Seperti judul di atas bingung, bingung sama diri sendiri yang gak bisa apa-apa. Duuuuh kenapa si gw sering banget curhat seperti ini tapi ga ada pergerakan sama sekali untuk mengejar apa yang gw mau. Sebenarnya sedih di usia yang sudah menginjak angka 26 tapi gaji masih biasa-biasa aja, hiduppun sama, tekat ga ada sama sekali, seperti sudah terlatih untuk melupakan dan mengubur impian yang singgah dalam diri. Mau mencoba balik pada masa lalu, impian-impian yang pernah terlintas.
Dulu mau banget jadi penyiar radio
tapi karena ga berusaha untuk mewujudkan akhirnya terkubur sia-sia. Pernah juga
terlintas mau jadi pembawa acara jejak petualang, padahal suka banget nonton
dokumentasi jejak petualang dari zaman masih SMP.
Selain dua hal di atas pernah punya
impian menjadi motivator untuk anak-anak SMA, menyemangati mereka untuk
mengenal passion dan menjaga impian mereka sejak dini. Karena basic gw AP yang
sudah terlatih speak up di depan umum jadi modal utamanya udah gw punya. Tapi lagi-lagi
harus mengalah dengan keadaan.
Ramadhan tahun lalu sempat ikutan
acara berkisah dan ada satu sponsor acara yang menyediakan beasiswa berkisah
untuk para peserta yang beruntung, sebenarnya gw salah satu orang yang dapat
kesempatan tersebut huaaah senang banget karena baru kali ini impian gw
terkabul dan seakan menjadi nyata. Hufftt gak tau kenapa sampai saat ini belum
dikasih kabar lagi padahal katanya akan dikabarkan satu bulan setelah acara
tersebut tapi sudah nunggu berbulan-bulan gak dikabarin. Impian untuk menjadi pendongeng
pun sepertinya harus terkubur.
One day I will write a book itu sempat
jadi jargon gw, ternyata untuk jadi seorang penulis itu harus menjaga mimpi
supaya bisa konsisten menulis dan nantinya punya buku hasil tulisan sendiri. Nah
jeleknya gw belom bisa konsisten menulis dan menemuin waktu yang tepat untuk
menumpahkan semua ide dalam otak gw.
Pengen juga jadi pengusaha muda, sempat
mau jualan es serut, kerudung, dan makanan. Waktu lagi buka-buka instagram nemu
foto makanan enak jadi pengen jualan kuliner. Cilok lah atau martabak. Sebenarnya
kalau masalah jualan gw cukup handal karena dari masih SD sudah di percaya sama
nyokap buat jualan. Waktu SD pernah jualan gorengan, SMP gak sempat jualan dan
SMA jualan lagi nasgor, naskun sama bihun dan waktu SMA itu sempat menjadi masa
kelam gw saat jualan. Mental gw diacak-acak banget, ilmu banget sebenarnya.
Dan akhir-akhir ini lagi kebelet
banget pengen les bahasa Inggiris di LIA, kalau memang sudah faham banget mau
terjemahin buku-buku yang belom di terjemahkan. Pasti hidup gw bakalan damai
banget kalau bisa terus memelihara ilmu dan menuntutnya sampai akhir hayat.
Sebenarnya Allah seperti kasih jalan
hidup yang sudah pas banget buat gw, seminggu setelah lulus sekolah mengalami
bukti nyata jual beli. Transaksi sama pembeli, menghadapi ganasnya dunia pasar
, tanggapan dari beberapa orang tentang gw. Kenapa itu gak gw jadiin ilmu
banget yaakkkk. Tapi kerja di pasar hanya bertahan lima bulan saja karena susah
liburnya dan keteteran kerjain tugas kampus. Setelah dari pasar kerja di warnet
selama satu tahun delapan bulan. Dari warnet banyak banget belajar dunia
firtual mulai dari koprek-koprek photoshop, sampai menguasai beberapa program
Ms. Office. Dan semua ilmu yang didapat dari warnet kepake banget sampai
sekarang.
And the last job di TK jadi bu guru
padahal gak sama sekali pernah terlintas dalam fikiran gw buat jadi guru,
apalagi selama ini gw kurang ajar banget sama guru-guru gw. Tapi akhirnya gw
dapat jawaban dari kekurang ajaran gw itu karena mereka gak layak jadi guru
dengan kata lain mereka cuma menguasai ilmu di bidangnya aja tapi gak tau
bagaimana bersikap dan menghargai murid. Dulu sebelum jadi guru gw fikir yang
penting anak bisa baca, tulis dan berhitung tapi realitanya setelah gw jadi
guru tiga hal di atas gak masuk hitungan. Yang terpenting menjadikan anak murid
bagus afeksi (kemandirian) bahasa (menulis, membaca dan berbicara) kognisi (logic/
daya fikir) moka (motorik kasar) moha (motorik halus) sosial (memahami
kebutuhan orang lain dan cara kita bersikap) dan agama (hubungan dengan Allah).
Huffttt usia udah bertambah, dan bentar
lagi harus menikah. Gw takut setelah menikah dapat pasangan yang gak bisa
mengimbangi atau menghapus semua impian gw yang pernah ada. Pengennya punya
suami yang cerdas dan gampang diajak komunikasi sama-sama mendidik bukan hanya
mengasuh dan memberikan semua kebutuhan mereka. Karena gw gak mau punya anak
yang buta sama passionnya dan latah memilih mimpi. Memiliki patner hidup yang
bisa bekerja sama membangun istana di surganya Allah. Gw pengen jadi seperti
ibunya para ulama, nama mereka tercatat dalam buku kebaikan para mailkat. Dan gw
butuh pasangan yang memang sama-sama mengerti akan ilmu Allah bukan ilmu
was-was alias ilmu tentang dunia hasil rekayasa manusia.
Kalau seperti ini gw berasa seperti
salah satu tokoh yang ada di dalam webtoon yang sering gw baca judulnya spirit
fingers, tokoh tersebut bingung dengan impiannya karena dia terlalu terpengaruh
dengan impan orang-orang terdekatnya. Seperti contohnya tekanan dari ibunya
yang selalu membandingkan dia dengan kedua saudaranya yang terlahir sempurna. Di
ep awal si tokoh lari di atas tangga dan memakai gaun warna-warni hasil
tambelan, dari gaunnya menggambarkan kalau selama ini ia bingung dengan dirinya
sampai ia gak tau jati dirinya sama sekali. Dan sekarang gw seperti mengalami
hal tersebut.
Ya Allah bantu Ilah untuk terus
berkarya dan bekerja keras dalam mewujudkan impian-impian Ilah, karena impian
yang pernah ada itu harus selalu ada dan terwujud.
Tangerang,
19 Februari 2017
Indahnya
Melukis Hari
0 komentar:
Posting Komentar