Minggu, 19 Februari 2017

Confused




         
                Seperti judul di atas bingung, bingung sama diri sendiri yang gak bisa apa-apa. Duuuuh kenapa si gw sering banget curhat seperti ini tapi ga ada pergerakan sama sekali untuk mengejar apa yang gw mau. Sebenarnya sedih di usia yang sudah menginjak angka 26 tapi gaji masih biasa-biasa aja, hiduppun sama, tekat ga ada sama sekali, seperti sudah terlatih untuk melupakan dan mengubur impian yang singgah dalam diri. Mau mencoba balik pada masa lalu, impian-impian yang pernah terlintas.
          Dulu mau banget jadi penyiar radio tapi karena ga berusaha untuk mewujudkan akhirnya terkubur sia-sia. Pernah juga terlintas mau jadi pembawa acara jejak petualang, padahal suka banget nonton dokumentasi jejak petualang dari zaman masih SMP.
          Selain dua hal di atas pernah punya impian menjadi motivator untuk anak-anak SMA, menyemangati mereka untuk mengenal passion dan menjaga impian mereka sejak dini. Karena basic gw AP yang sudah terlatih speak up di depan umum jadi modal utamanya udah gw punya. Tapi lagi-lagi harus mengalah dengan keadaan.
          Ramadhan tahun lalu sempat ikutan acara berkisah dan ada satu sponsor acara yang menyediakan beasiswa berkisah untuk para peserta yang beruntung, sebenarnya gw salah satu orang yang dapat kesempatan tersebut huaaah senang banget karena baru kali ini impian gw terkabul dan seakan menjadi nyata. Hufftt gak tau kenapa sampai saat ini belum dikasih kabar lagi padahal katanya akan dikabarkan satu bulan setelah acara tersebut tapi sudah nunggu berbulan-bulan gak dikabarin. Impian untuk menjadi pendongeng pun sepertinya harus terkubur.
          One day I will write a book itu sempat jadi jargon gw, ternyata untuk jadi seorang penulis itu harus menjaga mimpi supaya bisa konsisten menulis dan nantinya punya buku hasil tulisan sendiri. Nah jeleknya gw belom bisa konsisten menulis dan menemuin waktu yang tepat untuk menumpahkan semua ide dalam otak gw.
          Pengen juga jadi pengusaha muda, sempat mau jualan es serut, kerudung, dan makanan. Waktu lagi buka-buka instagram nemu foto makanan enak jadi pengen jualan kuliner. Cilok lah atau martabak. Sebenarnya kalau masalah jualan gw cukup handal karena dari masih SD sudah di percaya sama nyokap buat jualan. Waktu SD pernah jualan gorengan, SMP gak sempat jualan dan SMA jualan lagi nasgor, naskun sama bihun dan waktu SMA itu sempat menjadi masa kelam gw saat jualan. Mental gw diacak-acak banget, ilmu banget sebenarnya.
          Dan akhir-akhir ini lagi kebelet banget pengen les bahasa Inggiris di LIA, kalau memang sudah faham banget mau terjemahin buku-buku yang belom di terjemahkan. Pasti hidup gw bakalan damai banget kalau bisa terus memelihara ilmu dan menuntutnya sampai akhir hayat.
          Sebenarnya Allah seperti kasih jalan hidup yang sudah pas banget buat gw, seminggu setelah lulus sekolah mengalami bukti nyata jual beli. Transaksi sama pembeli, menghadapi ganasnya dunia pasar , tanggapan dari beberapa orang tentang gw. Kenapa itu gak gw jadiin ilmu banget yaakkkk. Tapi kerja di pasar hanya bertahan lima bulan saja karena susah liburnya dan keteteran kerjain tugas kampus. Setelah dari pasar kerja di warnet selama satu tahun delapan bulan. Dari warnet banyak banget belajar dunia firtual mulai dari koprek-koprek photoshop, sampai menguasai beberapa program Ms. Office. Dan semua ilmu yang didapat dari warnet kepake banget sampai sekarang.
          And the last job di TK jadi bu guru padahal gak sama sekali pernah terlintas dalam fikiran gw buat jadi guru, apalagi selama ini gw kurang ajar banget sama guru-guru gw. Tapi akhirnya gw dapat jawaban dari kekurang ajaran gw itu karena mereka gak layak jadi guru dengan kata lain mereka cuma menguasai ilmu di bidangnya aja tapi gak tau bagaimana bersikap dan menghargai murid. Dulu sebelum jadi guru gw fikir yang penting anak bisa baca, tulis dan berhitung tapi realitanya setelah gw jadi guru tiga hal di atas gak masuk hitungan. Yang terpenting menjadikan anak murid bagus afeksi (kemandirian) bahasa (menulis, membaca dan berbicara) kognisi (logic/ daya fikir) moka (motorik kasar) moha (motorik halus) sosial (memahami kebutuhan orang lain dan cara kita bersikap) dan agama (hubungan dengan Allah).
          Huffttt usia udah bertambah, dan bentar lagi harus menikah. Gw takut setelah menikah dapat pasangan yang gak bisa mengimbangi atau menghapus semua impian gw yang pernah ada. Pengennya punya suami yang cerdas dan gampang diajak komunikasi sama-sama mendidik bukan hanya mengasuh dan memberikan semua kebutuhan mereka. Karena gw gak mau punya anak yang buta sama passionnya dan latah memilih mimpi. Memiliki patner hidup yang bisa bekerja sama membangun istana di surganya Allah. Gw pengen jadi seperti ibunya para ulama, nama mereka tercatat dalam buku kebaikan para mailkat. Dan gw butuh pasangan yang memang sama-sama mengerti akan ilmu Allah bukan ilmu was-was alias ilmu tentang dunia hasil rekayasa manusia.
          Kalau seperti ini gw berasa seperti salah satu tokoh yang ada di dalam webtoon yang sering gw baca judulnya spirit fingers, tokoh tersebut bingung dengan impiannya karena dia terlalu terpengaruh dengan impan orang-orang terdekatnya. Seperti contohnya tekanan dari ibunya yang selalu membandingkan dia dengan kedua saudaranya yang terlahir sempurna. Di ep awal si tokoh lari di atas tangga dan memakai gaun warna-warni hasil tambelan, dari gaunnya menggambarkan kalau selama ini ia bingung dengan dirinya sampai ia gak tau jati dirinya sama sekali. Dan sekarang gw seperti mengalami hal tersebut.
          Ya Allah bantu Ilah untuk terus berkarya dan bekerja keras dalam mewujudkan impian-impian Ilah, karena impian yang pernah ada itu harus selalu ada dan terwujud.

Tangerang, 19 Februari 2017

Indahnya Melukis Hari

0 komentar:

Posting Komentar

 

Melukis Hari dengan Kata Template by Ipietoon Cute Blog Design