Minggu, 22 Juni 2014

Sepotong Episode Indah Yang Tidak Akan Terulang Kembali


Sebiru hari ini, birunya bagai langit terang benderang
Sebiru hati kita kita, bersama di sini

Seindah hari ini, indahnya bak permadani taman surga
Seindah hati kita, walau kita kan terpisah

Reff :
Bukankah hati kita telah lama menyatu
Dalam tali kisah persahabatan ilahi
Pegang erat tangan kita terakhir kalinya
Hapus air mata meski kita kan terpisah

Selamat jalan teman
Tetaplah berjuang
Semoga kita bertemu kembali
Kenang masa indah kita
Sebiru hari ini

Sebiru hari ini, birunya bagai langit terang benderang
Sebiru hati kita, bersama di sini

Edcoustik - Sebiru Hari Ini

Harapan yang sampai saat ini belum bisa terkabul dan sepertinya tidak akan bisa terjadi dehhhh heheheheheh, kenapa bisa gitu ya? Karena saya yakin kita semua tidak akan bisa bertemu untuk mengulang kembali episode indah yang pernah terjadi di antara kita semua. Ehhh tapi saya lupa belum memberitahukan apa si harapan saya yang belum terkabul itu, saya mendambakan suatu hari sebelum perpisahan ini terjadi saya ingin sekali kita semua berkumpul bareng sambil mengobrol ringan dan sesekali tertawa bersama dengan backsound lagu di atas. Waaah lengkap banget deh kalau itu bisa terjadi, tetapi perpisahan secara indah yang menjadi angan saya tidak bisa terjadi, perpisahan yang tanpa di rencanakan yang akhirinya terjadi, perpisahan dengan air mata yang engga pasti yang akhirnya terjadi, perpisahan dengan tanda tanya didalam hati yang mengghantui yang akhirnya terjadi, perpisahan yang tanpa adanya puisi indah yang akhirnya terjadi, perpisahan yang engga tahu kapan bisa bertemu kembali yang akhirnya terjadi, perpisahan yang tanpa air mata yang akhirnya terjadi. Sepotong Episode menyedihkan yang akhirnya pun di mulai sebagai pelengkap dari skenario ukhuwan ku ini.
Tapi itu semua yang terjadi sekarang walaupun rasa sedih yang akhirnya terjadi dari akhir episode ukhuwan ini it’s ok. Tetapi ketika memori masa lalu menari-nari di kepala ku ini kadang membuatku senang pernah bertemu dengan kalian semua sahabat-sahabat terbaik yang di takdirkan Allah untuk dapat melengkapi sepotong episode kehidupanku. Semuanya di mulai dari episode indah di bawah ini. 


         Episode indah apa si di balik foto tersebut? Saya akan mulai mendepskripsikan foto di atas, foto tersebut sempat terabadikan ketika saya dan teman-teman dipecaya untuk menjadi pengerus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di kampus tercinta kami, BEM mempertemukan kami semua menjadi satu tim yang di khususkan untuk mengeluarkan ide-ide brialin kami membangun untuk kesadaran anak-anak muda untuk mencintai Allah dan Rasulnya di kampus kami. Tepat pada tanggal 2 mei 2009 saya dan teman-teman menjadi panitia acara yang setiap tahunya menjadi agenda besar dakwah kami, agenda yang mencari new agent yang dikhususkan menjadi agent of change saya lupa apa nama acaranya karena itu sudah cukup lama berlalu dalam episode kehidupan saya. Ini lah dia orang-orang yang ada di foto tersebut.

         Nihaya saya di pertemukan oleh Allah sejak kami masih sama-sama memakai seragam putih abu-abu, tepatnya kami tergabung dalam dakwah sekolah yaitu ROHIS SMK Pelita Bangsa, Alhamdulillah kami sudah terbiasa menjadi patner dakwah walaupun kadang saya lama mikirinya dan banyak belajar dari sahabat saya tersebut ketika sedang memecah problem Nihaya engga pernah ilfeel sama saya. Nihaya itu orangnya lucu, simpel, royal, banyak duit, suka menasehati dan lumaya pinter bahasa Arab (dikalangan kami yang bahasa Arabnya ancur ya J), karena sudah menikah sekarang Nihaya sudah jauh pergi ke Palembang dan mengharuskan dirinya untuk mengikuti suaminya langkah kaki seorang pria yang dicintainya yang sedang bertugas di Palembang. Dan perpisahan kami pun tidak pernah terjadi, tidak ada kata perpisahan yang menjadi pemanis ending episode perawan kami ini hehhhehhhehehe. Intinya Nihaya pergi tanpa ada kata perpisahan yang terucap diantara kami. 

         Sri Oktaviani atau lebih sering di panggil Vani, Vani juga salah satu sahabat saya di SMK kami sempat menjadi teman satu lingkaran walaupun itu tidak terjadi lama. Vani itu salah satu sahabat saya yang sangat pandai dan cerdas, taktiknya segudang ketika memecahkan masalah, idenya sangat brilian untuk mensukseskan acara-acara kami. Pertama kali ngeliat Vani waw ni anak cuek banget jutek lagi tetapi Subhanallah setelah kami di pertemukan dalam ROHIS sekolah sifat Vani berubah 90 derajat jadi friendly, lebih sering berbicang dengan kami sahabatnya, menjadikan sahabat sebagai pelengkap hidupnya dan sesekali menasehati saya ketika saya sedang ada masalah.

         Kalau sudah bertemu dengan Vani banyak banget cerita yang saya mau sampaikan kepadanya, dengan kata lain saya cukup terbuka denganya. Tetapi Vani itu tertutup banget orangnya sampai saat ini banyak misteri yang belum saya ketahui tentang Vani. Sudah lama saya tidak berbicara dengannya dan tidak bisa berjumpa, saya juga tidak tahu kemana arah angin membawa Vani sampai saat ini. kata pepisahanpun tidak pernah terucap di antara kami.

         Selanjutkan di foto tersebut ada sahabat saya yang bernama Mba Eva saat ini beliau berdomisili di Bogor mengikuti suaminya, saya di pertemukan oleh Mba Eva ketika di kampus. Dan entah cerita apa yang terjadi di kehidupan beliau saat ini karena kami lost contac. Selanjutnya ada Mba Ella, Mba Fitri, dan Mba dan Mba Naini saya juga di pertemukan oleh mereka ketika di kampus, kami memang tidak bergitu dekat satu sama lain tetapi saling mengerti ketika sedang di dalam medan dakwah.

 
     Foto tersebut sempat terabadikan ketika kami kelas dua SMK, nama sahabat saya tersebut adalah Hilda Safitri ukhti yang satu ini sangat ramah dan baik sekali, dulu ketika saya masih SMK saya suka sekali main kerumahnya karena menurut saya lingkungan dan suasa rumah Hilda itu enak banget dan engga ada suasa seindah lingkungan rumah Hilda yang pernah saya temui. 

Kami cukup dekat ketika SMK dan sering menghabiskan waktu bersama, Hilda itu baik sekali pernah sautu ketika kami semua anak kelas dua di sibukan dengan tugas kami yang berjibun di sibukan dengan agenda PPL kami selama tiga bulan, laporan PPL yang harus selesai dalam waktu satu bulan dan presentasi kami yang harus selesai selama satu jam saja tapi proses pengerjaannya membuat kami semua menangis sejadi-jadinya. Sahabat terbaik saya ini membantu saya dengan suka rela meminjamkan komputer di rumahnya untuk mengedit semua bahan presentasi dan print laporan yang harus di presentasikan esok paginya. Baik bangetkan Hilda.

Oh ya waktu saya menginap di rumah Hilda saya engga bisa melupakan rasa nasi goreng ueeennaak banget buatan mamanya karena rasa senangnya Hilda ketika saya bilang nasi goreng buatan mamanya itu enak banget perna suatu hari Hilda membawakan saya satu tempat makan penuh nasi goreng untuk saya, hhhmmm sayangnya waktu itu saya sedang sakit dan tidak bisa makan nasi goreng buatan mamanya. Alhasil nasi gorengnya bukan menjadi rizki saya pada hari itu.


   Foto tersebut sempat terabadikan ketika saya dan Vani mengikuti aksi solidaritas untuk saudara-saudara kami di Mesir, aksinya itu ketika bulan Ramadhan kebayangkan betapa dahaganya kami pada saat itu, walaupun aksi hanya memakan waktu 2 jam saja tetapi itu cukup untuk membuat tenggorokan saya menjadi kering kerontang dan ingin cepat-cepat di siram air dingin wuuuuiiihhh mantab. 

Selama perjalanan ketika aksi saya dan Vani berjalan bersebelahan dan banyak obrolan-obrolan ringan yang terjadi sepanjang perjalanan. Kebetulan saat itu saya sedang mengikuti lomba menulis esay, dan kesempatan tersebut saya jadikan moment untuk berdiskusi tentang tulisan saya tersebut, hehehheeh isitilahnya sambil menyelam minum air.


       Sahabat saya yang satu ini adalah Mba Eva beliau sudah saya anggap seperti seorang kakak, foto tersebut sempat terabadikan ketika kami menghadiri walimahan sahabat kami seperjuangan, saya dan Mba Eva di foto tesebut memakai abaya yang sama karena sudah kami rencanankan, alhasil banyak yang memperhatikan kami berdua (mungkin di kira anak kembar kali ya heheheh). 

Mba Eva itu cukup mandiri loh di antara teman-teman saya yang lain karena beliau merantau dari Palembang seorang diri keren kan. Dan dulu ketika zaman masih kuliah saya suka sekali mampir ke kossannya Mba Eva untuk sekedar menunggu jam kuliah kebetulan kossan Mba Eva dekat sekali dengan kampus. Engga tanggung-tanggung karena saya sudah dekat dengannya sering banget saya pinjam baju beliau hehheheheheheh, pada saat saya mengembalikan baju beliau satu kantong plastik besar menampung baju pinjaman saya.


     Sepotong Episode yang terjadi dalam foto tersebut adalah, foto diatas sempat terabadikan ketika saya dan teman-teman menjadi senior di acara ROHIS di sekolah kami, saat itu saya dan teman-teman sudah lulus dari sekolah tetapi kalau untuk di rohis tidak ada istilah lulus dari rohis. Foto tersebut berlokasi di pesantren modern NF Serang, Subhanallah pemandangannya mampu memanjakan kami semua pengungjung yang singgah di sana, lukisan alam yang di torehkan oleh Allah membuat kami semua takjub dengan kuasaNya.  

Kami menginap di sana selama dua hari satu malam, malamnya kami diagendakan untuk menjadi pantia jurit malam, waw keren banget tetapi pastinya tetap menakutkan, karena rimbanya cukup menegangkan dan banyak semak-semak yang menjadi saksi bisu ketika jurit malam berlangsung di tambah lagi dengan suasan malam yang cukup menegangkan saat itu. Malam kami di lengkapi dengan tafakur alam dan mengagumi kuasa Illahi.

 
     Foto di atas akan menjadi foto terakhir yang saya ceritakan dalam episode persahbatan saya ini. bisa kalian lihat terdapat empat orang di dalam foto tersebut Vani, Nailah, Nihaya dan Eni (dimulai dari sebelah kiri), kami berempat adalah sahabat yang sudah di pertemuka oleh Allah sejak 2007 yang lalu dan kalau di hitung sampai sekarang berarti persahabatan kami sudah berlangsung selama kurang lebih tujuh tahun, hmmmm waktu yang tidak singkat untuk memulai ukhuwan cinta karena Allah. Vani dan Nihaya sudah saya ceritakan tinggal satu sahabat lagi yang belum saya ceritakan, ada Eni yang foto dan ceritanya baru muncul di akhir cerita ini. 

Eni adalah salah satu sahabat saya walaupun ketika SMK kami sama-sama anak ROHIS, tetapi saya dan Eni mulai dekat ketika di kampus, karena kami di amanahkan dalam bidang yang sama yaitu sekretaris utama di BEM amanah tersebut menjadikan kami sering bertukar pikiran dan kerja bareng otomatis pertemuan kami lebih intens. Eni itu baik banget dan cukup pengertian sama saya, orangnya lucu dan banyak menasehati saya, kalau ngomong kadang Eni suka to the point dan tanpa basa-basi. Eni itu cukup pengertian ketika saya sedang curhat dengannya dan saya sangat nyaman ketika bercerita dengannya, mungkin kalau Nihaya dan Vani punya banyak rahasia yang disimpan oleh mereka dari saya tetapi tidak dengan Eni banyak hal yang tadinya saya tidak tahu karena Eni saya menjadi tahu, dan engga banyak hal yang Eni berusah tutupi dari saya. Sampai saat ini kadang saya suka bertegur sapa dengan beliau karena Eni cukup mudah untuk di hubungi dan kepribadiannya cukup humble dan itu yang membuat saya nyaman dengannya.

Balik lagi ke kami berempat, saya sangat menyayangi mereka di dalam foto tersebut, dan saya selalu berharap kami berempat bisa memiliki tali ukhuwah yang tidak pernah putus, tidak apa-apa kalau tali ukhuwah itu kusut bagi saya semakin kusut akan semakin indah episode ukhuwah tersebut. Ketika zaman masih kuliah dan masih sama-sama aktif di BEM saya selalu berharap banyak orang yang melihat perrsahabatan kami karena saya ingin semua tahu bahwa persahabatan ini bukan hanya persahabatan yang biasa saja tetapi luar biasa, dan saya mau semua orang dapat menikamti persahabatan kami ini. 

Dan pengaruh mereka bertiga dalam episode perjalanan hidup saya cukup besar, walaupun tidak pernah ada kata cinta yang selalu terlontar dari bibir kami semua tentang kata ukhti fillah ana uhibuka karena Allah, tapi dengan intensitas pertemuan kita itu sudah cukup bagi saya untuk mengetahui rasa apa yang tersimpan di hati kalian masing-masing. 

Saya masih berharap Allah akan mempertemukan saya dengan sahabat-sahabat sayang tercinta dalam skenario pertemuan yang sudah Allah tetapkan entah itu kapan terjadinya, atau ketika kami semua sudah memiliki anak atau mungkin ketika kami tidak tanpa sengaja berpapasan di kehidupan mendatang.

Walaupun banyak misteri dan rahasia yang kalian sembunyikan semua dari saya saat itu bagi saya itu tidak menjadi masalah  besar, saya hanya mau kita semua berkumpul kembali. Ayo sahabat mintalah doa kepada Allah tentang sepotong episode ukhuwah yang pernah kita jalani bersama, semoga Allah membukakan jalan cintanya untuk kita semua. Vani yang entah ada di mana, Nihaya yang jauh berada di Palembang mengikuti suami tercinta, Eni yang sudah lumayan sibuk mengurus suami dan karirnya, di sini masih ada Nailah yang setia menunggu kalian bertiga untuk kembali menjalankan persahabatan kita seperti dahulu.
Sepotong Episode Cinta Untuk Kalian Sahabat

0 komentar:

Posting Komentar

 

Melukis Hari dengan Kata Template by Ipietoon Cute Blog Design