Hari ini hidangan pelepas
penat dengan mampir ke bioskop nonton film yang kata orang-orang ajib banget, film
yang berorientasi about da’wah. Untuk sebagain orang film ini udah ditunggu
banget karena sudah dibuat kelepek-kelepek duluan. Kalau nonton tanpa baca
terlebih dahulu jatohnya ga laziez, kebetulan cerpennya sudah booming duluan
jauh sebelum filmnya jadi kesempatan untuk menghayal sosok dibalik film sudah
menari-nari didalam kepala alias bikin penasaran.
Ketika
Mas Gagah Pergi huuuaaaahhhhhh bikin berdegup jantung didada, waktu baca
cerpennya dibuat penasaran one day siapa ya seseorang yang pantas untuk
memerankan sosok mas Gagah. Karena dalam cerpennya mas Gagah itu digambarkan
seperti manusia setengah malaikat heheheheh itu kata gw, kenapa gw bisa
beranggapan seperti itu? Karena mas Gagah tuh pinter ngaji, keren, da’wahnya
unik, jago bela diri, sabar, baiiiikkkk, ganteng, supel, hafalan Qur’annya
buanyak, bisa masuk kesemua elemen, wawasannya luas, sayang banget sama mama dan
Gita, wajahnya teduh, aura solehnya keluar banget dan bisa menjadi malaikat
penolong dalam setiap kesulitan orang-orang disekitarnya.
Hampir
punah bahkan jarang sosok ikhwan seperti mas Gagah untuk saat ini, sosok yang
bermental baja, berhati malaikat dan berjiwa patriot. Mungkin akhwat-akhwat
mendambakan banget untuk punya satu mas Gagah di rumahnya hehhehe paling tidak
untuk menjadi alasan mencintai Allah tanpa negoisasi. Terus belinya dimana
dong? Lahh ko beli, belinya bukan pake uang atau mampir ke pasar tapi pake
hafalan qur’an yang berjibun dan kesalihaan yang dijadikan landasan dan pondasi
pertama untuk menuju jannahNya. Bahkan pesona mas Gagah tuh membuat sebagian
akhwat tersihir sampe-sampe waktu lagi nonton akhwat-akhwat yang satu bioskop
sama gw rame banget serasa lagi nonton home teater bacotnya ga bisa di rem.
Mungkin karena mereka lagi membayangkan kalau mas Gagah bisa jadi imam dalam
rumah mereka. Itu mah gw juga mau….
Awal
film diceritakan tentang Gagah sang super hero yang berani membela Gita adiknya
saat sedang di bully beberapa temannya, Gagah datang dengan jiwa pahlawannya
membasmi semua rintangan dengan mudah. Gagah yang menang dalam kejuaraan
taekwondo, Gagah yang lihai berjalan di atas catwalk, Gagah yang pandai
bergaul, Gagah yang memiliki teman barisan anak-anak keren di Jakarta, Gagah
yang menjadi kesayangan adik dan mamanya, Gagah yang menjadi idola teman-teman
adiknya sampai Gagah yang juga disukai oleh remaja islam di kampusnya. Sampai
Gita sang adik bangga banget bisa memiliki kakak seperti mas Gagah, pokoknya
hidupnya jadi bewarna karna ada mas Gagah. Dan mas Gagah itu lebih berharga
dari apapun yang Gita miliki.
Tapi
mas Gagah berubah setelah kepulangannya dari Ternate disanalah Gagah menjadi
sosok baru, hal yang paling terciri dari perubahannya adalah munculnya jenggot sebagai
hiasa ikhwan soleh. Dari sana Gita bingung dengan sikap masnya itu, jadi ga
asik, dikit-dikit murojaah hafalan, setel nasyid, berbeda sudut pandang, topik
yang dibicarakan selalu hot issue tetang islam pokoknya ngebosenin banget deh
jauh dari anak gaul zaman sekarang. Akhirnya gadis berambut bondol itu merasa
kecewa, kesal, muak, bad mood dengan perubahan masnya, dan pasti ia selalu
emosian kalau berhadapan dengan mas Gagahnya itu.
Gita
kecewa pokoknya kecewa dengan sikap masnya itu, ga asik di ajak ngobrol, ga mau
dengerin musik metal hip hop rok atau sejenisnya. Belum lagi ada hal yang
membuat Gita ilfeel hati Gagah yang semakin lembut dan peka membuat Gita
bingung, biasanya Gagah akan memanggil Gito, tapi setelah proses hijrahnya ia
memiliki panggilan khusus untuk Gita yaitu menjadi dik manis, Gita yang memang
tomboy dan menyukai hal-hal berbau kelaki-lakian jijik dengan panggilan norak masnya itu. Tapi
walaupun begitu Gagah tetap membiasakan panggilan dik manis dalam telinga Gita
agar sisi kemuslimahannya keluar mungkin hehehe.
Puncak
kekecewaan Gita memuncak saat dirinya harus melihat kebiasaan Gagah disela-sela
waktu luangnya, dengan mantab dan emosi tingkat dewa ia mengatakan kalau mas
Gagah tidak usah mengantarkan dirinya ke sekolah, sebagai gantainya Gita harus
berlapang dada berdesakan dengan beberapa penumpang didalam mikrolet butut di
ibu kota. Ada hal unik dalam setiap kali perjalananya menuju sekolah ia selalu
bertemu dengan sosok laki-laki yang mirip sekali dengan masnya, mirip bukan
secara fisik tetapi lewat sikap dan da’wah yang menggebu-gebu, namanya adalah
Yudistira. Mungkin bagi Gita sial karena setiap kali Yudistira sedang melakoni
perannya sebagai pendakwah tanpa disengaja Gita selalu tersinggung dengan
ucapannya. Awalnya Gita memilih untuk turun dari metromini dan ga mau ambil
pusing dengan tingkah Yudistira, tapi pada hari berikutnya dengan berani ia menegur
si pria berkemeja kotak-kotak itu dikeramaian mikrolet, karena setiap yang
keluar dari mulutnya selalu menyinggung perasaannya dan ia merasa kalau pria
tersebut orang yang dikirim masnya untuk memata-matai atau merubah sudut
pandangnya, hahahah boro-boro Yudistira kenal sama Gagah juga engga ketemu aja
belom pernah.
Semakin
berjalannya waktu Gagah mulai berani untuk mengajak teman-teman liqonya datang
berkunjung kerumahnya melingkar bersama, kebetulan pada hari itu sedang ada
perempuan yang dahulunya cukup dekat dengan Gagah, nah dibuat bingung tuh cewe
sama Gagah. Perubahan Gagah juga membuat mamanya sedikit emosi dengannya karena
secara bungkam Gagah keluar dari dunia modeling yang membantunya membiayai
kehidupannya, belum lagi mama juga termakan oleh sikap Gita yang ga jelas
kecewa berat dengan Gagah. Mama juga sempat marah sama Gagah karena dengan
perubahan sikapnya membuat suasana rumah tak seadem dahulu malah menjadi sarana
kemarahan Gita dan mama. Sepertinya baru pertama kali ia merasakan hal paling
sedih dalam hidupnya tertolak oleh Gita dan mama. Namun Gagah tetap berusaha
untuk bersama dan mengencangkan hubungannya sama Allah, ia tahu ini hanyalah
proses dari perjalanan da’wahnya.
Alhamdulillah
mama mulai melunak karena mengetahui perubahan Gagah kearah yang sangat
positif, Gagah mengajak mama untuk mengunjungi rumah cinta tempat yang disulap
Gagah dan teman-temannya seperti rumah baca atau rumah singgah didaerah
pesisir. mulai dari sana mama memiliki pandangan yang berbeda dari perubahan
Gagah, dan menganggap jalan baru yang dipilih Gagah adalah jalan terbaik.
Ditambah tiga pereman kocak dan baik hati yang menceritakan semua kebaikan
Gagah bersama teman-temannya mengeluarkan kocek yang cukup banyak untuk
kepentingan orang-orang miskin di daerah itu. Kata-kata itu murni keluar dari
mulut ketiga preman bukan dari Gagah yang berusaha untuk memamerkan citra
terbaik dalam dirinya
Gagah selalu mencari ide untuk kembali dekat dengan Gita,
karena dirinya juga sedih dengan semua yang terjadi akhir-akhir ini. awalnya
Gagah mengajak Gita pergi kesuatu tempat, ia tidak memberi tahu tempat apa yang
akan mereka kunjungi, Gita si percaya aja dengan masnya ia masih beranggapan
kalau mereka berdua akan pergi ke suatu tempat yang pastinya asik, ternyata
Gagah mengajak Gita untuk pergi ke walimahan temannya, tentu Gita bingung
karena semua perempuan yang dilihatanya menutup aurat mereka dengan rapat,
belum sampai disitu saja kebingungan Gita tamu undangan laki-laki dan perempuan
memiliki tempat yang berbeda, karena penganti laki-laki dan perempuannya duduk
dipelaminan yang terpisah, dan untuk meminimalisir virus-virus mengerikan
dikalangan ikhwan-akhwat ditengah-tengah ruangan diberikan hijab jadi tamu
undangan tidak akan atau apa yang sedang terjadi dibalik tirai tersebut. Gita
yang cuek dan ga tau apa-apa membuka tirai dengan santai dan memanggil-manggil
mas Gagah, karena dihalangi oleh salah satu panitia yang melarang Gita untuk
masuk kedalam tempat laki-laki tanpa sengaja Gita menyenggol salah satu pelayan
yang sedang membawa nampan berisikan makanan, jadilah makanan dan nampan
tersebut jatuh menyentuh lantai kaena kepo semua pasang matang memandang Gita
dengan keheranan, Gagah yang memang mengenali kalau pembuat onar itu adalah
adiknya langsung mengajak Gita untuk segera keluar dari dalam gedung. Setelah
kepulangan mereka dari acara walimahan yang tersisa hanyalah kemarahan Gita
yang semakin menggunung kepada Gagah.
Ada hal yang sangat mengejutkan Gita, kalau teman baiknya sudah
merubah penampilannya dengan menutupi auratnya, dan penyebabnya adalah karena
temannya memiliki kakak sepupu yang sangat menginspirasi baginya,
ditengah-tengah kafirnya orang-orang Amerika kakak sepupunya malah memutuskan
dirinya untuk menjadi seorang akhwat. Satu demi satu Gita mulai memahami
perubahan kakaknya.
Tapi sayang banget karena jumlah durasi tuh film yang terlalu
lama akhirnya di bagi menjadi dua part karena bioskop ga mau menerimanya..
sempet kecewa juga karena film ini kan lahirnya dari cerpen ko bisa sampe
panjang banget keluar jalur lagi, walapun gitu gw si yang harus berlapang dada
karena penulis dan produser ketika mas Gagah pergi tuh orang yang sama Helvy
Tiana Rossa jadi ya harus mendispensasi. Di dalam cerpennya Yudistira di
ceritkan di ketika mas Gagah kembali setelah satu tahun berlalunya kematian mas
Gagah tapi di filmnya Yudistira tuh keluar di awal dan sempat ketemu sama Gagah
padahal Yudistira dan Gagah tuh ga kenal satu sama lain, ini yang keciri banget
antra film dan cerpennya.
Tapi yasudah mau gimana lagi masa gw mau ngamuk-ngamuk
sendirian, salut juga sama aktingnya Hamas di KMGP beliau tuh beda banget sama
ketika di TC.
Tangerang, 3
Februari 2015
Di Kamar Tercinta
0 komentar:
Posting Komentar