April
2016 masih terlihat sehat, masih banyak makan dan kemana-mana seorang diri,
awal mei 2016 masuk RS dan menjalankan operasi kecil indoskopi di bersihkan
teroit dan prostat, tapi hanya dua hal tersebut yang bisa di angkat oleh dokter
tumor dengan ukuran cukup besar didalam
kantung kemih tidak bisa di ambil karena prosedurnya belum memadai.
Kurang lebih empat hari opname pasca indoskopi, satu hari setelah diizinkan
dokter untuk pulang babah masuk RS kembali bermalam di IGD di teman dengan Tia
dan Usin, tidak banyak tindakan yang dilakukan dokter IGD dengan alasan dokter
yang mengoperasi babah sulit di hubungi jadi mereka tidak dapat menangani
babah. Lima hari di rawat kembali setelah itu pulang, setiap satu minggu sekali
cek up, beberapa hari setelah keluar RS yang kedua kalinya babah tidak bisa
buang air kecil lagi dilarikan ke RS Siloam didampingi mamah dan Usin. Tetapi
hanya pasang kateter dan pulang lagi karena mereka tidak mau menangi pasien
yang sebelumnya sudah ditangi oleh RS lain. Beberapa hari menjelang ramadhan
mamah diberi surat rujukan untuk membawa babah ke RS yang ada di Jakarta dengan
alasan karena perlengkapan di RS Jakarta lebih memadai di bandingkan Tangerang.
Hari
pertama ramadhan ke RS Fatmawati tidak bisa bertemu dengan dokter karena harus
di jadwalkan terlebih dahulu, jawaban dari petugas RS Fatmawati dua bulan
terhitung dari tanggal yang tertera di surat rujukan baru dapat bertemu dengan
dokter kalau di prediksi dari tanggal sekitat agustus baru bisa konsul. Keadaan
babah semakin memburuk akhirnya dengan pertolongan Allah mamah dapat surat
rujukan lagi untuk ke RSCM, dengan modal nekat dan pertolongan Allah babah di
dampingi mamah, Udi dan Usin pergi ke RSCM. Alhamdulillah RSCM menerima babah
yang awalnya mau mereka tolak, dua minggu di hari ramadhan babah menjalankan
indoskopi lagi untuk mengurangi tumor yang menutupi lubang di saluran tempat
pembuangan air kecilnya. Karena dikit lagi mendekati lebaran dokter-dokter yang
menangani babah mengambil tindakan untuk mengangkat sebagian kecil lagi
tumornya.
Hari
lebaran masih terlihat baik dan sehat, satu minggu setelah lebaran konsul
kembali ke RSCM, semua hasil scan dan ronsen di baca oleh dokter. Melakukan
semua tes kesehatan dari jantung, paru-paru, ginjal dan semua organ tubuh yang
lain. Hasil AP menunjukkan tumor yang ada di kantung kemih babah termasuk
kategori ganas, semua tes sudah di lakukan, bermasalah di paru-parunya ada
kemungkinan TBC atau kankernya sudah menyebar sampai paru-paru.
Pertengahan
agustus masuk RS kembali karena kondisi babah sudah tidak memungkinkan untuk
menunggu dengan waktu yang cukup lama. Dua hari setelah masuk RS kembali dokter
mengatakan kalau ginjal babah sudah terendam air, karena sudah lama sekali
babah tidak bisa BAK dengan normal. Dokter membuat dua lubang samping kanan dan
kiri di belakangan tubuh babah untuk mengeluarkan semua air yang ada di
tubuhnya. Selama kurang lebih sepuluh hari di rawat, selasa 22 agustus di
izinkan pulang dan jum’at 26 agustus masuk RS kembali karena harus operasi pada
senin 29 agustus. Scenario yang diberikan oleh dokter kantung kemih akan di
angkat seluruhnya dan dibuatkan saluran air kecil di samping perutnya seumur
hidup babah akan menggunakan kateter, karena air yang masuk dalam tubuhnya akan
keluar dengan sendirinya tanpa ia sadari. Mulai senin 29 agustus babah tidak
akan pernah lagi merasakan bagaimana orang normal meraskan keinginan untuk
buang air kecil. Setelah operasi dilakukan babah harus beberapa kali
menjalankan kemo untuk mematikan dan menghentikan sel-sel kanker yang bersarang
ditubuhnya.
Penjadwalan operasi meleset
dengan alasan tidak ada kamar ICU, padahal babah udah di kuras perutnya dan
semua kotoran dalam perut sudah keluar. Kamis 1 september babah masuk keruang
operasi dari jam delapan sampai jam empat sore pembuatan lubang BAK di perut
bagian kanan, besok paginya babah baru sadar kembali pasca operasi. Kurang
lebih tiga hari nginep di ICU setelah keluar masuk dalam kamar rawat inap,
sepuluh hari kemudian di jadwalkan bisa pulang tapi seminggu kemudian jaitan
babah robek di hari kamis 8 september antara jam tujuh atau sembilan malam
akhirnya jam tiga sore setelah sembilan belas jam babah menahan sakit hari
jum’at babah masuk ruang operasi lagi
dan baru keluar jam sembilan malam, karena tidak terjadwal di ICU babah
bermalam untuk yang kedua kalinya di HCU. Ternyata babah infeksi di bagian usus
dan jaluar pembuangan akhirnya terhambat, scenario dokter pembuatan lubang BAB
dibagian perut sebelah kiri dan akan ditutup kembali tiga bulan kemudian
setelah babah benar-benar sembuh. Dua hari kemudian keluar dari HCU dan masuk
kamar 401 karena masih harus dalam pengawasan dokter selama 24 jam. Akhirnya
selama beberapa hari di 401 diizinkan untuk pindah ke kamar biasa, baru
bertahan beberapa hari di kamar biasa babah harus masuk lagi ke kamar 401 karna
kondisi babah yang kesulitan bernafas dan harus pakai alat pendeteksi detak
jantung dan bantuan oksigen yang ga pernah lepas. Minggu 18 september
babah masuk lagi ke 401. Dan saat itu
hari-hari terakhir babah di RS.
Dokter Ikhlas mengizinkan babah
pulang dengan alasan nanti akan ada penyakit baru kalau babah tetap di RS
mungkin sebenarnya dia sudah tahu kalau babah ga ada harapan lagi untuk sembuh,
tapi namanya dokter memang harus pandai sandiwara di depan pasien. Kamis 22
september bada isya babah pulang kerumah jidah, pertama kali tidur di kamar
enjid. Mamah dan Ilah yang nemenin babah, malam pertama babah pulang Ilah ga
tidur karena hampir setiap jam babah panggil Ilah. Hari kedua masih sama, sabtu
24 september babah minta beliin kursi roda dan tabung oksigen hari itu juga di
beliin supaya babah semangat lagi, dalam satu hari bisa sampai 10 bolak balik
beliin babah makanan dan minuman sesuai pesanan babah walaupun yang di makan
cuma dikit bahkan kadang ga sama sekali babah makan. Padahal dulu kalau soal
makanan babah juara satu.
Senin 26 september mamah bawa babah
lagi ke RSCM, babah minta di rawat lagi di sana karena udah ga kuat dan hampir
setiap malam ga bisa tidur. Ternyata babah di tolak dan dokter udah ga bisa
lagi berbuat apa-apa, dengan hati-hati dokter bilang tentang kondisi babah dan jalan
terbaik saat ini babah harus pulang dan udah ga bisa di rawat lagi. Sebelumnya
dokter juga bilang sama mamah kalau seluruh tubuhya udah di penuhin kanker.
Waktu mamah cerita begitu Ilah masih yakin kalau babah bisa bertahan beberapa
bulan ke depan, rasanya pahit untuk menerima kenyataan saat itu dan berusaha
mengalihkan fikiran dan berharap kalau babah pasti akan baik-baik saja.
Sampai saat itu saudara babah belum
ada yang tahu kalau kondisi babah sudah benar-benar tidak ada harapan. Tiga hari
menjelang meniggal babah ga mau pake sarung, mungkin karena hawanya gerah sama
banget kaya enjid dan jidah waktu detik-detik menjelang kematian. Minggu 2
oktober jam 06.30 pagi waktu mau
berangkat tahsin babah minta lantunin asmaul husna ternyata itu permintaan
terakhir babah ke Ilah, ya permintaan terakhir sederhana seorang bapak yang
sudah tak berdaya kepada anaknya. Pulang dari at taqwa masih bisa suapinin es
krim ke babah ternyata itu suapan es krim terakhir babah di dunia ini. Satu
hari itu babah ga makan sama sekali, cuma babah yang bisa merasakan rasa lapar
tapi tidak mau makan.
Mingg 2 oktober menjelang magrib
aleh Gayah kakak babah datang untuk jenguk babah, mungkin beliau juga ga
nyangka kalau adiknya sudah separah itu. Senin 3 oktober menjadi pagi yang
kelabu banget buat Ilah, bangun tidur ga
langsung ke kamar enjid karena harus cepet-cepet berangkat ngajar kebetulan
malam itu ga tidur sama babah karena ada aleh Gayah dan ka Yoyoh yang ikut
nemenin babah. Selesai mandi baru bisa liat babah dan pagi itu pandangan mata
babah kosong banget dan kepalanya gerak-gerak terus kekanan dan kekiri,
walaupun Ilah panggil-panggil babah cuma satu kali babah natap Ilah dan
melakukan hal yang sama lagi, waktu lihat babah kaya gitu cuma bisa nangis
karena babah ga seperti biasanya, akhirnya mutusin untuk ga ngajar dan terus
baca surat Ar-Radu di seling sama syahadat dan asmaul husna terus seperti itu
sampai babah menghebuskan nafas terakhir. Sebelum meninggal babah ga bisa
ngomong sama sekali, sepuluh menit sebelum babah meninggal Ilah sempat bisikin
kalimat “selama ini babah itu berjasa banget buat keluarga kita karena babah
cari uang buat kita semua, tangan babah kaki babah dan seluruh anggota tubuh
babah berjasa buat kita semua” akhirnya ga lama kemudian babah meninggal dengan
senyum dan dua tarikan nafas.
Proses sakaratul maut itu jin dan
malaikat sedang tarik menarik untuk menjadikan kita kafir atau muslim, dengan
senyumnya babah sebelum menghembuskan nafas terakhir kali itu menandakan kalau
babah khusnul khatimah. Ilah takut babah
sulit ketika melewati sakaratul itu tetapi berkat pertolongan Allah Ia
memudahkan babah. Entah amalan istimewa apa yang babah miliki sampai Allah
mempermudah babah, tapi yang jelas ga pernah sekalipun babah mengeluh tentang
sakit babah.
Kematian itu pasti Ilah yakin banget
dengan takdir itu, dulu sebelum enjid, jidah dan babah meninggal kalimat itu
seperti angin yang ga ada artinya tetapi saat kematian itu datang menghampiri
orang-orang terdekat ternyata kematian itu pahit dan menyedihkan itulah rasanya.
Ga nyangka babah yang dulu kuat kini terbungkus kaku dengan kain putih. Tidur
dengan damai tanpa benang yang terjahit sehelai pun, masuk kedalam keranda dan
dibawa untuk di sholatkan, ya di sholatkan hanya untuk orang-orang yang sudah
tiada. Mencium bumi tempat peristirahatan terakhir, di adzankan dan di tangisi.
“Ya Allah sayangilah kedua orang tua ku, seperti
mereka menyayangiku di waktu kecilku”
Jadikan kuburnya sebagai tempat persitirahatan
terbaik untuknya
Sayangilah ia sebagai hamba yang mengemis kasih sayangMu
Terangilah alam kuburnya
Permudahlah ia menjawab pertanyaan malaikat mu
Jadikanlah alam kuburnya sebagai taman-taman surga
untuknya
Beratkanlah amal kebaikannya
Masukannlah ia kedalam surgaMu
Pertemukanlah ia dengan Rasulullah, para sahabat,
tabiin, tabiin-tabiin, ulama, kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya.
Alfatihah untuk Syekh Husein Al Kherid bin Husein Al
Kherid
I Will Always Love Babah
Tangerang, 29 Januari 2017
Indahnya Melukis Hari
insya Allah jannah babah kami tersayang...
BalasHapus