Senin, 08 Mei 2017

Ceritanya Belajar Jadi Emak



            Dengan mengusung tema Super Parents For High Quality Generation Manjadda Wa Jadda Tangerang atau disingkat MJWJ Tangerang memperingati ulang tahun organisasi tersebut dengan menyelenggarakan seminar parenting dengan narasumber Cahyadi Takariawan (penulis, Trainer & Konsultan Jogja Family Center dan Rumah Keluarga Indonesia) dan Bendri Jaisyurrahman (Pakar Parenting ala Rasulullah dan Konselor Pernikahan). Dua pembicara hebat dalam bidangnya yang Indonesia miliki. Dan gw baru pernah lihat dua makhluk ciptaan Allah yang seperti itu alias gw gak kenal sebelumnya dan gak tau kalau Allah menciptakan mereka berdua. Karena sudah sering di hantem dengan materi yang setipe seperti parenting bagi gw bukan hal baru, Alhamdulillah making conection di otak gw ga butuh waktu lama untuk mengerti maksud dari narasumber. Materi pertama di bawakan oleh Cahyadi Takariawan dan materi kedua Bendri Jaisyurrahman. Langsung gw bagi-bagi nih materinya.

Seminar Pranikah
Oleh : Cahyadi Takariawan

          Seperti yang sering gw denger menikah itu bukan soal umur tapi soal visi, baru kali ini jleb banget kata-kata tersebut dan ngena banget di hati gw, karena selama ini mungkin karna sibuk atau terlalu memikirkan kapan gw nikah akhirnya lupa untuk memantaskan diri untuk calon suami dan calon anak. Banyak fenomena yang gw lihat di sekeliling gw menikah di usia matang tidak membuat seseorang menjadi isteri dan ibu yang baik, mungkin tujuan pernikahannya gak jelas akhirnya hari-hari berumah tangga di jalankan tanpa memiliki tujuan sekedar mengikuti arus mengalir begitu saja. Atau tidak terlalu memegang teguh tujuan yang sebelum pernikahan sudah di buat, ketika ada masalah atau cela sedikit dalam penikahan akhirnya kita mendispensasi masalah tersebut awal-awal masih tarik ulur kadang menjalankan pernikahan sesuai tujan tetapi karena masalah menimpa bertubi-tubi akhirnya lepas tujuan pernikahannya.
            Tujuan menikah bukan untuk bersenang-senang, banyak problem yang pasti mampir dalam rumah tangga kita semata-mata Allah kasih ujian karena untuk menjadikan kita kuat. Bahkan Rasulullah saja memiliki ujian yang banyak dalam rumah tangganya contohya ketika Aisyah di fitnah selingkuh hanya karena sebuah kalung, apa yang Rasulullah lakukan pada saat itu ia marah dengan Aisyah merasa fitnah tersebut benar belum lagi seletingan-selentingan dari beberapa orang terdekatnya yang mempengaruhi Rasulullah dalam mengambil langkah, tapi marahnya Rasulullah di kalahkan dengan ilmu yang ia miliki karena ia memegang teguh tujuan pernikahannya bukan karena semata-mata ia seorang Rasul. Ia tetap sabar dan mencari jalan keluar dengan terus bermunajat kepada Allah, kita gak akan bisa melupakan Allah atau menghilangkannya. Kita harus terus melibatkannya dalam sekecil apapun masalah yang kita hadapi. Bahkan problem pernikahan menimpah rumah tangga Rasulullah apa lagi kita yang hanya butiran debu.
            Di lihat dari pemparan di atas akan banyak problem yang nanti kita temukan dalam berumah tangga intinya jangan menjadikan kita phobia dalam pernikahan, karena menjadi sakinah dan mawaddah itu hanya dapat di temukan dan rasakan dengan menikah. Dengan pernikahan artinya kita sudah membuka gerbang menuju sakinah dan mawaddah.
            Pernikahan adalah kebutuhan seseorang dalam menjalankan hidup ini, dan yang selalu harus di ingat menikah adalah sunnah Rasul walau kadang kita merasa berat dengan dunia pernikahan tetapi itu harus kita lewati, karna salah satu gerbang surga yang akan kita masuki harus terlebih dahulu membuka atau melewati gerbang pernikahan.
Berikut Ada lima tahapan dalam pernikahan yang tanpa kita sadari lima tahapan tersebut akan kita lewati dalam rumah tangga dan pasti kita lewati. Ilmu ini Allah kasih kepada hambanya untuk menjadikan kita selalu kembali pada tujuan awal kita menikah. Berikut lima tahapannya :
-            Tahapan kesatu (Romantic Love)
Romantic love tahap pertama kehidupan pernikahan yang di warnai oleh keindahan yang tak terlukiskan oleh kata-kata. Suami isteri akan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu, hal ini terjadi di awal-awal masa penikahan yang banyak di sebut orang sebagai bulan madu. Kita akan terus mendispensasi apa yang terjadi pada pasangan kita, kita gak masalah dengan hidup susah yang di buat oleh pasangan kita, kurangnya waktu bersama sahabat, tidak bisa memanjakan diri sendiri karena terlalu banyaknya keterbatasan ketika berumah tangga. Bagi kita semua itu bukan masalah, yang penting dapat di lewati berdua oleh pasangan. Pengaplikasian cinta yang brutal dan tidak mementingkan pandangan orang lain.
Romantic love akan di rasakan oleh setiap pengantin baru. Menyenangkan menikmati hari-hari bersamanya, happy terus bawaannya dan suasannya selalu mendukung kedua pasangan untuk selalu menambah ikatan cinta mereka. Kadang gw jijik melihat teman yang baru menikah selalu pamer kemesraan di manapun, medsos, tempat umum pokoknya di manapun deh. Akhirnya timbul pernyataan dunia hanya milik mereka berdua yang lain ngontrak atau lagi berkunjung. Ternyata romantic love pasti akan di rasakan oleh mereka yang baru menikah dan harus dirasakan, karena romantic love hanya bertahan selama tiga sampai lima tahun usia pernikahan, ini sudah termasuk pada pasangan yang sebelumnya pacaran. Kalau sampai kita pacaran terlebih dahulu waktu romantic love akan terpotong dengan waktu lamanya pacaran. Makanya pasangan yang baru menikah harus pandai-pandai melewati fase ini karena romantic love tidak akan pernah terulang kembali dalam pernikahan.
Karena fase romantic love sangat terbatas dalam islam kita tidak diperkenankan untuk pacaran. Simpanlah rasa cinta dan kagum untuk satu-satunya lelaki yang mampu merajai hati kita yang pantas kita nobatkan sebagai suami terbaik dan pasangan terbaik dari Allah.
Tahun ketiga pernikahan pasangan akan merasakan pudarnya fase romantic love dan akan memasuki fase kedua dalam tahapan pernikahan.

-            Tahapan kedua (Dissapointem or Distress)
Pada tahap kedua ini pasangan mulai merasakan realitas hidup yang sesungguhnya. Mata hati dan pandangan kita mulai merasakan adanya celah pada pasangan kita. Pada fase ini suami isteri mulai saling menyalahkan. Mulai timbul rasa marah dan kecewa berusaha menang atau lebih benar dari pasangan.
Kadang ada kekagetan tertentu yang tidak mereka duga atau tidak mereka bayangkan sebelum pernikahan, baik kekagetan yang berkaitan dengan kepribadian, karakter, sifat, perilaku atau kondisi-kondisi lainnya. Ketika di romantic love kekurangan tidak menjadi masalah tetapi di tahap kedua ini kekurangan dapat menimbulkan masalah baru.
Bagi pasangan yang tidak dapat transisi atau tidak kuat dengan tahap kedua ini akan banyak pasangan yang berujung dalam perceraian. Karna kita mulai merasa apa yang ada dalam diri pasangan sebuah masalah besar, dan kriteria pasangan yang kita  mau tidak ada dalam dirinya dan itu membuat kita kecewa dan mulai ada badai-badai yang menerpa. Di tahap ini masalah yang sesungguhnya sepele akan menjadi besar.
Dalam fase kedua ini kita harus cepat keluar dari fase ini, kita harus cepat berdamai dengan sikap yang ada dalam pasangan. Belajar secepat mungkin dalam mengenali pasangan dan berusaha memaafkan apa yang ada dalam dirinya. Karena jika kita tidak cepat-cepat menyudahi masalah yang ada akan timbul masalah baru dan pasangan akan lebih sulit untuk melewatinya

-         -             Tahap ketiga (Knowledge and Awarness)
Dalam tahap ini kita mulai merenung dan timbul kesadaran untuk mempertahankan pernikahan agar kualitas pernikahan menjadi lebih baik, di sini kita mulai berupaya untuk keluar dan berdamai dengan kekurangan yang ada dalam diri pasangan kita. Masalah-masalah yang tadinya timbul dalam rumah tangga sudah mulai membuat kita untuk keluar dan mencari solusi.
Jika kita berupaya untuk mencari solusi dan berdamai dengan apa yang ada dalam diri pasangan maka kita akan mendapatkan kehidupan rumah tangga yang lebih baik dan memiliki kwalitas yang baik pula karena kita berupaya dan berusaha. Masalah kecil tidak akan menjadi besar dan problem mulai berkurang sekalipun ada problem akan selalu di komunikasikan dan kita terus berupaya mencari jalan terbenar untuk keluar dari lingkaran kesalah tersebut.

-     -               Tahap keempat (Transformation)
Tahap ini bisa di sebut juga tahapan pendamaian kita mulai merelakan semua yang ada dalam diri pasangan, sudah tidak lagi menyalah-nyalahkan. Pikiran sudah semakin jernih mata kita sudah semakin mantab dalam melihat dan menilai apa yang ada dalam pasangan.
Kita menginginkan suami yang romantis tetapi Allah takdirkan kita menikah dengan pasangan yang tidak sama sekali romantis, dalam fase ini kita sudah bisa merelakan suami kita yang nyatanya tidak romatis tetapi kita berusaha untuk menjadikan suami kita romantis dengan cara kita utarakan keinginan kita itu, membimbing agar pasangan bisa menjadi romantis. Dan kita duluan yang harus bersikap romantis agar nanti dia menjadi peka dan mengerti apa itu romantis, akhirnya timbul cara atau sikap untuk menjadi romantis semata-mata untuk menyenangkan pasangan dan ia menginginkan itu juga.

-         -            Tahap kelima (Real Love)
Untuk masuk ke tahap terakhir ini membutuhkan banyak pengorbanan dari kedua pasangan, mungkin ini tahap yang sering kita lihat dari usia pernikahan seseorang yang sudah menginjak waktu puluhan tahun, biasanya kalau kita lihat pasangan yang sudah kakek nenek tetapi mereka masih saling sayang dan membutuhkan satu sama lain nah ini lah pasangan yang bisa di nobatkan sebagai pasangan yang memilik cinta yang mendalam. Rahmah dalam doa pernikah yang sering kita dengar untuk pasangan yang baru menikah akan kita rasakan pada real love karena rahmah bisa juga di artikan sebagai cinta yang mendalam dan kata tersebut sangat tepat di usia pernikahan yang sudah menginjak fese puluhan tahun.
Pengakuan cinta di fase real love ini sudah masuk kategori sopan, ia sudah bisa mengklasifikasi di mana ia boleh atau tidak menunjukkan sikap atau cara cinta mereka. Sehidup semati pasangan baru bisa di aplikasikan dalam real love ini. Kita akan merasa sedih yang mendalam jika ada hal yang menimpa pasangan kita.

Masyallah ternyata banyak sekali yang harus kita korbankan dalam pernikahan, banyak pasangan yang bercerai dan tidak mampu melewati problem yang terjadi. Sesungguhya masalah pasti ada jalan keluarnya begitupula dengan masalah dalam pernikahan mungkin kalau kita mau lebih bersabar dalam menyikapi masalah dalam rumah tangga kita pasti pengadilan agama sepi.
Ketika kita tidak bisa berdamai pada apa yang ada dalam pasangan kita maka kita sedang mengantrakan rumah tangga kita dalam gerbang perceraian, karna kalau tidak ada kata damai maka konflik akan terus terjadi, ego tidak akan pernah memenangkan kita dalam hal apapun. Iblis gemar sekali mengganggu anak adam untuk terjerumus dalam zinah, lalu pernikahan itu bukan akhir dari iblis mengganggu anak adam ia akan berupaya untuk mengganggu pernikahan kita menjad perceraian.
Kenapa dalam islam kita di larang untuk pacaran karena sama saja kita memberikan peluang kepada iblis untuk mengambil alih kehidupan kita, dan barang siapa yang terlalu cepat memasukan seseorang dalam hatinya yang belum terikat dalam hubungan halal ia akan terus merajai hati kita dan menjadi bayang-bayang dalam rumah tangga kita. Karena lelaki yang pertama kali mampu menerobos benteng pertahanan dalam hati kita akan sulit kita lupakan seumur hidup kita. Salah satu kasus perceraian yang terjadi adalah lahirnya kembali cinta dari masa lalu kita yang sempat kita jalankan dengan pasangan haram kita.

Kesimpulan dari lima tahapan pernikahan adalah :
-       Nikmati romantic love semaksimal mungkin
-       Lewati dissapointmen or distress secepat mungkin
-       Berusaha untuk bersungguh-sungguh memahami pasangan kita
-       Dan selama datang di gerbang cinta yang mendalam untuk  pasangan yang mampu melewati badai dalam rumah tanngga mereka. Karna sesungguhnya badai pasti berlalu tetapi bagaimana kita berdamai dan bertahan pada saat badai itu terjadi.

Menyeleraskan perbedaan
-       Terdapat perbedaan sesuai fitrah kemanusian dan kultur kehidupan. Laki-laki pasti berbeda dengan perempuan itu sudah fitrah yang Allah buat tidak akan Allah ganti sampai manusia terakhir yang ia ciptakan. Seseorang pasti akan lahir dan besar dengan membawa karakter yang ia bakati dari lingkungannya, bermacam suku dan etnis yang ada di Indonesia pasti akan lahir banyak karakter dan kebudayaan yang berbeda-beda pula seperti firman Allah dalam surat Al-Hujarat ayat 13 Allah menciptakan kita berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kita saling mengenal. Sudah pasti kita berbeda dengan pasangan kita itu sudah hukum yang Allah buat, maka dari itu kita hanya bisa berdamai dan menjalankan rumah tangga kita dengan terus memaafkan dan saling melengkapi satu sama lain.

Sebelum menikah sebaiknya kita juga harus lebih dahulu mengenal karakter antara makhluk Allah yang bernama perempuan dan laki-laki. Laki-laki itu jalurnya tunggal contoh ketika ia berpikir pasti ia akan fokus pada satu hal tidak bisa bercapang, misalnya kewajiban seorang lelaki adalah mencari uang ketika uang sudah ia dapat maka akan ia berikan kepada isterinya, suami tidak akan berpikir uangnya akan cukup atau tidak.
Karena perempuan jalurnya majemuk maka ia akan berusaha untuk memaksimalkan uang yang diberi suaminya dengan menggunakan banyak sekali pemikiran. Di antara perbedaan laki-laki dan perempuan ada pada jalur otaknya. Laki-laki cenderung menggunakan logika dan perempuan menggunakan perasaan.  

Subhanallah indah sekali materi yang gw dapat semoga bisa menjadikan isteri yang terbaik untuk suami yang terbaik pula.






Indahnya Melukis Hari
Tangerang, 8 Mei 2017

           


0 komentar:

Posting Komentar

 

Melukis Hari dengan Kata Template by Ipietoon Cute Blog Design