Sabtu, 29 Juli 2017

Pencipta Air Mata Ini Menghianatiku


Kadang kita tidak mampu menerjemahkan apa yang Tuhan maksud. Saat takdir menghianati menikam bertubi-tubi tanpa jeda tanpa putus asa hidup terasa hambar, seisi dunia menjadi musuh warna hidup tak lagi menyala keceriaan selingkuh dari diriku. Tuhan tak sedang bercanda Ia berkata yang sesungguhnya memuntahkan semua dosa penghuni bumi kepadaku, mimpi buruk tak pernah tamat dalam hidup. Vonis dokter memang kejam saat itu juga aku menganggapnya musuh, lelaki gagah yang selama ini perkasa di mata ku tumbang bagai pohon yang di hianati air dan mentari. Sinar-sinar kehidupan tak tampak dalam dirinya, sorot matanya lemah satu dua kali menatap pada titik yang sama.

            Alien itu memilih bapak datang tanpa mengetuk pintu, ia tak perduli aku meronta sedih bagai orang gila. Deraian air mata menganak sungai di pipi ku berharap air ini dapat menghentikannya untuk menculik bapak. Aku janji tidak akan ada lagi episode-episode sedih setelah ini tapi Tuhan tak membantuku Ia tetap mengirim malaikatnya untuk mengosongkan jasad laki-laki yang amat ku cintai. Oh Tuhan senin pagi itu bagaikan hari terpahit yang pernah kau ciptakan walaupun aku terus menyeret air mata ini namun malaikatMu dengan qonaah tetap menjalankan titah Tuhannya. Mentari seakan menghianati siang ia pura-pura menerangi bumi padahal pada hari itu hanya ada satu warna yang aku lihat yaitu gelap.

            Aku tidak mampu menerjemahkan rasa baru yang Engkau ciptakan dalam episode kehidupan. Rasa yang tak dimengerti mengapa Kau berikan padahal tak pernah berucap memintanya, namun ia selalu mengekor kemana pun aku melangkahkan seperti ada jejak yang tak terlihat siapa tuannya. Ruang kosong dalam hati seakan sesak dipenuhi genangan air. Saat rasa sedih menghantui diri deburan ombak berebut ingin keluar.

            Apa ini cara Tuhan menghianati hambanya? Tentu jawabannya tergantung dari mana sudut pandang yang tercipta. Walau awan hitam tak pernah melangkah jauh dari hidupku namun ini cara Tuhan mengajarkan kepada hambanya yang fakir ini untuk tak pernah menentang dan menantangNya. Air mata ini masih punya peran di masa mendatang aku akan meronta  manja kepadaNya untuk mempertemukanku dengannya dalam mimpi-mimpi yang panjang, menunggu pesan yang tak terucap. Karena aku  masih menunggu dengan air mata yang menjadi saksinya. Seperti Rasulullah menunggu kita di telaga Al-Kautsar.

Tangerang, 29 Juli 2017
Indahnya Melukis Hari
#30DaysWritingChallenge #30DWC #Days24



0 komentar:

Posting Komentar

 

Melukis Hari dengan Kata Template by Ipietoon Cute Blog Design