Jumat, 17 Februari 2017

Perjalanan Babah



            April 2016 masih terlihat sehat, masih banyak makan dan kemana-mana seorang diri, awal mei 2016 masuk RS dan menjalankan operasi kecil indoskopi di bersihkan teroit dan prostat, tapi hanya dua hal tersebut yang bisa di angkat oleh dokter tumor dengan ukuran cukup besar didalam  kantung kemih tidak bisa di ambil karena prosedurnya belum memadai. Kurang lebih empat hari opname pasca indoskopi, satu hari setelah diizinkan dokter untuk pulang babah masuk RS kembali bermalam di IGD di teman dengan Tia dan Usin, tidak banyak tindakan yang dilakukan dokter IGD dengan alasan dokter yang mengoperasi babah sulit di hubungi jadi mereka tidak dapat menangani babah. Lima hari di rawat kembali setelah itu pulang, setiap satu minggu sekali cek up, beberapa hari setelah keluar RS yang kedua kalinya babah tidak bisa buang air kecil lagi dilarikan ke RS Siloam didampingi mamah dan Usin. Tetapi hanya pasang kateter dan pulang lagi karena mereka tidak mau menangi pasien yang sebelumnya sudah ditangi oleh RS lain. Beberapa hari menjelang ramadhan mamah diberi surat rujukan untuk membawa babah ke RS yang ada di Jakarta dengan alasan karena perlengkapan di RS Jakarta lebih memadai di bandingkan Tangerang.
            Hari pertama ramadhan ke RS Fatmawati tidak bisa bertemu dengan dokter karena harus di jadwalkan terlebih dahulu, jawaban dari petugas RS Fatmawati dua bulan terhitung dari tanggal yang tertera di surat rujukan baru dapat bertemu dengan dokter kalau di prediksi dari tanggal sekitat agustus baru bisa konsul. Keadaan babah semakin memburuk akhirnya dengan pertolongan Allah mamah dapat surat rujukan lagi untuk ke RSCM, dengan modal nekat dan pertolongan Allah babah di dampingi mamah, Udi dan Usin pergi ke RSCM. Alhamdulillah RSCM menerima babah yang awalnya mau mereka tolak, dua minggu di hari ramadhan babah menjalankan indoskopi lagi untuk mengurangi tumor yang menutupi lubang di saluran tempat pembuangan air kecilnya. Karena dikit lagi mendekati lebaran dokter-dokter yang menangani babah mengambil tindakan untuk mengangkat sebagian kecil lagi tumornya.
            Hari lebaran masih terlihat baik dan sehat, satu minggu setelah lebaran konsul kembali ke RSCM, semua hasil scan dan ronsen di baca oleh dokter. Melakukan semua tes kesehatan dari jantung, paru-paru, ginjal dan semua organ tubuh yang lain. Hasil AP menunjukkan tumor yang ada di kantung kemih babah termasuk kategori ganas, semua tes sudah di lakukan, bermasalah di paru-parunya ada kemungkinan TBC atau kankernya sudah menyebar sampai paru-paru.
            Pertengahan agustus masuk RS kembali karena kondisi babah sudah tidak memungkinkan untuk menunggu dengan waktu yang cukup lama. Dua hari setelah masuk RS kembali dokter mengatakan kalau ginjal babah sudah terendam air, karena sudah lama sekali babah tidak bisa BAK dengan normal. Dokter membuat dua lubang samping kanan dan kiri di belakangan tubuh babah untuk mengeluarkan semua air yang ada di tubuhnya. Selama kurang lebih sepuluh hari di rawat, selasa 22 agustus di izinkan pulang dan jum’at 26 agustus masuk RS kembali karena harus operasi pada senin 29 agustus. Scenario yang diberikan oleh dokter kantung kemih akan di angkat seluruhnya dan dibuatkan saluran air kecil di samping perutnya seumur hidup babah akan menggunakan kateter, karena air yang masuk dalam tubuhnya akan keluar dengan sendirinya tanpa ia sadari. Mulai senin 29 agustus babah tidak akan pernah lagi merasakan bagaimana orang normal meraskan keinginan untuk buang air kecil. Setelah operasi dilakukan babah harus beberapa kali menjalankan kemo untuk mematikan dan menghentikan sel-sel kanker yang bersarang ditubuhnya.
                Penjadwalan operasi meleset dengan alasan tidak ada kamar ICU, padahal babah udah di kuras perutnya dan semua kotoran dalam perut sudah keluar. Kamis 1 september babah masuk keruang operasi dari jam delapan sampai jam empat sore pembuatan lubang BAK di perut bagian kanan, besok paginya babah baru sadar kembali pasca operasi. Kurang lebih tiga hari nginep di ICU setelah keluar masuk dalam kamar rawat inap, sepuluh hari kemudian di jadwalkan bisa pulang tapi seminggu kemudian jaitan babah robek di hari kamis 8 september antara jam tujuh atau sembilan malam akhirnya jam tiga sore setelah sembilan belas jam babah menahan sakit hari jum’at  babah masuk ruang operasi lagi dan baru keluar jam sembilan malam, karena tidak terjadwal di ICU babah bermalam untuk yang kedua kalinya di HCU. Ternyata babah infeksi di bagian usus dan jaluar pembuangan akhirnya terhambat, scenario dokter pembuatan lubang BAB dibagian perut sebelah kiri dan akan ditutup kembali tiga bulan kemudian setelah babah benar-benar sembuh. Dua hari kemudian keluar dari HCU dan masuk kamar 401 karena masih harus dalam pengawasan dokter selama 24 jam. Akhirnya selama beberapa hari di 401 diizinkan untuk pindah ke kamar biasa, baru bertahan beberapa hari di kamar biasa babah harus masuk lagi ke kamar 401 karna kondisi babah yang kesulitan bernafas dan harus pakai alat pendeteksi detak jantung dan bantuan oksigen yang ga pernah lepas. Minggu 18 september babah  masuk lagi ke 401. Dan saat itu hari-hari terakhir babah di RS.
            Dokter Ikhlas mengizinkan babah pulang dengan alasan nanti akan ada penyakit baru kalau babah tetap di RS mungkin sebenarnya dia sudah tahu kalau babah ga ada harapan lagi untuk sembuh, tapi namanya dokter memang harus pandai sandiwara di depan pasien. Kamis 22 september bada isya babah pulang kerumah jidah, pertama kali tidur di kamar enjid. Mamah dan Ilah yang nemenin babah, malam pertama babah pulang Ilah ga tidur karena hampir setiap jam babah panggil Ilah. Hari kedua masih sama, sabtu 24 september babah minta beliin kursi roda dan tabung oksigen hari itu juga di beliin supaya babah semangat lagi, dalam satu hari bisa sampai 10 bolak balik beliin babah makanan dan minuman sesuai pesanan babah walaupun yang di makan cuma dikit bahkan kadang ga sama sekali babah makan. Padahal dulu kalau soal makanan babah juara satu.
            Senin 26 september mamah bawa babah lagi ke RSCM, babah minta di rawat lagi di sana karena udah ga kuat dan hampir setiap malam ga bisa tidur. Ternyata babah di tolak dan dokter udah ga bisa lagi berbuat apa-apa, dengan hati-hati dokter bilang tentang kondisi babah dan jalan terbaik saat ini babah harus pulang dan udah ga bisa di rawat lagi. Sebelumnya dokter juga bilang sama mamah kalau seluruh tubuhya udah di penuhin kanker. Waktu mamah cerita begitu Ilah masih yakin kalau babah bisa bertahan beberapa bulan ke depan, rasanya pahit untuk menerima kenyataan saat itu dan berusaha mengalihkan fikiran dan berharap kalau babah pasti akan baik-baik saja.
            Sampai saat itu saudara babah belum ada yang tahu kalau kondisi babah sudah benar-benar tidak ada harapan. Tiga hari menjelang meniggal babah ga mau pake sarung, mungkin karena hawanya gerah sama banget kaya enjid dan jidah waktu detik-detik menjelang kematian. Minggu 2 oktober jam  06.30 pagi waktu mau berangkat tahsin babah minta lantunin asmaul husna ternyata itu permintaan terakhir babah ke Ilah, ya permintaan terakhir sederhana seorang bapak yang sudah tak berdaya kepada anaknya. Pulang dari at taqwa masih bisa suapinin es krim ke babah ternyata itu suapan es krim terakhir babah di dunia ini. Satu hari itu babah ga makan sama sekali, cuma babah yang bisa merasakan rasa lapar tapi tidak mau makan.
            Mingg 2 oktober menjelang magrib aleh Gayah kakak babah datang untuk jenguk babah, mungkin beliau juga ga nyangka kalau adiknya sudah separah itu. Senin 3 oktober menjadi pagi yang kelabu banget buat Ilah,  bangun tidur ga langsung ke kamar enjid karena harus cepet-cepet berangkat ngajar kebetulan malam itu ga tidur sama babah karena ada aleh Gayah dan ka Yoyoh yang ikut nemenin babah. Selesai mandi baru bisa liat babah dan pagi itu pandangan mata babah kosong banget dan kepalanya gerak-gerak terus kekanan dan kekiri, walaupun Ilah panggil-panggil babah cuma satu kali babah natap Ilah dan melakukan hal yang sama lagi, waktu lihat babah kaya gitu cuma bisa nangis karena babah ga seperti biasanya, akhirnya mutusin untuk ga ngajar dan terus baca surat Ar-Radu di seling sama syahadat dan asmaul husna terus seperti itu sampai babah menghebuskan nafas terakhir. Sebelum meninggal babah ga bisa ngomong sama sekali, sepuluh menit sebelum babah meninggal Ilah sempat bisikin kalimat “selama ini babah itu berjasa banget buat keluarga kita karena babah cari uang buat kita semua, tangan babah kaki babah dan seluruh anggota tubuh babah berjasa buat kita semua” akhirnya ga lama kemudian babah meninggal dengan senyum dan dua tarikan nafas.
            Proses sakaratul maut itu jin dan malaikat sedang tarik menarik untuk menjadikan kita kafir atau muslim, dengan senyumnya babah sebelum menghembuskan nafas terakhir kali itu menandakan kalau babah khusnul khatimah. Ilah takut  babah sulit ketika melewati sakaratul itu tetapi berkat pertolongan Allah Ia memudahkan babah. Entah amalan istimewa apa yang babah miliki sampai Allah mempermudah babah, tapi yang jelas ga pernah sekalipun babah mengeluh tentang sakit babah.
            Kematian itu pasti Ilah yakin banget dengan takdir itu, dulu sebelum enjid, jidah dan babah meninggal kalimat itu seperti angin yang ga ada artinya tetapi saat kematian itu datang menghampiri orang-orang terdekat ternyata kematian itu pahit dan menyedihkan itulah rasanya. Ga nyangka babah yang dulu kuat kini terbungkus kaku dengan kain putih. Tidur dengan damai tanpa benang yang terjahit sehelai pun, masuk kedalam keranda dan dibawa untuk di sholatkan, ya di sholatkan hanya untuk orang-orang yang sudah tiada. Mencium bumi tempat peristirahatan terakhir, di adzankan dan di tangisi.
“Ya Allah sayangilah kedua orang tua ku, seperti mereka menyayangiku di waktu kecilku”
Jadikan kuburnya sebagai tempat persitirahatan terbaik untuknya
Sayangilah ia sebagai hamba yang  mengemis kasih sayangMu
Terangilah alam kuburnya
Permudahlah ia menjawab pertanyaan malaikat mu
Jadikanlah alam kuburnya sebagai taman-taman surga untuknya
Beratkanlah amal kebaikannya
Masukannlah ia kedalam surgaMu
Pertemukanlah ia dengan Rasulullah, para sahabat, tabiin, tabiin-tabiin, ulama, kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya.

Alfatihah untuk Syekh Husein Al Kherid bin Husein Al Kherid

I Will Always Love Babah

Tangerang, 29 Januari 2017

Indahnya Melukis Hari

1 komentar:

 

Melukis Hari dengan Kata Template by Ipietoon Cute Blog Design