Sabtu, 18 April 2015


“Tiada kegembiraan yang menyamai perjumpaan
dengan sahabatnya dan tiada kesedihan yang
menyampai perpisahan dengannya…
Moga persahabatan yang dibina dengan
BISMILLAH ini hanya berakhir dengan INNALILLAH”

Senandung Ukhuwah
Episode yang terukir hari ini tentang sepotong ukhuwah di Jum’at siang menjelang sore. Kami semua merasakan bagaimana mendalami profesi bak seorang foto model (yaeeelllah gaya amat sii Nay) hal tersebut yang tersebit dalam otak, yaiyalah karena harus bergaya dan memamerkan senyuman terindah yang dimiliki didepan kamera dan dibidik langsung oleh seorang fotografer (alias tukang foto hehehehe) apa coba kalau bukan foto model dadakan.
          Mungkin sebagian orang menganggap penutup episode hari ini hanya sekedar pelengkap muatan album kenangan yang sudah dilakoni setiap menjelang akhir tahun pendidikan, tapi taukah kalian ketika senyuman yang kita miliki sudah diabadikan, itu pertanda bahwa peran tahun ini akan segera berakhir dan secara otomatis datangnya perpisahan akan semakin nyata. Kita dapat tersenyum manis didepan kamera tetapi dibalik itu semua mungkin kita akan menangis mengingat rekam jejak selama hampir satu tahun yang sudah terlewati dengan manis.
          Seperti biasa sambil menunggu waktu giliran foto masih bisa mencuri waktu untuk menambah kekentalan ukhuwah kami, tanpa menunggu komando blist kamera pribadi pun merebak dimana-mana. Hmmmm tak dapat dipungkiri fenomen narsis menyerang pada sendi kebersamaan, zaman sekarang setiap orang yang melihat kamera pasti bawaannya mau gaya melulu dan hal tersebut pun ngetren sekitar saya ya hitung-hitung sebagai bukti tentang ukhuwah kami. Satu persatu kami memutar otak mencari tempat yang cocok untuk berfoto agar mendapatkan hasil yang sesuai harapan (paling tidak cakepan dikitlah pas lihat hasil jepretan). Setelah menemukan angle yang cucok gaya-gaya fenomenal andalan masing-masing pun dipamerkan, mulai dari tersenyum tipis, senyum tiga jari, senyum lima jari, mangap, peluk kanan kiri, membentuk angka dua dengan jari dan senyuman malu-malu sampai malu-maluin (bosen dengan gaya andalan yang itu-itu lagi).
          Tapi walaupun heboh dan sedikit norak itu lah kami, ya itulah kami, kehangatan yang tercipta dari tingkah kedunian kami lewat kekompakan pada hari ini yang akan menjadi jejak ukhuwah diantara sesama. Senyuman yang dapat terabadikan tersebut akan menjawab bukti ukhuwah yang memang benar ada diantara kami. Bukan hanya sekedar penyejuk mata saja tetapi akan menjadi bukti ukhuwah yang dapat kami sampai kepada keluarga, orang tua, anak, teman atau siapapun mereka.
Hangatnya kebersamaan hari ini membuka kembali kenangan indah yang sudah terlewati. Hampir satu tahun sudah kami semua bekerja keras untuk menjadikan teman-teman kecil jundi-jundi masa depan, menjadi seorang hamba yang lebih baik setiap harinya, menjadi pemikul amanah dengan baik ataupun patner dakwah dengan sesama saudara. Karena nantinya itu semua yang akan menjadi bukti dihadapan Allah.
          Dapat tersenyum lebar dan puas namun sedikit tersentak ketika ada salah satu teman yang berucap mungkin lembaran hari ini akan menjadi momen terakhir dirinya bersama kami, walaupun hal tersebut bukanlah pertama kali terdengar oleh telinga namun tetap saja yang namanya perpisahan pastinya tidak enak. Dan terbesit dalam fikiran tahun depan pastinya akan ada skenario yang berbeda, akan ada celah yang ditinggalkan dan akan ada orang baru yang mengisi celah kosong tersebut. Yaaaa itulah hukum alam karakteristik kehidupan manusia ada yang meninggalkan dan ada yang ditinggalkan, secara perlahan kami semua harus beradaptasi dengan perpisahan ini hanya memikirkannya saja sulit apa lagi nanti ketika harus ikhlas dijalankan.
          Tetapi kekompakan sore tadi akan menjadi obat penawar rindu disaat perpisahan menghampiri, terima kasih sahabat atas sepotong episode indah di siang menjelang sore. Sebias cinta yang terukir atas nama Allah.

          Lirik nasyid dibawah ini seakan mampu menceritakan saat pertama kali saya dan mungkin teman-teman lain ketika bergabung di TK Islam Asy-Syukriyyah, bertemu dengan orang-orang asing yang tidak familiar dan berusaha merangkai kata sebaik mungkin takut salah kata yang terselip dari percakapan di awal pertemuan. Namun semuanya akan menjadi indah saat menyadari pertemuan atas dasar ukhuwah yang sudah diatur oleh Allah sendiri. Nikmati liriknya ya sembari membayangkan wajah teman-teman yang mungkin jauh di mata tetapi dekat dihati. 


Diawal kita bersua
Mencoba untuk saling memahimi
Keeping-keping dihati terajut dengan indah
Rasakan persaudaraan kita

Dan masa pun silih berganti
Ukhuwah dan amanah tertunaikan
Berpelusuk kadang duka kita jalani semua
Semata-mata harapkan ridhonya

Sahabat tiba lah masanya
Bersua pasti ada berpisah
Bila nanti kita jauh berpisah
Jadikan robithoh pengikatnya
Jadikan doa ekspresi rindu
Semoga kita bersua di surga

Sahabat setia bagai pewangi yang mengharumkan
Sahabat sejati menjadi pendorong impian
Sahabat berhati mulia membawa kita ke jalan Allah
















Keindahan pelangi akan muncul ketika hujan reda walaupun itu tidak selalu terjadi tetapi saya yakin ketika kita dapat menyadari pertemuan ini memang skenario Allah maka badai pun tak dapat mengalahkan persaudaraan kita.
                                               
Minggu, 12 April 2015
Di rumah Jidah tersayang

0 komentar:

Posting Komentar

 

Melukis Hari dengan Kata Template by Ipietoon Cute Blog Design