Minggu, 04 Agustus 2013

Harmoni Maaf Untuk Ayah


Lomba Annida Online “Tunjukkin Maaf Lo!”
Nama   :           Nailah
Tema   :           Aku Mohon Maaf
Judul   :           Harmoni Maaf Untuk Ayah

Siapa makhluk serba kekurangan seperti kita yang tidak pernah berbuat salah, semua dari kita sudah pasti selalu berbuat salah entah itu pertahun, perbulan, perminggu, perhari, perjam, permenit bahkan sampai perdetik pasti kita selalu berbuat salah. Karna sejatinya kita diciptakan oleh Allah SWT memang sebagai makhluk yang memiliki sumber kesalahan. Itu sudah sunatullah yang ditakdirkan oleh Allah agar kita sebaga makhluknya untuk selalu belajar introfeksi diri, dan berkaca diri dari setiap salah yang kita buat. Berbuat salah itu adalah kalimat yang sudah melekat dan mendarah daging yang selalu setia menjadi teman hidup manusia dalam mentuntaskan puzzle-puzzle kehidupan di panggung sandiwara ini, baik salah yang disengaja maupun yang tidak disengaja, baik dalam keadaan sadar maupun tidak. Berbuat salah itu wajar bahkan pada zaman Rasulullah pun banyak yang berbuat salah kita dapat belajar dari para pemanah ketika perang uhud yang kala itu membelot dari perintah Rasul mereka dikuasi egoisme dan kecintaan yang amat mesra terhadap duniawi.
Contoh kecilnya dalam kehidupan pribadi sebagai anak muda yang miskin bukan bahkan fakir dalam ilmu untuk menjadi anak yang berbakti seperti putri kandung murrobi utama kita (Muhammad SAW) yaitu Fatimmah Azzahra yang saking taatnya beliau  diberikan ganjaran istana nan megah dilengkapi dengan keistimewaan dan kemewahan bahkan tidak dapat di jumpai oleh manusia terkaya pun di jagad raya ini, namun kita hanyalah anak muda akhir zaman yang selalu berbuat salah. Jika dibandingakan dengan Fatimmah Azzahra kita berskala 1 : 1000, 1 nya di posisikan untuk Fatimmah Azzahra dan 1000 nya di posisikan kita sebagai pemuda dan pemudi akhir zaman. Sering sekali mencari perkara yang sebenarnya itu sepele dan tidak pantas untuk diperdebatkan namun ego ini berkata lain. Rasanya kalau belum memuntahkan semua unek-unek yang ada di dalam hati itu belum afdol acap kali sedang beradu argument dengan suami dari Ibu, setiap sedang mempertahankan argument masing-masing, ujung-ujungnya dari perdepatan itu akan melahirkan puasa bicara antara kami selama berhari-hari, namun inilah aksesoris kehidupan yang pastinya akan selalu dijumpai dalam episode-episode kehidupan.
Kata salah harus di lebur dengan kata maaf, kata yang tidak asing lagi bagi kita, kata yang terdiri dari 4 huruf yang memiliki pengertian yang sangat indah dan memikat, seperti tuts piano yang dimainkan oleh Sergei Rachmaninoff pianis terkenal yang dapat melahirkan nada-nada yang mengangumkan dari setiap jari-jemarinya. Itulah ekspetasinya maaf kita dapat diterima oleh orang yang kita tuju.  Namun banyak dari kita yang enggan untuk bersahabat dengan kata tersebut. Kata MAAF dijadikan sosok yang menakutkan dan menyeramkan ketika kesalahan telah dilakukan, kata itu sulit sekali untuk di lontarkan bahkan sampai malu-malu untuk mengucapkannya, tidak semudah seperti penyihir terkenal dalam dunia khayalan Harry Potter ketika sedang mengeluarkan mantranya sembari mengayunkan tongkat sihirnya dan buff apa yang diharapkan terkabul, namun maaf tersebut tidak mudah untuk diucapkan bagi mereka-mereka yang masih di kuasai oleh musuh nyata kita (syaiton) maaf harus sangat harus dilontarkan dari lidah ini, karna kalau tidak maka hukum Allah yang akan bertindak banyak sekali kegagalan yang dapat dijumpai dan dirasakan ketika sedang melakukan sesuatu karna buah dari tidak taatnya kepada Ayah.
Namun kali ini ku akan mengucapkan beribu-ribu maaf kepada mu duhai Ayah karna sejatinya anak itu memang harus taat kepada orang tuanya tidak ada orang tua yang mau kalah dari anak-anaknya, karna merekalah yang lebih dahulu merasakan asam manis dan kecutnya kehidupan ini dan merekalah yang lebih tau harus bagaimana dan harus kemana arah dari konflik-konflik yang timbul. Ku tak sepandai seperti Gita Gutawa yang mampu membuat syair indah dalam bait-bait lagu nya, ku juga tak sepuitis seperti Oki Setiana Dewi yang mampu membacakan puisi cinta dalam film ketika cinta bertasbih, bahkan ketika ku disuruh menyanyi suara ku tak akan semerdu Melly Goeslow mereka dapat menyihir orang-orang yang melihat dan mendengarkan apa yang dihasilkannya. Namun dengan mendoakan mu sampai nanti malaikat maut mengambil nyawaku itu lah yang akan ku lakukan untuk mu duhai Bapak dari Kakak dan Adik-adikku. Allahummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa
Walau ini berat, bukan tapi sulit, salah tapi menggelikan, kurang tepat tetapi bikin konyol, atau bahkan membuat menggelitik tapi dengan ini aku mohon maaf pada mu, karna aku ingin Ayah menggandengan tangan ku ketika kita dapat ditakdirkan untuk tinggal didalam surga Allah, surga yang nantinya kita semua dapat berkumpul di dalamnya bersama para Rasul, Nabi, Sahabat, Tabiin, Tabiin-Tabiin dan semua orang muslim dan muslimah dari berbagai kaum dan zaman. Allah tidak akan ridho untuk aku masuk kedalam surganya ketika aku belum mendapatkan lisensi maaf dari mu Ayah.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Melukis Hari dengan Kata Template by Ipietoon Cute Blog Design