Lomba Annida Online “Tunjukkin Maaf Lo!”
Nama : Nailah
Tema : Aku
Mohon Maaf
Judul : Harmoni
Maaf Untuk Ayah
Siapa
makhluk serba kekurangan seperti kita yang tidak pernah berbuat salah, semua
dari kita sudah pasti selalu berbuat salah entah itu pertahun, perbulan,
perminggu, perhari, perjam, permenit bahkan sampai perdetik pasti kita selalu
berbuat salah. Karna sejatinya kita diciptakan oleh Allah SWT memang sebagai
makhluk yang memiliki sumber kesalahan. Itu sudah sunatullah yang ditakdirkan
oleh Allah agar kita sebaga makhluknya untuk selalu belajar introfeksi diri,
dan berkaca diri dari setiap salah yang kita buat. Berbuat salah itu adalah
kalimat yang sudah melekat dan mendarah daging yang selalu setia menjadi teman
hidup manusia dalam mentuntaskan puzzle-puzzle kehidupan di panggung sandiwara
ini, baik salah yang disengaja maupun yang tidak disengaja, baik dalam keadaan
sadar maupun tidak. Berbuat salah itu wajar bahkan pada zaman Rasulullah pun
banyak yang berbuat salah kita dapat belajar dari para pemanah ketika perang
uhud yang kala itu membelot dari perintah Rasul mereka dikuasi egoisme dan
kecintaan yang amat mesra terhadap duniawi.
Contoh
kecilnya dalam kehidupan pribadi sebagai anak muda yang miskin bukan bahkan
fakir dalam ilmu untuk menjadi anak yang berbakti seperti putri kandung murrobi
utama kita (Muhammad SAW) yaitu Fatimmah Azzahra yang saking taatnya beliau diberikan ganjaran istana nan megah dilengkapi
dengan keistimewaan dan kemewahan bahkan tidak dapat di jumpai oleh manusia
terkaya pun di jagad raya ini, namun kita hanyalah anak muda akhir zaman yang
selalu berbuat salah. Jika dibandingakan dengan Fatimmah Azzahra kita berskala
1 : 1000, 1 nya di posisikan untuk Fatimmah Azzahra dan 1000 nya di posisikan
kita sebagai pemuda dan pemudi akhir zaman. Sering sekali mencari perkara yang
sebenarnya itu sepele dan tidak pantas untuk diperdebatkan namun ego ini
berkata lain. Rasanya kalau belum memuntahkan semua unek-unek yang ada di dalam
hati itu belum afdol acap kali sedang beradu argument dengan suami dari Ibu,
setiap sedang mempertahankan argument masing-masing, ujung-ujungnya dari
perdepatan itu akan melahirkan puasa bicara antara kami selama berhari-hari,
namun inilah aksesoris kehidupan yang pastinya akan selalu dijumpai dalam episode-episode
kehidupan.
Kata
salah harus di lebur dengan kata maaf, kata yang tidak asing lagi bagi kita,
kata yang terdiri dari 4 huruf yang memiliki pengertian yang sangat indah dan
memikat, seperti tuts piano yang dimainkan oleh Sergei Rachmaninoff pianis
terkenal yang dapat melahirkan nada-nada yang mengangumkan dari setiap
jari-jemarinya. Itulah ekspetasinya maaf kita dapat diterima oleh orang yang
kita tuju. Namun banyak dari kita yang
enggan untuk bersahabat dengan kata tersebut. Kata MAAF dijadikan sosok yang
menakutkan dan menyeramkan ketika kesalahan telah dilakukan, kata itu sulit
sekali untuk di lontarkan bahkan sampai malu-malu untuk mengucapkannya, tidak
semudah seperti penyihir terkenal dalam dunia khayalan Harry Potter ketika
sedang mengeluarkan mantranya sembari mengayunkan tongkat sihirnya dan buff apa
yang diharapkan terkabul, namun maaf tersebut tidak mudah untuk diucapkan bagi
mereka-mereka yang masih di kuasai oleh musuh nyata kita (syaiton) maaf harus
sangat harus dilontarkan dari lidah ini, karna kalau tidak maka hukum Allah
yang akan bertindak banyak sekali kegagalan yang dapat dijumpai dan dirasakan
ketika sedang melakukan sesuatu karna buah dari tidak taatnya kepada Ayah.
Namun
kali ini ku akan mengucapkan beribu-ribu maaf kepada mu duhai Ayah karna
sejatinya anak itu memang harus taat kepada orang tuanya tidak ada orang tua
yang mau kalah dari anak-anaknya, karna merekalah yang lebih dahulu merasakan
asam manis dan kecutnya kehidupan ini dan merekalah yang lebih tau harus
bagaimana dan harus kemana arah dari konflik-konflik yang timbul. Ku tak
sepandai seperti Gita Gutawa yang mampu membuat syair indah dalam bait-bait
lagu nya, ku juga tak sepuitis seperti Oki Setiana Dewi yang mampu membacakan
puisi cinta dalam film ketika cinta bertasbih, bahkan ketika ku disuruh
menyanyi suara ku tak akan semerdu Melly Goeslow mereka dapat menyihir orang-orang
yang melihat dan mendengarkan apa yang dihasilkannya. Namun dengan mendoakan mu
sampai nanti malaikat maut mengambil nyawaku itu lah yang akan ku lakukan untuk
mu duhai Bapak dari Kakak dan Adik-adikku. Allahummaghfirlii
waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa
Walau
ini berat, bukan tapi sulit, salah tapi menggelikan, kurang tepat tetapi bikin
konyol, atau bahkan membuat menggelitik tapi dengan ini aku mohon maaf pada mu,
karna aku ingin Ayah menggandengan tangan ku ketika kita dapat ditakdirkan
untuk tinggal didalam surga Allah, surga yang nantinya kita semua dapat
berkumpul di dalamnya bersama para Rasul, Nabi, Sahabat, Tabiin, Tabiin-Tabiin
dan semua orang muslim dan muslimah dari berbagai kaum dan zaman. Allah tidak
akan ridho untuk aku masuk kedalam surganya ketika aku belum mendapatkan
lisensi maaf dari mu Ayah.
0 komentar:
Posting Komentar