Selasa, 05 April 2016

Ceritanya Ke Bioskop


      Hari ini hidangan pelepas penat dengan mampir ke bioskop nonton film yang kata orang-orang ajib banget, film yang berorientasi about da’wah. Untuk sebagain orang film ini udah ditunggu banget karena sudah dibuat kelepek-kelepek duluan. Kalau nonton tanpa baca terlebih dahulu jatohnya ga laziez, kebetulan cerpennya sudah booming duluan jauh sebelum filmnya jadi kesempatan untuk menghayal sosok dibalik film sudah menari-nari didalam kepala alias bikin penasaran.
Ketika Mas Gagah Pergi huuuaaaahhhhhh bikin berdegup jantung didada, waktu baca cerpennya dibuat penasaran one day siapa ya seseorang yang pantas untuk memerankan sosok mas Gagah. Karena dalam cerpennya mas Gagah itu digambarkan seperti manusia setengah malaikat heheheheh itu kata gw, kenapa gw bisa beranggapan seperti itu? Karena mas Gagah tuh pinter ngaji, keren, da’wahnya unik, jago bela diri, sabar, baiiiikkkk, ganteng, supel, hafalan Qur’annya buanyak, bisa masuk kesemua elemen, wawasannya luas, sayang banget sama mama dan Gita, wajahnya teduh, aura solehnya keluar banget dan bisa menjadi malaikat penolong dalam setiap kesulitan orang-orang disekitarnya.
Hampir punah bahkan jarang sosok ikhwan seperti mas Gagah untuk saat ini, sosok yang bermental baja, berhati malaikat dan berjiwa patriot. Mungkin akhwat-akhwat mendambakan banget untuk punya satu mas Gagah di rumahnya hehhehe paling tidak untuk menjadi alasan mencintai Allah tanpa negoisasi. Terus belinya dimana dong? Lahh ko beli, belinya bukan pake uang atau mampir ke pasar tapi pake hafalan qur’an yang berjibun dan kesalihaan yang dijadikan landasan dan pondasi pertama untuk menuju jannahNya. Bahkan pesona mas Gagah tuh membuat sebagian akhwat tersihir sampe-sampe waktu lagi nonton akhwat-akhwat yang satu bioskop sama gw rame banget serasa lagi nonton home teater bacotnya ga bisa di rem. Mungkin karena mereka lagi membayangkan kalau mas Gagah bisa jadi imam dalam rumah mereka. Itu mah gw juga mau….
Awal film diceritakan tentang Gagah sang super hero yang berani membela Gita adiknya saat sedang di bully beberapa temannya, Gagah datang dengan jiwa pahlawannya membasmi semua rintangan dengan mudah. Gagah yang menang dalam kejuaraan taekwondo, Gagah yang lihai berjalan di atas catwalk, Gagah yang pandai bergaul, Gagah yang memiliki teman barisan anak-anak keren di Jakarta, Gagah yang menjadi kesayangan adik dan mamanya, Gagah yang menjadi idola teman-teman adiknya sampai Gagah yang juga disukai oleh remaja islam di kampusnya. Sampai Gita sang adik bangga banget bisa memiliki kakak seperti mas Gagah, pokoknya hidupnya jadi bewarna karna ada mas Gagah. Dan mas Gagah itu lebih berharga dari apapun yang Gita miliki.
Tapi mas Gagah berubah setelah kepulangannya dari Ternate disanalah Gagah menjadi sosok baru, hal yang paling terciri dari perubahannya adalah munculnya jenggot sebagai hiasa ikhwan soleh. Dari sana Gita bingung dengan sikap masnya itu, jadi ga asik, dikit-dikit murojaah hafalan, setel nasyid, berbeda sudut pandang, topik yang dibicarakan selalu hot issue tetang islam pokoknya ngebosenin banget deh jauh dari anak gaul zaman sekarang. Akhirnya gadis berambut bondol itu merasa kecewa, kesal, muak, bad mood dengan perubahan masnya, dan pasti ia selalu emosian kalau berhadapan dengan mas Gagahnya itu.
Gita kecewa pokoknya kecewa dengan sikap masnya itu, ga asik di ajak ngobrol, ga mau dengerin musik metal hip hop rok atau sejenisnya. Belum lagi ada hal yang membuat Gita ilfeel hati Gagah yang semakin lembut dan peka membuat Gita bingung, biasanya Gagah akan memanggil Gito, tapi setelah proses hijrahnya ia memiliki panggilan khusus untuk Gita yaitu menjadi dik manis, Gita yang memang tomboy dan menyukai hal-hal berbau kelaki-lakian jijik  dengan panggilan norak masnya itu. Tapi walaupun begitu Gagah tetap membiasakan panggilan dik manis dalam telinga Gita agar sisi kemuslimahannya keluar mungkin hehehe.
Puncak kekecewaan Gita memuncak saat dirinya harus melihat kebiasaan Gagah disela-sela waktu luangnya, dengan mantab dan emosi tingkat dewa ia mengatakan kalau mas Gagah tidak usah mengantarkan dirinya ke sekolah, sebagai gantainya Gita harus berlapang dada berdesakan dengan beberapa penumpang didalam mikrolet butut di ibu kota. Ada hal unik dalam setiap kali perjalananya menuju sekolah ia selalu bertemu dengan sosok laki-laki yang mirip sekali dengan masnya, mirip bukan secara fisik tetapi lewat sikap dan da’wah yang menggebu-gebu, namanya adalah Yudistira. Mungkin bagi Gita sial karena setiap kali Yudistira sedang melakoni perannya sebagai pendakwah tanpa disengaja Gita selalu tersinggung dengan ucapannya. Awalnya Gita memilih untuk turun dari metromini dan ga mau ambil pusing dengan tingkah Yudistira, tapi pada hari berikutnya dengan berani ia menegur si pria berkemeja kotak-kotak itu dikeramaian mikrolet, karena setiap yang keluar dari mulutnya selalu menyinggung perasaannya dan ia merasa kalau pria tersebut orang yang dikirim masnya untuk memata-matai atau merubah sudut pandangnya, hahahah boro-boro Yudistira kenal sama Gagah juga engga ketemu aja belom pernah.
Semakin berjalannya waktu Gagah mulai berani untuk mengajak teman-teman liqonya datang berkunjung kerumahnya melingkar bersama, kebetulan pada hari itu sedang ada perempuan yang dahulunya cukup dekat dengan Gagah, nah dibuat bingung tuh cewe sama Gagah. Perubahan Gagah juga membuat mamanya sedikit emosi dengannya karena secara bungkam Gagah keluar dari dunia modeling yang membantunya membiayai kehidupannya, belum lagi mama juga termakan oleh sikap Gita yang ga jelas kecewa berat dengan Gagah. Mama juga sempat marah sama Gagah karena dengan perubahan sikapnya membuat suasana rumah tak seadem dahulu malah menjadi sarana kemarahan Gita dan mama. Sepertinya baru pertama kali ia merasakan hal paling sedih dalam hidupnya tertolak oleh Gita dan mama. Namun Gagah tetap berusaha untuk bersama dan mengencangkan hubungannya sama Allah, ia tahu ini hanyalah proses dari perjalanan da’wahnya.
Alhamdulillah mama mulai melunak karena mengetahui perubahan Gagah kearah yang sangat positif, Gagah mengajak mama untuk mengunjungi rumah cinta tempat yang disulap Gagah dan teman-temannya seperti rumah baca atau rumah singgah didaerah pesisir. mulai dari sana mama memiliki pandangan yang berbeda dari perubahan Gagah, dan menganggap jalan baru yang dipilih Gagah adalah jalan terbaik. Ditambah tiga pereman kocak dan baik hati yang menceritakan semua kebaikan Gagah bersama teman-temannya mengeluarkan kocek yang cukup banyak untuk kepentingan orang-orang miskin di daerah itu. Kata-kata itu murni keluar dari mulut ketiga preman bukan dari Gagah yang berusaha untuk memamerkan citra terbaik dalam dirinya
      Gagah selalu mencari ide untuk kembali dekat dengan Gita, karena dirinya juga sedih dengan semua yang terjadi akhir-akhir ini. awalnya Gagah mengajak Gita pergi kesuatu tempat, ia tidak memberi tahu tempat apa yang akan mereka kunjungi, Gita si percaya aja dengan masnya ia masih beranggapan kalau mereka berdua akan pergi ke suatu tempat yang pastinya asik, ternyata Gagah mengajak Gita untuk pergi ke walimahan temannya, tentu Gita bingung karena semua perempuan yang dilihatanya menutup aurat mereka dengan rapat, belum sampai disitu saja kebingungan Gita tamu undangan laki-laki dan perempuan memiliki tempat yang berbeda, karena penganti laki-laki dan perempuannya duduk dipelaminan yang terpisah, dan untuk meminimalisir virus-virus mengerikan dikalangan ikhwan-akhwat ditengah-tengah ruangan diberikan hijab jadi tamu undangan tidak akan atau apa yang sedang terjadi dibalik tirai tersebut. Gita yang cuek dan ga tau apa-apa membuka tirai dengan santai dan memanggil-manggil mas Gagah, karena dihalangi oleh salah satu panitia yang melarang Gita untuk masuk kedalam tempat laki-laki tanpa sengaja Gita menyenggol salah satu pelayan yang sedang membawa nampan berisikan makanan, jadilah makanan dan nampan tersebut jatuh menyentuh lantai kaena kepo semua pasang matang memandang Gita dengan keheranan, Gagah yang memang mengenali kalau pembuat onar itu adalah adiknya langsung mengajak Gita untuk segera keluar dari dalam gedung. Setelah kepulangan mereka dari acara walimahan yang tersisa hanyalah kemarahan Gita yang semakin menggunung kepada Gagah.    
      Ada hal yang sangat mengejutkan Gita, kalau teman baiknya sudah merubah penampilannya dengan menutupi auratnya, dan penyebabnya adalah karena temannya memiliki kakak sepupu yang sangat menginspirasi baginya, ditengah-tengah kafirnya orang-orang Amerika kakak sepupunya malah memutuskan dirinya untuk menjadi seorang akhwat. Satu demi satu Gita mulai memahami perubahan kakaknya.
      Tapi sayang banget karena jumlah durasi tuh film yang terlalu lama akhirnya di bagi menjadi dua part karena bioskop ga mau menerimanya.. sempet kecewa juga karena film ini kan lahirnya dari cerpen ko bisa sampe panjang banget keluar jalur lagi, walapun gitu gw si yang harus berlapang dada karena penulis dan produser ketika mas Gagah pergi tuh orang yang sama Helvy Tiana Rossa jadi ya harus mendispensasi. Di dalam cerpennya Yudistira di ceritkan di ketika mas Gagah kembali setelah satu tahun berlalunya kematian mas Gagah tapi di filmnya Yudistira tuh keluar di awal dan sempat ketemu sama Gagah padahal Yudistira dan Gagah tuh ga kenal satu sama lain, ini yang keciri banget antra film dan cerpennya.
      Tapi yasudah mau gimana lagi masa gw mau ngamuk-ngamuk sendirian, salut juga sama aktingnya Hamas di KMGP beliau tuh beda banget sama ketika di TC.

Tangerang, 3 Februari 2015

Di Kamar Tercinta

0 komentar:

Posting Komentar

 

Melukis Hari dengan Kata Template by Ipietoon Cute Blog Design