Selama ini gw ga pernah
benar-benar berdoa kepada Allah untuk disegerakan bertemu pendamping hidup
karena menurut beberapa teman yang sudah menikah jodoh itu tidak perlu ditunggu
atau diratapi saat semuanya sudah siap, tepat dan mapan pasti ia akan datang
menghampiri kita. Berusaha untuk memperbaiki diri menjadi isteri yang solihah
dan ibu yang terbaik bagi anak-anaknya menurut gw bekal paling penting dan
urgent yang harus dipersiapkan, dari pada mencari laki-laki yang berkeliaran di
luar sana dan memangsa salah satu diantaranya demi dijadikan fasilitator pemuas
nafsu.
Belajar dari kisah Ali dan
Fatimah, betapa besar keinginan Ali untuk memiliki Fatimah anak dari pamannya
tersebut. Apakah Ali meronta-ronta meminta Fatimah kepada ayahnya untuk
dinikahkan dengan dirinya? Tentu jawabannya tidak, ia hanya berkomunikasi
dengan Allah tentang perasaannya itu. Lalu bagaimana perasaan Ali saat Fatimah
beberapa kali dilamar oleh para sahabat yang tingkat keimanannya yang luar
biasa dan dukungan harta yang mencukupi, sedangkan Ali pemuda biasa yang tak
memiliki banyak harta ia hanya tahu bagaimana caranya beribadah dengan baik
kepada Tuhannya. Namun Allah memang adil dan jodoh takaan tertukar akhirnya
penantian Ali dalam diam dibayar lunas oleh Allah Fatimah menjadi bidadari
untuk dirinya dan hanya untuk dirinya.
Selama ini mungkin kita keliru
menafsirkan arti dari pernikahan, kita lupa cara halal dan baik seperti apa
yang Allah sukai dalam memburu jodoh. Akhirnya kita tergelincir dengan
cara-cara kotor yang merusak iman dan kesensitivan hati. Kita sibuk mencari
pasangan yang pantas menjadi suami atau isteri kita tanpa memikikan apakah
Allah suka dengan cara kita akhirnya pernikahan dibina dengan salah kapra dan
tak memiliki tujuan akhirat yang jelas. Tentu kita tidak mau hanya bertemu dan
menjadi pasangan di dunia saja namun ketika di kehidupan yang abadi nanti tentu
kita ingin dipertemukan dengan jodoh kita di dunia.
Semakin menyadari disaat diri
menunda untuk berbuat baik maka harapan untuk membina rumah tanggapun akan
tertunda juga, mungkin alpanya diri dalam sepertiga malam, puasa sunah, infaq,
zakat bulanan, bakti kepada orang tua mungkin itu yang akhirnya menjadi
pertimbangan Allah untuk menunda datangnya jodoh.
Sebenarnya wanita baik-baik yang
mengerti esensi dari pernikahan ia tidak akan meminta mahar dan harta yang
berlimpah ruah. Cukup kehidupan sederhana namun bisa saling percaya dan
beribadah bersama itu yang selalu menjadi dambaan para wanita, karena lak-laki
soleh dan cerdas akan lebih bernilai jauh lebih hebat dan perkasa dibandingkan
dengan laki-laki tampan dan bergelimang harta.
Allah bila datang waktunya
pernikahan semoga hamba dapat bertemu dalam iman yang kuat, waktu yang tepat
dan sebaik-baiknya isteri dan calon ibu yang pandai.
Tangerang, 16
Februari 2017
Indahnya Melukis
Hari
0 komentar:
Posting Komentar