adit berusaha mengontrol emosi.
Ujian kali ini memang tidak main-main karena
mereka langsung berhadapan dengan orang penting di negeri ini.
“Kami
tahu pasti Bapak sudah melakukan hal terbaik untuk mereka, fasilitas selangit,
makanan sehat, tempat yang menurut Bapak kondusif. Tetapi itu semua tidak dibutuhkan
untuk keselamatan mereka”
Nathan
melempar tatapan sinis menganggap tamunya mendikte hal yang tidak masuk akal.
Bintang dan Adit mulai merasakan aura ruangan berubah menyeramkan. Dengan pelan dan sedikit momohon Bintang
memberanikan diri untuk mencairkan suasana.
“Tolong
bantu kami untuk dapat melestarikan hewan-hewan yang terancam punah.”
“Apa
untungnya bagi saya melakukan itu?”
“Bapak
bisa ikut berperan dalam menjaga ekosistem bumi.” Bintang sudang mulai frustasi
menghadapi tingkah Nathan yang belagu.
Adit dengan tenang menjelaskan
kemungkinan baik kepada Nathan, tetap saja hal tersebut tidak dapat melunakan fikiran
Nathan. Nathan diam seribu bahasa membenarkan dirinya, sifat angkuh membuatnya
menang hari ini.
***
8
tahun yang lalu
“Laper
nih kekantin yuk.”
“Ahhh
pikiran lw makan mulu.”
“Tau
nih gedut loh.”
“Lah
kan kita sedang dalam masa pertumbuhan wajar dong.”
“Masa
pertumbuhan dari mana? Yang ada kita tuh bayi raksasa.”
“Udah
ayo kekantin gw juga laper, ga usah belaga diet. Kalau ketemu makanan juga
seperti orang yang belum makan satu bulan.”
Timpal
Roro teman satu geng Bintang tanpa basa-basi. Setiap bicara ia terkenal
ceplas-ceplos. Bintang, Roro, Ganny dan Jasmin berjalan menyusuri koridor menuju
kantin satu dua kali Bintang mengeluarkan jurus jahilnya menggoda ketiga temannya
sambil tertawa puas. Dan akan berhenti saat Ganny Mrs. Fashionable berteriak mengeluarkan suara cemprengnya.
Suasana
kantin siang itu sangat riuh dipadati anak-anak perempuan yang bergosip ria,
sudah pasti tentang cowo. Cinta topik yang tak pernah lekang oleh waktu pokok
bahasan yang tidak ada habisnya untuk remaja-remaja yang sedang puber siapun
mereka pasti senang kalau sudah membicarakannya.
“Bintang
gw nitip puterin lagu Sheila On Seven penjantan
tangguh, salamnya buat Sella. Salam cinta dari Anto.”
Bintang,
Roro, Ganny dan Jasmin kontan bertukar senyum, siapa yang tak kenal Anto semua
warga SMA Pertiwi pasti mengenalnya. Ia dijuluki penjatan tangguh karena sifat
gigihnya yang awet mengemis cinta Sella. Hal unik yang selalu Anto lakukan
adalah menitipkan salam cinta dan lagu untuk Sella.
“Salut
gw sama Anto coba kalian bayangkan satu tahun di cuekin sama Sella.”
“Males
gw ngebayanginya, mendingan gw makan ni bakso.” Ledek Jasmin, Bintang
memonyongkan bibirnya.
“Anto
tuh Oon udah tau Sella ga suka, masih aja dikejar-kejar.” Timpal Roro yang
gayanya tomboy abis sambil melahap ketoprak.
“Tapi
Anto tuh keren jarang loh ada cowo setangguh Anto.” Bintang masih membanggakan
Anto didepan sahabat-sahabatnya.
“Ngebayanginya
aja udah merinding, satu tahun nitipin salam cinta. Gw dukung Sella ngacangin Anto.”
“Itu
artinya cowok setia, dan satu lagi pasti Anto romantis gila.” Bintang
senyum-senyum sendiri dan menyuruput coke
pesanan Ganny.
“Loooh
kenapa kalian pada sibuk ngomongin Anto dan Sella”. Bintang, Roro dan Ganny
saling berpandangan dan salting. Hanya Jasmin yang dapat menghentikan mereka
bertiga ketika sudah beradu mulut untuk hal yang tidak penting.
Tangerang,
21 Agustus 2017
Indahnya
Melukis Hari
KECE Day 5
0 komentar:
Posting Komentar