Senin, 08 Mei 2017

Menjadi Orang Tua Yang Dirindukan


Menjadi Orang Tua Yang Dirindukan
Oleh : Bendri Jaisyurrahman

          Ini materi kedua yang gw dapat dari seminar MJWJ Tangerang, kesan pertama yang gw tangkep dari pembicara kedua ini sedikit berbeda dari perbicara pertama. Kalau pembicara pertama saat gw masuk ke dalam ruang seminar semua peserta lagi pada heboh ketawa kebetulan gw dateng telat pas sesi pertama. Nah sesi kedua ini pembicaranya yang telat tapi gak lama telatnya. Mungkin karena beliau capek kali ya kebetulan ustad Bendri baru habis isi seminar juga dan setelah selesai dia langsung ke seminar yang gw ikutin, pas beliau naik ke atas pangung gw sempat lihat wajahnya cemberut dan matanya melotot entah apa yang terlintas dalam pikirannya yaa mungkin karena beliau masih jet lag. Terus gw berpikir wah bakalan kacau nih dan jadi seminar yang ngebosenin, belum lagi beliau pakai peci looknya seperti ustad-ustad sudah pasti dikit-dikit ayat, gak masalah si dari penampilannya tapi yang gw takut beliau tipikal pembicara yang ngebosenin. Ternyata kesan pertama itu gak bisa mendominasi pikiran kita tentang seseorang dan jangan pernah menilai seseorang dari fisiknya kita butuh waktu yang cukup lama bersama dengan orang tersebut baru kita akan kenal siapa dia.
            Cukup terkesan saat melihat slide yang di tampilin judul materi kali ini Menjadi Orang Tua yang Dirindukan masyallah ada kesan yang mendalam dari judul tersebut buat gw, seakan-akan ada cemistri antara judul dengan hati gw hahahah sorry kalau susah menangkap apa maksud gw. Karena saat ini sesungguhnya para anak sedang merindukan sosok orang tua yang jauh dari contoh Rasulullah dan para sahabat. Kuylah materinya.


Kesalahan dasar berumah tangga hanya sibuk memikirkan fisik nyata membangun rumah. Tetapi suasana rumah tidak di bentuk. Kalau sudah seperti ini siapa yang harus di salahkan? Sudah jelas pasti orang tua. Saat ini banyak sekali orang tua yang sibuk mencari uang, mencari  nafkah meninggalkan rumah dari matahari belum bersinar dan kembali pulang ketika matahari sudah pergi jauh meninggalkan bumi. Sebenarnya hal tersebut yang menjadikan anak-anak hancur dan tidak mengenal karakter mereka sebagai umat islam. Materi memang dibutuhkan untuk bertahan hidup tetapi jangan lupakan anak-anak juga membutuhkan sosok atau contoh nyata demi pembentukan karakter mereka. Ayah atau ibu yang gemar meninggalkan rumah lalu anak di asuh oleh asisten rumah tangga tidak akan ada keterikatan antara anak dan orang tua. Ingat roda itu berputar tidak selamanya kita menjadi muda akan tiba masanya rambut kita memutih dan saat itu kita akan membutuhkan perthatian anak-anak kita, sedikitnya waktu yang kita luangkan untuk anak maka jangan heran jika suatu saat nanti anak kita hanya akan meluangkan waktu sisanya untuk kita.

Mendidik anak ala Rasul

Orang tua hebat = orang tua yang dirindukan
Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menceritakan tentang ayah Allah menyebutkannya sebanyak empat belas kali dan isteri di sebutkan sebanyak dua kali. Dapat ditarik kesimpulan bahwa ayah memiliki peranan penting dalam pengasuhan anak. Pernah dengar dari seseorang yang gw lupa sumbernya dari mana. Seorang anak perempuan yang tumbuh dan besar dengan kasih sayang dari ayahnya ia tidak akan mudah jatuh ke dalam pelukan laki-laki yang kurang baik karena ia tumbuh dengan kasih sayang dan rasa pengawasan dari sosok laki-laki, dan anak-anak perempuan yang dekat dengan ayahnya tidak akan merindukan sosok laki-laki lain. Sebenarnya juga gw rasain itu waktu masih kecil sebelum tidur pasti gw akan di ceritakan oleh babah, gw sering di peluk, di dengarkan ketika bercerita, kemana-mana selalu di temani dan di jemput sampai gw gak sadar kalau babah berarti banget buat gw. Dan saat babah sakit gw berusaha untuk mengorbankan waktu, tenaga dan uang gw buat babah. simpelnya karena babah berkorban untuk gw dan saat babah membutuhkan gw dengan senang hati gw bantu dia , hal tersebut gak bisa di bentuk dalam jangka waktu yang singkat tapi harus ada banyak waktu dan pengorbanan dari babah buat gw baru akhirnya gw sebagai anak dengan senang hati membantunya juga.
Anak laki-laki yang besar tanpa bimbingan dari ayahnya ada kemungkinan ia bisa menjadi gay karena selama ini hanya sosok ibu yang ia lihat akhirnya karakter yang mendominasinya lebih ke sosok kewanitaan, hilangnya sikap tegas dalam dirinya, masalah yang ia lalui selalu dengan deraian air mata. Dan selalu banyak keragu-raguan dalam setiap langkahnya.
Ayah harus jadi tokoh utama dalam pengasuhan anak, pernah ada pernyataan kalau ayah itu sebagai eksekutor saat anak membuat masalah sedangkan ibu adalah tokoh utama dalam mengasuh anaknya. Kalau ayah yang menghukum anak ketika anak berbuat salah yang ada anak akan menjadi takut dengan ayahnya lalu mulai timbul perasaan untuk membenci ayahnya. Wah kacau banget nih kalau sampai hilangnya sosok ayah dalam rumah-rumah setiap orang seperti negeri tanpa ayah. Memang benar ibu adalah madrasah utama untuk anak tetapi ayah adalah kepala sekolah jadi ayah memiliki wadah lebih besar dalam mendidik anak.
Seperti kisah nabi Ibrahim dan nabi Ismail, Allah mau ajarin kita dari kisah anak dan ayah tersebut. Ismail tumbuh besar jauh dari sosok ayahnya ia selalu rindu dengan ayahnya tetapi apa yang bisa ia perbuat ini sudah perintah Allah ia harus rela hidup berjauhan dari ayahnya. Hal yang bisa ia tahu tentang ayahnya hanya bertanya pada ibunya, dari sanalah ia bisa mengenal tentang ayahnya dan merindukan kehadiran ayahnya setiap saat. Akhirnya Allah menjawab doa-doanya Ibrahim datang dalam kehidupan Ismail, tidak lama kemudian datang perintah Allah untuk menenyembelih Ismail. Apa yang Ismail katakan saat ia harus di sembelih oleh ayahnya tentu ia dengan ikhlas memenuhi permintaan ayahnya. Tetapi tahukah kalian ternyata Ismail juga sedikit takut dan khawatir dengan apa yang ayahnya sampaikan. Ada hikmah yang cukup besar di balik kisah tersebut walaupun Ibrahim dan Ismail jarang bertemu tetapi keduanya memiliki keterikatan hati yang cukup dekat sedikitnya waktu yang bisa di lalui tidak menjadikan mereka berjauhan tetapi semakin sedikitnya kebersamaan mereka maka semakin berarti untuk keduanya nah dari sedikitnya waktu itu bisa menjadi berkualitas antara keduanya.
Seperti Rasulullah dan para sahabat yang jarang sekali di rumah dan menghabiskan waktu bersama anak-anaknya, mereka sibuk mengurusi urusan dakwah tetapi itu tidak membuat mereka lupa dengan pembentukan karakter anak-anaknya. Walaupun sedikit waktu yang mereka lewati tetapi kualitas dari kebersamaan mereka yang akhirnya menimbulkan kedekatan.
Masyaallah semoga kita bisa menjadi orang tua yang dirindukan oleh anak-anak kita kelak amiin ya Rabb.

Tugas kepala sekolah (ayah) dalam islam adalah :
Mengevaluasi mengapa anak belum hafal Al-Qur’an. Sedih banget mendengar kalimat ini karena jujur saya sampai saat ini saja masih kesulitan untuk membagi waktu antara menghafal qur’an dan menjalankan kegiatan lain yang saya sukai. Mungkin karena belum terbiasanya membagi dan memprioritaskan waktu untuk menghafal qur’an dari dahulu jadi ketika dewasa harus membujuk hati untuk konsisten menghafal.
Ini yang akhirnya menjadi penyakit banyak orang tua yang hatinya tidak sensitive ketika anak-anaknya tidak memiliki hafalan qur’an sama sekali, padahal dengan mengajarkan dan membiasakan anak untuk berinteraksi dengan qur’an maka kita sedang menyelamatkan diri sendiri dari pertanyaan Allah di akhirat kelak. Karena satu ayat hafal qur’an anak kita, satu rajutan benang sedang di persiapkan anak kita untuk jubah dan mahkota sebagai hadiah kita di akhirat kelak. Ya Allah mengapa kami lupa dengan semua itu, kadang orang tua hanya bangga dengan jabatan anaknya yang bagus dalam sebuah perusahaan dan bangga dengan anak yang mampu menerbangkannya keberbagai Negara di bumi ini tetapi kita tidak membekali ia untuk membuatkan kita sayap menuju surga Allah.
Ayah juga harus menegakkan aturan-aturan dalam rumah bagi anak-anaknya, aturan untuk sholat, berpakaian, makan dan masih banyak lagi. Kadang dalam setiap rumah banyak sekali anak-anak yang tidak mengerti apa tugas mereka. Kenapa sedini mungkin harus ada aturan dalam setiap rumah karena setiap anak yang sudah terbiasa dengan aturan dalam rumahnya mereka akan menjadi anak yang baik ketika dalam lingkungan yang lebih besar.
Jadilah ayah yang dirindukan saat tidak ada dan tetap di rindukan saat sudah ada, subhanallah indah sekali jika kita sebagai orang tua memiliki anak yang seperti itu.

Setelah membahas panjang lebar tentang tugas ayah sekarang kita akan membahas tentang ibu. Dalam Al-Qur’an kata ibu itu tidak ada tetapi akan kita jumpai dalam hadist.


Ciri-ciri ibu idaman
Nikahilah oleh mu wanita yang wadud dan walud. Walud artinya subur, kenapa harus menikahi wanita yang subur? Karena Rasulullah senang ketika melihat jumlah umatnya yang banyak, semakin banyak anak yang dapat di lahirkan oleh seorang ibu akan membuat Rasulullah bangga ketika di akhirat kelak.  
Dan wadud artinya kasih sayang yang membuat seseorang tertarik untuk mendekat. Carilah wanita yang mencintai anak-anak kelak ia akan  mencintai dan mengasuh dengan baik anaknya, ia akan ramah, membimbing dengan baik dan benar anak-anaknya. Karena ibu yang sukses adalah ibu yang berhasil membuat anaknya selalu ingin dekat dengan ibunya. Jangan pernah bangga dengan anak yang hanya mau mendengarkan nasihat dari gurunya saja tetapi kita harus bangga dengan anak yang mau mendengarkan kita sebagai ibunya.
            Sejatinya orang tua harus menjadi orang pertama yang dibutuhkan oleh anak, kenapa bisa seperti itu karena dengan kehadiran kita yang sangat besar untuk anak-anak kita kelak maka anak akan menjalankan hidupnya dengan sukses ia akan menjadi anak yang selalu memikirkan segala hal sebelum bertindak. Tidak akan ada rahasia yang disembunyikan oleh anak maka orang tua akan lebih mudah memantau gerak-gerik anak walaupun sedang tidak bersama dengannya.

Misi pertama orang tua
-          Mengikat hati, karena sejatinya hati itu adalah raja dan yang lain prajuritnya. Ketika kita sudah mampu mengingat hati anak kita untuk selalu membutuhkan kita maka kita akan lebih mudah mengendalikannya. Anak yang tidak mau mendengarkan orang tuanya itu pertanda bahwa belum adanya keterikatan hati antara anak dan orang tuanya
“salah satu pekerjaan yang sia-sia adalah menasehati anak yang hatinya belum terikat pada orang tua”
-          Mendidik anak itu seperti bermain laying-layang. Silahkan kau terbang setinggi-tingginya jika ada angin yang menerpa akan kutarik talinya untuk segera kembali kejalan pulang. Keterikatan antara anak dan orang tua akan selalu membuat anak aman dalam menjalankan hidupnya. Bebaskan anak untuk berkarya melangkah ke mana saja yang ia sukai tetapi kita sebagai orang tua sudah memberikan bekal pada dirinya jauh sebelumnya. Karena jika layangan itu terbang tinggi dan tersangkut pada pohon ia akan bertemu dengan bandar narkoba, kalau orang tua dan anak kita memiliki keterikatan hati anak akan mudah terjerumus pada narkoba. Lalu jika layangan itu tersangkut dan terjatuh dalam sungai maka ia akan bertemu dengan predator, jika kita tidak dekat dengan anak maka dengan mudah anak kita terjerumus dalam sex bebas. Dari hati yang tidak dekat saja efeknya sangat besar dalam kehidupan anak.

Buah dari orang tua yang dirindukan
1.      Anak berusaha taat meskipun terpaksa. Bukan terpaksa karena takut  tetapi terpaksa karena cinta. Masih belajar dari kisah nabi Ibrahim dan Ismail Sayyid Qutub dalam tafsir surat Ash-Shoffat, sejatinya Ismail takut saat ia mendengar apa yang disampaikan ayahnya, tetapi karna ia sangat merindukan ayahnya dan sudah memiliki kedekatan hati maka Ismail taat meskipun ia terpaksa.
2.      Anak akan tetap hormat meskipun di marahi karna tabungan cinta yang kita tabung sedari anak kecil memiliki banyak isinya, walaupun kita auto debit (memarahi anak) tabungan tersebut tidak akan berkurang banyak. Akan banyak saldo yang masih tersisa. Karna cinta yang kita tanam tidak akan pernah ada habisnya.
3.      Anak tidak menyimpan rahasia kepada orang tua. Semua hal yang sedang anak kerjakan, rasakan, inginkan akan selalu meminta pendapat orang tuanya. karena orang tua sudah mampu menjebol privasi anak.

Kelak jika semua itu mampu kita aplikasikan pada anak kita maka tidak akan ada anak yang gagal produk di negeri ini semua anak akan sukses pada masanya, bukan hanya sukses di dunia saja tetapi akan sukses pula di akhirat.

Indahnya melukis hari

Tangerang, 8 Mei 2017 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Melukis Hari dengan Kata Template by Ipietoon Cute Blog Design