Sabtu, 18 April 2015


       Terbesit satu nama yang sampai saat ini sulit sekali untuk dihapus dalam ingatan dan relung hati terdalam, walaupun sudah tahu hal tersebut tidak akan pernah tergariskan dalam takdir kisah percintaan. Banyak akhwat maupun ikhwan di luar sana yang mungkin mudah untuk menjadikan pernikahan pada kehidupan mereka, tanpa harus memikirkan apakah satu nasab, satu fikrah ataukah tanpa harus memikul beban berat diatas pundak mereka.
            Hai lelaki diluar sana yang nantinya akan menjadi satu-satunya laki-laki yang menjadi pacar sehidup semati dalam hidup ku, perlu kau tahu bahwa tidak pernah sekalipun aku berani mengadopsi hubungan haram yang ditentang oleh agamaku dan kepercayaan keluarga ku. Karena alasan tersebutlah hati ini yakin kau yang nantinya akan menjadi walid untuk anak-anak ku, juga tidak pernah membina hubungan haram dengan wanita yang tidak halal untuk mu.
            Kadang aku ingin kau segera datang mengetuk pintu rumah, singgah untuk melihat calon isterimu yang sedang menunggu dengan perasaan harap-harap cemas, tapi kadang perasaan itu aku enyahkan dalam fikiran, pasti Allah akan mentakdirkan kita berjumpa pada tempat, waktu dan moment yang tepat pada hari yang kau dan ku tunggu. Aku tidak perlu dirimu kaya raya, tampan secara fisik ataupun sibuk sana-sini. Cukuplah kau sejuk dipandang mata, dapat menjadi penawar dikala penat, dapat menjadi pendengar yang baik, banyak memberikan solusi saat dibutuhkan, teman setia sepanjang hidup, menjadi imam ketika sholat fardu maupun sunnah dan walid yang soleh untuk anak-anak kita agar kelak mereka dapat mengenal islam dari mulut orang tuanya langsung, aku ingin kau menjadi idola dan buah bibir dari anak-anak mu, dan yang paling terpenting kau dapat menjembatani hubungan ku dengan Allah agar semakin romantis.
            Wahai jodohku aku takut orang tua mu nanti tidak setuju dengan ku ketika kita sedang melakukan proses taaruf, karena latar belakang keluarga ku yang miskin. Selama ini aku bertanyaan tanya seperti orang gila apakah setelah menikah sang suami akan menafkahi secara materi untuk isterinya ataukah aku masih harus bekerja siang malam untuk mencari kebutuhan rumah tangga. Hampir sebagian waktu remajaku, ku habiskan untuk bekerja. Demi memenuhi cita-cita mengejar gelar sarjana, tidak ada waktu tersisa sedikutpun untuk mengurusi urusan percintaan. Cerita memilukan ini kelak akan ku ceritakan kepada dirimu penderitaan panjang yang kualami dengan air mata.
            Wahai jodohku aku ini bukanlah seorang wanita yang sabar, kadang sifat negatifku akan keluar secara spontan ketika aku mendapati sesuatu hal yang tidak sesuai dengan harapan ku. Orang-orang mengenal diriku seorang wanita yang galak dan emosional, apakah kau siap membimbing dengan lembut untuk meredam sifat negatif ku itu. Dalam penantian panjang ini aku berharap kau yang masih dirahasiakan oleh Allah tidak akan mengecewakan harapan ku, aku tidak suka laki-laki yang terlalu banyak bicara, suka mengatur, kasar ketika berucap, pandai bersilat lidah. Sebaliknya aku lebih suka laki-laki yang dapat menjadi pendengar aktif, dapat mengelus dan mendekap ku ketika aku lelah, menegurku ketika aku salah dan merangkulku ketika iman ini mental. Aku tidak ingin dapat pujian dikhalayak ramai atas pencapaian yang ku raih suatu saat nanti, cukup pujian yang keluar dari mulut mu hanya aku yang dapat mendengarkannya.
            Wahai jodohku aku ingin kau menjadi laki-laki soleh yang diutus oleh Allah untuk memperbaiki akhlak dan aqidah ku. Semoga kau datang dengan membawa sejuta harapanku. Dan semoga waktu spesial itu tidak akan lama lagi, cepatlah lamar wanita mu ini agar kelak kita dapat mengejar surga Allah bersama.
                                                                                                Melukis Hari dengan Kata
Tangerang, 18 April 2015


0 komentar:

Posting Komentar

 

Melukis Hari dengan Kata Template by Ipietoon Cute Blog Design