Senin, 01 Februari 2016

SEE YOU AGAIN


            Mengawali tulisan hari ini saya akan membukanya lewat  mimpi yang saya alami tadi malam karena kata salah satu penulis senior di Indonesia untuk menjembatani menjadi penulis pemula agar aktif dan eksis dalam dunia kepenulisan ia harus belajar untuk mengkir mimpi mereka lewat tulisan. Dan saya pun tertarik untuk mengikuti jejaknya. Mungkin tidak sedikitpun mimpi yang saya alami tadi malam  asik dan nikmat dijadikan bahan bacaan tapi setidaknya saya hanya ingin membuktikan kepada Allah bahwa dalam bidang ini saya cukup serius.
            Mimpi saya berawal dari sebuah sindrom headline yang sebelum tidur sempat saya baca, dan tanpa sengaja terekam di limbic dan terealisasikan dalam alam bawah sadar. Kebetulan sebelum tidur sempat membaca dan melihat gambar yang cukup menarik tetapi tidak memutuskan untuk membacanya. Lewat mimpi itu jadi teringat masa-masa dua tahun silam waktu masih aktif sana-sini mengurusi urusan dakwah, sampai segala hal yang saya punya rela dikorbankan untuk mensuksesknya apa yang menjadi fokus saya beberapa tahun silam. Image dakwah tidak jauh-jauh dari jilbab besar, agenda rutin, demo sana-sini dan pastinya pencapaian tersebar untuk merauk masa terbanyak agar sama-sama menjadi seseorang yang mengerti titah Tuhanya. Bagi saya dakwah adalah segalanya saya rela memadati semua waktu luang hanya untuk syuro syuro dan syuro tanpa kenal lelah dan kata puas, karena dengan berorganisasi jadi menambah intuisi dalam bekarya, mainset yang semakin lebih baik, hidup tanpa kompromi, wajah-wajah baru, harapan baru dan tentunya semangat baru.
            Tetapi hari ini dakwah tidak seperti kemarin atau masa lalu, image dakwah sudah tidak seperti yang saya kenal dahulu , kadang sang kader tidak mengerti betul batasan-batasan apa saya yang boleh mereka lakukan dengan lawan jenis, sempat beberapa kali memergoki dan merasakan kurangnya batasan, bahan obrolan, kongko-kongko yang semuanya dilakukan dengan seenaknya segala hal diterobos karena kurangnya pengetahuan dan minimnya kesadaran. Yang sempat saya amati mengapa kita yang sudah di cover menjadi seperti orang-orang yang tidak paham betul batasan haram – halal. Kenapa harus sama disaat semuanya sudah saling mengerti dan mengetahui, akhirnya saya menarik kesimpulan banyak lawan jenis yang tidak menyadari hal tersebut maka akan terlihat seperti orang yang sedang berkhalawat. Yang suka membuat mengelus dada adalah kadang antara mereka masih suka menggunjing saudara sendiri memang tidak sefikroh tetapi mengapa selalu timbul perbedaan disaat semuanya dapat dijalankan dengan bersatu padu.
            Lewat kekesalan yang memuncak saya memutuskan untuk pergi jauh dari mereka dan mencari sarana dakwah yang berbeda, karena banyak hal yang dapat dilakukan untuk dakwah salah satunya lewat tulisan. Semoga langkah yang saya ambil ini tidak salah karena semata-mata  untuk meminimalisir dosa, saya tidak membeci ataupun menyalahkan mereka kita semua punya jalan masing-masing untuk meraih surga Allah, membina itu memang besar pahalanya tetapi saya tidak mau menempuh jalan tersebut, karena berdakwah lewat jalan lain yangj jelas halal itu bukanlah suatu hal yang salah. Semoga suatu saat nanti kita dapat tersenyum dijalan yang sama dan bangga atas pencapaian kerja keras kita dapat terealisasikan.
            Cerita hari ini tidak hanya tentang kehidupan alam bawah sadar saya, tetapi juga tentang skenario yang saya alami dalam dunia nyata. Pagi ini dibuat berbunga-bunga dengan hadiah manis yang diberikan Naila, satu buah bucket bunga buatan yang diberikannya kepada saya dengan tersenyum manis pesan cinta yang terselip lewat lipatan-lipatan kertas yang disulap menjadi bunga mengantarkan cinta yang hakiki dan dapat saya rasakan. Getaran cinta yang disampaikannya membuat saya bangga ikut andil dalam proses pendewasaan Naila dan teman-teman yang lainnya, walaupun hari ini hanya lima anak saja yang masuk tetapi atmosfir ukhuwah kami sangat terasa nikmatnya. Inilah bonus yang saya dapatkan dengan menjadi seorang tenaga pendidik dicinta banyak peserta didik menghasilkan kekuatan tersendiri dalam menghantarkan mereka pada pintu kesuksesan, setiap hari hanya atmosfir cinta dan ukhuwah sesama muslim yang dapat dirasakan, dan betapa nikmatnya menjadi seorang guru yang selalu dinantikan kehadirannya oleh teman-teman kecil. Ketika sudah bertemu dan tatap muka hanya mengeluarkan syair-syair rindu kepada sesama.
            Hari ini kami juga sempat memabahas mimpi besar teman-teman kecil dalam masa depan. Huuuufffffft rempong kalau sudah masuk pada bab ini karena tidak salah satupun dari mereka mau berempati dengan temannya untuk dapat diam sejenak mendengarkan mimpi yang akan mereka jalankan. Akhirnya semua berebut untuk bicara tentang mimpi masing-masing.
1.      Dzaki               :           Pemadan kebakaran
2.      Jason               :           Polisi
3.      Keisha             :           Dokter gigi
4.      Istvan              :           Dokter hewan
5.      Nabila              :           Dokter
6.      Naila                :           Dokter kandungan
7.      Nasya              :           Dokter gigi
8.      Bita                 :           Guru
9.      Viqo                :           Pemain bola
10.  Zhafirah          :           Guru
Itulah mimpi-mimpi mereka, rata-rata dari mereka ingin menjadi seorang dokter, hehehe cita-cita yang tidak pernah lekang dimakan zaman karena seingat saya ketika masih kecil cita-cita saya dan teman-teman juga ingin menjadi seorang dokter. Semoga mereka dapat merealisasikan impian yang menjadi semangat hidup mereka, jadi ingat tentang sebuah lagu yang dinyanyikan musis Indonesia yang memiliki syair sangat indah.
Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukan dunia
Berlarilah tanpa lelah agar engakau meraihnya
Bebaskan mimpimu diangkasa
Warnai bintang jiwa
Berlarilah dan terus tertawa walau dunia tak seindah surga
Bersyukurlah pada yang kuasa cinta diduan selama…..
            Tetapi tidak semuanya hari ini diisi dengan pelangi indah, ketika sentra sempat mendapati salah satu teman yang menangis karena persepsi yang sedang miss. Cukup lama saya membujuknya untuk segera melupakan keluh kesahnya berbagai cara dipatahkan dan terasa seperti tidak berguna untuk menghadapi air mata yang terus membahasi wajah polosnya. Nama anak tersebut adalah Adillah bocah manis nan pintar yang kurang mendapatkan sentuhan dari orang tuanya, karena sudah putus asa menghadapi tingkahnya hanya dapat memeluk dan mengelus bagain kepala sampai tulang ekor anak tersebut diam tak berkutik seperti sedang merasakan belaian seorang Ibu yang selama ini dirindukannya. Subhanallah efek dari minimnya ilmu untuk mengasuh anak yang terserang dalam sendi-sendir pemahaman seorang Ibu pada saat ini membuat anak-anak mereka mengalami masa yang disebut menyedihkan, dari beberapa orang yang saya temui ketika sedang membahas tentang pendidikan anak adalah tentang sentuhan seorang Ibu kepada anakanya dapat membuat mereka percaya diri, kuat, mandiri dan memiliki sifat-sifat terpuji lainnya.
Semoga ketika dimasa depan saya dapat menjadi seorang Ibu yang full serfis kepada semua anak-anak saya, karena Ibu adalah sekolah pertama dari mereka dan jangan bangga ketika mendapati guru dari anak kita yang dapat menaklukkannya, justru sebaliknya kita harus sedih dan menangis histeris ketika anak kita tak seciulpun didengarkan perkataannya. Karena sesungguhnya seorang Ibu haruslah menjadi orang pertama menjadi tempat keluh kesah putri maupun putra mereka.
Jadi belajar tenang kasus Adilla hari ini jadilah Ibu yang dapat melebihi superman, hulk, kapten Amerika dan banyak lagi pahlawan super karangan manusia, banggalah ketika kita dapat menjadi seperti Mariyam, Fatimah, Khadijah, Fatonah yang mampu menjadi orang dibalik layar kesuksesan buah hati kita dimasa depan. Karena Ibu segalanya bagi mereka, tanpa mereka kita tidak akan menjadi Ibu yang dinilai dan tanpa kita mereka akan menjadi seorang anak yang tidak menemukan kompas kehidupan. 
Melukis Hari dengan Kata
Tangerang, 21 April 2015



0 komentar:

Posting Komentar

 

Melukis Hari dengan Kata Template by Ipietoon Cute Blog Design