Sebiru hari ini, birunya bagai langit
terang benderang
Sebiru hati kita kita, bersama di sini
Seindah hari ini, indahnya bak
permadani taman surga
Seindah hati kita, walau kita kan
terpisah
Reff :
Bukankah hati kita telah lama menyatu
Dalam tali kisah persahabatan ilahi
Pegang erat tangan kita terakhir
kalinya
Hapus air mata meski kita kan terpisah
Selamat jalan teman
Tetaplah berjuang
Semoga kita bertemu kembali
Kenang masa indah kita
Sebiru hari ini
Sebiru hari ini, birunya bagai langit
terang benderang
Sebiru hati kita, bersama di sini
Edcoustik
- Sebiru Hari Ini
Harapan
yang sampai saat ini belum bisa terkabul dan sepertinya tidak akan bisa terjadi
dehhhh heheheheheh, kenapa bisa gitu ya? Karena saya yakin kita semua tidak
akan bisa bertemu untuk mengulang kembali episode indah yang pernah terjadi di
antara kita semua. Ehhh tapi saya lupa belum memberitahukan apa si harapan saya
yang belum terkabul itu, saya mendambakan suatu hari sebelum perpisahan ini
terjadi saya ingin sekali kita semua berkumpul bareng sambil mengobrol ringan
dan sesekali tertawa bersama dengan backsound lagu di atas. Waaah lengkap
banget deh kalau itu bisa terjadi, tetapi perpisahan secara indah yang menjadi
angan saya tidak bisa terjadi, perpisahan yang tanpa di rencanakan yang
akhirinya terjadi, perpisahan dengan air mata yang engga pasti yang akhirnya
terjadi, perpisahan dengan tanda tanya didalam hati yang mengghantui yang
akhirnya terjadi, perpisahan yang tanpa adanya puisi indah yang akhirnya
terjadi, perpisahan yang engga tahu kapan bisa bertemu kembali yang akhirnya
terjadi, perpisahan yang tanpa air mata yang akhirnya terjadi. Sepotong Episode
menyedihkan yang akhirnya pun di mulai sebagai pelengkap dari skenario ukhuwan
ku ini.
Tapi itu
semua yang terjadi sekarang walaupun rasa sedih yang akhirnya terjadi dari
akhir episode ukhuwan ini it’s ok. Tetapi ketika memori masa lalu menari-nari
di kepala ku ini kadang membuatku senang pernah bertemu dengan kalian semua
sahabat-sahabat terbaik yang di takdirkan Allah untuk dapat melengkapi sepotong
episode kehidupanku. Semuanya di mulai dari episode indah di bawah ini.
Episode indah apa si di balik foto
tersebut? Saya akan mulai mendepskripsikan foto di atas, foto tersebut sempat
terabadikan ketika saya dan teman-teman dipecaya untuk menjadi pengerus Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) di kampus tercinta kami, BEM mempertemukan kami semua
menjadi satu tim yang di khususkan untuk mengeluarkan ide-ide brialin kami membangun
untuk kesadaran anak-anak muda untuk mencintai Allah dan Rasulnya di kampus
kami. Tepat pada tanggal 2 mei 2009 saya dan teman-teman menjadi panitia acara yang
setiap tahunya menjadi agenda besar dakwah kami, agenda yang mencari new agent yang dikhususkan menjadi agent of change saya lupa apa nama
acaranya karena itu sudah cukup lama berlalu dalam episode kehidupan saya. Ini lah
dia orang-orang yang ada di foto tersebut.
Nihaya saya di pertemukan oleh Allah sejak
kami masih sama-sama memakai seragam putih abu-abu, tepatnya kami tergabung
dalam dakwah sekolah yaitu ROHIS SMK Pelita Bangsa, Alhamdulillah kami sudah
terbiasa menjadi patner dakwah walaupun kadang saya lama mikirinya dan banyak
belajar dari sahabat saya tersebut ketika sedang memecah problem Nihaya engga
pernah ilfeel sama saya. Nihaya itu orangnya lucu, simpel, royal, banyak duit,
suka menasehati dan lumaya pinter bahasa Arab (dikalangan kami yang bahasa
Arabnya ancur ya J), karena
sudah menikah sekarang Nihaya sudah jauh pergi ke Palembang dan mengharuskan
dirinya untuk mengikuti suaminya langkah kaki seorang pria yang dicintainya
yang sedang bertugas di Palembang. Dan perpisahan kami pun tidak pernah
terjadi, tidak ada kata perpisahan yang menjadi pemanis ending episode perawan
kami ini hehhhehhhehehe. Intinya
Nihaya pergi tanpa ada kata perpisahan yang terucap diantara kami.
Sri Oktaviani atau lebih sering di
panggil Vani, Vani juga salah satu sahabat saya di SMK kami sempat menjadi
teman satu lingkaran walaupun itu tidak terjadi lama. Vani itu salah satu
sahabat saya yang sangat pandai dan cerdas, taktiknya segudang ketika
memecahkan masalah, idenya sangat brilian untuk mensukseskan acara-acara kami. Pertama
kali ngeliat Vani waw ni anak cuek banget jutek lagi tetapi Subhanallah setelah
kami di pertemukan dalam ROHIS sekolah sifat Vani berubah 90 derajat jadi
friendly, lebih sering berbicang dengan kami sahabatnya, menjadikan sahabat sebagai
pelengkap hidupnya dan sesekali menasehati saya ketika saya sedang ada masalah.
Kalau sudah bertemu dengan Vani banyak
banget cerita yang saya mau sampaikan kepadanya, dengan kata lain saya cukup
terbuka denganya. Tetapi Vani itu tertutup banget orangnya sampai saat ini
banyak misteri yang belum saya ketahui tentang Vani. Sudah lama saya tidak
berbicara dengannya dan tidak bisa berjumpa, saya juga tidak tahu kemana arah angin
membawa Vani sampai saat ini. kata pepisahanpun tidak pernah terucap di antara
kami.
Selanjutkan di foto tersebut ada
sahabat saya yang bernama Mba Eva saat ini beliau berdomisili di Bogor mengikuti
suaminya, saya di pertemukan oleh Mba Eva ketika di kampus. Dan entah cerita
apa yang terjadi di kehidupan beliau saat ini karena kami lost contac. Selanjutnya
ada Mba Ella, Mba Fitri, dan Mba dan Mba Naini saya juga di pertemukan oleh
mereka ketika di kampus, kami memang tidak bergitu dekat satu sama lain tetapi
saling mengerti ketika sedang di dalam medan dakwah.
Foto tersebut sempat terabadikan ketika
kami kelas dua SMK, nama sahabat saya tersebut adalah Hilda Safitri ukhti yang
satu ini sangat ramah dan baik sekali, dulu ketika saya masih SMK saya suka
sekali main kerumahnya karena menurut saya lingkungan dan suasa rumah Hilda itu
enak banget dan engga ada suasa seindah lingkungan rumah Hilda yang pernah saya
temui.
Kami
cukup dekat ketika SMK dan sering menghabiskan waktu bersama, Hilda itu baik
sekali pernah sautu ketika kami semua anak kelas dua di sibukan dengan tugas
kami yang berjibun di sibukan dengan agenda PPL kami selama tiga bulan, laporan
PPL yang harus selesai dalam waktu satu bulan dan presentasi kami yang harus
selesai selama satu jam saja tapi proses pengerjaannya membuat kami semua
menangis sejadi-jadinya. Sahabat terbaik saya ini membantu saya dengan suka
rela meminjamkan komputer di rumahnya untuk mengedit semua bahan presentasi dan
print laporan yang harus di presentasikan esok paginya. Baik bangetkan Hilda.
Oh ya
waktu saya menginap di rumah Hilda saya engga bisa melupakan rasa nasi goreng ueeennaak
banget buatan mamanya karena rasa senangnya Hilda ketika saya bilang nasi
goreng buatan mamanya itu enak banget perna suatu hari Hilda membawakan saya
satu tempat makan penuh nasi goreng untuk saya, hhhmmm sayangnya waktu itu saya
sedang sakit dan tidak bisa makan nasi goreng buatan mamanya. Alhasil nasi
gorengnya bukan menjadi rizki saya pada hari itu.
Foto tersebut sempat terabadikan ketika saya
dan Vani mengikuti aksi solidaritas untuk saudara-saudara kami di Mesir, aksinya
itu ketika bulan Ramadhan kebayangkan betapa dahaganya kami pada saat itu,
walaupun aksi hanya memakan waktu 2 jam saja tetapi itu cukup untuk membuat
tenggorokan saya menjadi kering kerontang dan ingin cepat-cepat di siram air
dingin wuuuuiiihhh mantab.
Selama perjalanan
ketika aksi saya dan Vani berjalan bersebelahan dan banyak obrolan-obrolan
ringan yang terjadi sepanjang perjalanan. Kebetulan saat itu saya sedang
mengikuti lomba menulis esay, dan kesempatan tersebut saya jadikan moment untuk
berdiskusi tentang tulisan saya tersebut, hehehheeh isitilahnya sambil menyelam
minum air.
Sahabat saya yang satu ini adalah Mba Eva
beliau sudah saya anggap seperti seorang kakak, foto tersebut sempat
terabadikan ketika kami menghadiri walimahan sahabat kami seperjuangan, saya
dan Mba Eva di foto tesebut memakai abaya yang sama karena sudah kami
rencanankan, alhasil banyak yang memperhatikan kami berdua (mungkin di kira
anak kembar kali ya heheheh).
Mba Eva
itu cukup mandiri loh di antara teman-teman saya yang lain karena beliau
merantau dari Palembang seorang diri keren kan. Dan dulu ketika zaman masih
kuliah saya suka sekali mampir ke kossannya Mba Eva untuk sekedar menunggu jam
kuliah kebetulan kossan Mba Eva dekat sekali dengan kampus. Engga tanggung-tanggung
karena saya sudah dekat dengannya sering banget saya pinjam baju beliau
hehheheheheheh, pada saat saya mengembalikan baju beliau satu kantong plastik
besar menampung baju pinjaman saya.
Sepotong
Episode yang terjadi dalam foto tersebut adalah, foto diatas sempat terabadikan
ketika saya dan teman-teman menjadi senior di acara ROHIS di sekolah kami, saat
itu saya dan teman-teman sudah lulus dari sekolah tetapi kalau untuk di rohis
tidak ada istilah lulus dari rohis. Foto tersebut berlokasi di pesantren modern
NF Serang, Subhanallah pemandangannya mampu memanjakan kami semua pengungjung
yang singgah di sana, lukisan alam yang di torehkan oleh Allah membuat kami
semua takjub dengan kuasaNya.
Kami menginap
di sana selama dua hari satu malam, malamnya kami diagendakan untuk menjadi
pantia jurit malam, waw keren banget tetapi pastinya tetap menakutkan, karena
rimbanya cukup menegangkan dan banyak semak-semak yang menjadi saksi bisu
ketika jurit malam berlangsung di tambah lagi dengan suasan malam yang cukup
menegangkan saat itu. Malam kami di lengkapi dengan tafakur alam dan mengagumi
kuasa Illahi.
Foto di atas akan menjadi foto terakhir yang
saya ceritakan dalam episode persahbatan saya ini. bisa kalian lihat terdapat
empat orang di dalam foto tersebut Vani, Nailah, Nihaya dan Eni (dimulai dari
sebelah kiri), kami berempat adalah sahabat yang sudah di pertemuka oleh Allah
sejak 2007 yang lalu dan kalau di hitung sampai sekarang berarti persahabatan
kami sudah berlangsung selama kurang lebih tujuh tahun, hmmmm waktu yang tidak
singkat untuk memulai ukhuwan cinta karena Allah. Vani dan Nihaya sudah saya
ceritakan tinggal satu sahabat lagi yang belum saya ceritakan, ada Eni yang foto
dan ceritanya baru muncul di akhir cerita ini.
Eni adalah
salah satu sahabat saya walaupun ketika SMK kami sama-sama anak ROHIS, tetapi
saya dan Eni mulai dekat ketika di kampus, karena kami di amanahkan dalam
bidang yang sama yaitu sekretaris utama di BEM amanah tersebut menjadikan kami
sering bertukar pikiran dan kerja bareng otomatis pertemuan kami lebih intens. Eni
itu baik banget dan cukup pengertian sama saya, orangnya lucu dan banyak
menasehati saya, kalau ngomong kadang Eni suka to the point dan tanpa basa-basi. Eni itu cukup pengertian ketika
saya sedang curhat dengannya dan saya sangat nyaman ketika bercerita dengannya,
mungkin kalau Nihaya dan Vani punya banyak rahasia yang disimpan oleh mereka
dari saya tetapi tidak dengan Eni banyak hal yang tadinya saya tidak tahu
karena Eni saya menjadi tahu, dan engga banyak hal yang Eni berusah tutupi dari
saya. Sampai saat ini kadang saya suka bertegur sapa dengan beliau karena Eni
cukup mudah untuk di hubungi dan kepribadiannya cukup humble dan itu yang membuat saya nyaman dengannya.
Balik lagi
ke kami berempat, saya sangat menyayangi mereka di dalam foto tersebut, dan
saya selalu berharap kami berempat bisa memiliki tali ukhuwah yang tidak pernah
putus, tidak apa-apa kalau tali ukhuwah itu kusut bagi saya semakin kusut akan
semakin indah episode ukhuwah tersebut. Ketika zaman masih kuliah dan masih
sama-sama aktif di BEM saya selalu berharap banyak orang yang melihat
perrsahabatan kami karena saya ingin semua tahu bahwa persahabatan ini bukan
hanya persahabatan yang biasa saja tetapi luar biasa, dan saya mau semua orang
dapat menikamti persahabatan kami ini.
Dan pengaruh mereka bertiga dalam
episode perjalanan hidup saya cukup besar, walaupun tidak pernah ada kata cinta
yang selalu terlontar dari bibir kami semua tentang kata ukhti fillah ana uhibuka karena Allah, tapi dengan intensitas
pertemuan kita itu sudah cukup bagi saya untuk mengetahui rasa apa yang
tersimpan di hati kalian masing-masing.
Saya masih
berharap Allah akan mempertemukan saya dengan sahabat-sahabat sayang tercinta
dalam skenario pertemuan yang sudah Allah tetapkan entah itu kapan terjadinya,
atau ketika kami semua sudah memiliki anak atau mungkin ketika kami tidak tanpa
sengaja berpapasan di kehidupan mendatang.
Walaupun banyak
misteri dan rahasia yang kalian sembunyikan semua dari saya saat itu bagi saya itu
tidak menjadi masalah besar, saya hanya
mau kita semua berkumpul kembali. Ayo sahabat mintalah doa kepada Allah tentang
sepotong episode ukhuwah yang pernah kita jalani bersama, semoga Allah
membukakan jalan cintanya untuk kita semua. Vani yang entah ada di mana, Nihaya
yang jauh berada di Palembang mengikuti suami tercinta, Eni yang sudah lumayan
sibuk mengurus suami dan karirnya, di sini masih ada Nailah yang setia menunggu
kalian bertiga untuk kembali menjalankan persahabatan kita seperti dahulu.
Sepotong Episode Cinta Untuk
Kalian Sahabat
0 komentar:
Posting Komentar